22 kolektif adalah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan
bersama oleh suatu kelompok, kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura maupun keuntungan. Sedangkan usahatani kooperatif adalah
usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok,
misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran.
3. Pola
Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi tiga yaitu khusus, tidak khusus, dan campuran. Usahatani khusus adalah usahatani yang hanya
mengusahakan satu cabang usahatani saja, misalnya usahatani perikanan. Usahatani tidak khusus adalah usahatani yang mengusahakan beberapa
cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas tegas. Dan usahatani campuran adalah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara
bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas tegas, contohnya tumpang sari dan mina padi.
4. Tipe
Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam,
usahatani kambing, dan usahatani nanas.
3.3. Konsep Biaya Usahatani
Menurut Suratiyah 2009 terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung biaya dan pendapatan didalam usahatani yaitu pendekatan
nominal, pendekatan nilai yang akan datang, dan pendekatan nilai sekarang. 1.
Pendekatan nominal Pendekatan nominal tidak memperhitungkan nilai uang menurut
waktu tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu
periode proses produksi. 2.
Pendekatan nilai yang akan datang Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses
produksi dibawa ke nanti pada saat panen atau saat akhir proses produksi.
23 3.
Pendekatan nilai sekarang Pendekatan yang memperhitungkan semua pengeluaran dan
penerimaan dalam proses produksi dibawa ke saat awal atau sekarang saat dimulainya proses produksi.
Menurut Hernanto
1989, Klasifikasi
biaya penting
dalam membandingkan pendapatan untuk mengetahui kebenaran jumlah biaya yang
tertera pada pernyataan pendapatan income statement. Ada empat kategori mengenai biaya, yaitu:
1.
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi. Besar kecilnya biaya tetap tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi. Yang termasuk biaya tetap adalah pajak tanah, pajak
air, penyusutan alat, dan bangunan pertanian. 2.
Biaya variabel adalah biaya-biaya berubah. Besar kecilnya tergantung
kepada biaya skala produksi, misalnya biaya untuk pupuk, bibit, herbisida, biaya panen, biaya pengolahan tanah, dan biaya tenaga kerja.
3. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang langsung dibayar
tunai. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa air dan pajak tanah, sedangkan untuk biaya variabel antara lain biaya untuk pemakaian bibit,
pupuk, obat-obatan, dan tenaga luar keluarga. 4.
Biaya tidak tunai meliputi biaya tetap dan biaya untuk tenaga kerja keluarga. Sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain biaya panen
dan pengolahan tanah dari keluarga dan jumlah pupuk kandang yang dipakai.
Soekartawi 2006 menyatakan bahwa biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi
yang diperoleh. Menurut Soekartawi dkk. 1986 pengeluaran usahatani mencakup
pengeluaran tunai dan tidak tunai. Pengeluaran tunai atau biaya tunai usahatani
24 farm payment adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan
jasa bagi usahatani, tidak mencakup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. Sedangkan pengeluaran total atau biaya total usahatani total farm expenses
adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Nilai barang dan jasa
untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit harus dimasukkan sebagai biaya. Apabila di dalam usahatani menggunakan alat-
alat pertanian, maka harus dihitung penyusutannya dan dianggap sebagai pengeluaran atau biaya. Penyusutan merupakan penurunan nilai inventaris yang
disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan.
3.4. Konsep Penerimaan Usahatani