Karakteristik Umum Nanas ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI MAKMUR DESA ASTOMULYO, KECAMATAN PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH

8 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Umum Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia Amerika Selatan yang telah didomestikasi di sana sebelum masa Columbus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, dan masuk ke Indonesia pada abad ke -15 tahun 1599. Di Indonesia pada mulanya nanas hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas hingga menjadi tanaman yang di kebunkan di lahan kering tegalan di seluruh nusantara. Tanaman nanas kini dipelihara di daerah tropik dan subtropik. Varietas kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Klasifikasi tanaman nanas adalah sebagai berikut: tanaman ini berasal dari kingdom Plantae; divisi Spermatophyta; kelas Angiospermae; ordo Farinosae; Famili Bromiliaceae; genus Ananas; dan spesies Ananas comosus L Merr. Dalam skripsinya, Maulana 1998 menyatakan bahwa ciri-ciri nanas Cayenne adalah 1 daun halus, tidak berduri, dan kalau berduri hanya pada ujung daun saja, 2 ukuran buah besar, berbentuk silindri, mata buah datar berwarna hijau kekuningan, rasanya agak asam, cocok untuk bahan baku buah kalengan. Sedangkan ciri-ciri nanas Queen adalah 1 daun berbentuk pendek dan berduri tajam yang membengkok kebelakang, 2 buah berbentuk lonjong seperti kerucut, mata buah menonjol, warna kuning kemerahan, rasanya manis sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai buah. Nanas dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Di daerah tropis nanas cocok ditanam dan dibudidayakan di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Curah hujan yang ideal untuk tanaman nanas berkisar antara 1.000-3.000 mm per tahun, dengan suhu optimum 32°C. Menurut Siregar 2010, biasanya nanas berwarna hijau sebelum masak dan menjadi hijau kekuningan apabila masak. Nanas memiliki 30 atau lebih daun yang panjang, berserat, dan berduri tajam yang mengelilingi batangnya yang tebal. Kulit buahnya bersisik dan ”bermata” banyak. Biasanya nanas dibudidayakan di lahan kering. Penyebaran tanaman nanas terbilang cukup cepat, hal ini 9 dikarenakan tanaman nanas memiliki daya tahan yang tinggi selama perjalanan. Selain itu untuk mendapatkan bibit nanas tidak terlalu sulit, hanya dengan memperbanyaknya dengan cara vegetatif menggunakan tunas-tunasnya. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil dan sering tidak jadi. Buah nanas termasuk buah nonklimakterik dimana buah tidak mengalami proses pematangan selama penyimpanan jika dipetik dalam kondisi muda. Buah nanas yang dipanen terlalu muda rasanya akan kurang enak, rasa buah asam kurang manis dan hambar, sebaliknya buah yang dipanen pada tingkat kemasakan yang optimal akan mempunyai rasa yang enak, rasa manis sangat menonjol dan rasa asam yang berkurang. Menurut Kurniawan 2008, buah nanas mengandung vitamin A dan C, Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Natrium, Kalium, Dekstrosa, Sukrosa gula tebu dan Enzim Bromelain. Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, menghambat agregasi platetet, dan mempunyai aktivitas fibrinotik. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit. Selain itu buah nanas juga berkhasiat sebagai antioksidan alami, mengatasi penuaan dini, wasir, serangan jantung, penghalau stres, memperlancar buang air, mencegah katarak, mempercepat penyembuhan luka operasi serta pembengkakan dan nyeri sendi 6 . 2.2. Tinjauan Analisis Usahatani Nanas Usahatani merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor alam, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada pendapatan petani. Pendapatan yang diperoleh petani berbeda-beda tergantung dari komoditas yang dibudidayakannya. Tingkat pendapatan petani dapat diukur dengan melakukan analisis pendapatan usahatani dan analisis efisiensi. Terdapat beberapa penelitian yang sudah melakukan analisis pendapatan usahatani terhadap komoditas nanas yaitu yang 6 Kurniawan, F. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat. www.pustaka.litbang.deptan.go.idnew [4 Juni 2012] 10 dilakukan oleh Siregar 2010, Maulana 1998, dan Dalimunthe 2008 dengan alat analisis yang sama yaitu analisis pendapatan dan analisis RC rasio, untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak. Siregar 2010 menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis RC rasio untuk menganalisis usahatani nanas di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Dari penelitian yang dilakukan tersebut, didapat tingkat keuntungan petani yang sangat rendah, yaitu Rp 9.364.214,00 per hektar untuk masa produksi satu tahun, dengan nilai RC Rasio adalah sebesar 1,59. Keuntungan dipengaruhi oleh penerimaan yang diperoleh petani dan biaya yang dikeluarkan petani. Keuntungan petani rendah dikarenakan tingkat penerimaan yang diperoleh petani juga rendah dan biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Usahatani nanas di Desa Sukaluyu membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dikarenakan karakteristik lahan yang tidak datar dan mudah ditumbuhi alang-alang, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja cukup tinggi. Hal tersebut akan mengakibatkan biaya total yang dikeluarkan petani semakin tinggi. Penerimaan petani dipengaruhi oleh penggunaan input dalam usahatani. Bibit yang digunakan dalam usahatani ini masih rendah baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Petani hanya menggunakan 10.000 bibit dalam satu hektar. Penggunaan bibit yang semakin sedikit dapat mengakibatkan semakin rendahnya produktivitas. Selain itu, rendahnya produktivitas ini juga dipengaruhi oleh sistem budidaya yang dilakukan petani di Desa Sukaluyu yang masih rendah. Produktivitas tanaman yang rendah akan berdampak pada rendahnya penerimaan petani. Maulana 1998 melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani nanas di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Hasil yang didapat untuk tingkat keuntungan petani nanas adalah Rp 11.724.500,00 per hektar per tahun dengan RC rasio 5,24. Penerimaan yang diperoleh petani di Desa Bunihayu lebih sedikit dibandingkan penerimaan petani di Desa Sukaluyu. Namun tingkat pendapatan petani di Desa Bunihayu lebih besar, hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh petani Desa Bunihayu lebih rendah. Dalam satu tahun biaya 11 yang dikeluarkan petani di Desa Sukaluyu sebesar Rp 15.828.094,00 sedangkan di Desa Bunihayu hanya sebesar Rp 2.765.500,00. Namun biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Bunihayu belum termasuk biaya diperhitungkan karena Maulana 1998 hanya menghitung biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan pada usahatani di Desa Sukaluyu, Siregar 2010 menghitung biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Selain itu, perbedaan harga pada tahun 1998 dan 2010 juga menyebabkan perbedaan penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani. Selain karena usahatani di Desa Bunihayu menggunakan biaya yang lebih rendah, produktivitas tanaman nanas di Desa Bunihayu juga lebih tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah nanas yang dihasilkan setiap tahunnya. Di Desa Bunihayu dalam setahun petani dapat menghasilkan nanas sebanyak 28.980 buah sedangkan di Desa Sukaluyu hanya mencapai 25.192 buah. Analisis usahatani yang dilakukan Siregar 2010 dan Maulana 1998 sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut. Analisis usahatani dapat dilakukan dengan membandingkan usahatani berdasarkan cara pemeliharaannya Dalimunthe 2008. Pengembangan yang dilakukan Dalimunthe 2008 pada penelitiannya adalah analisis usahatani nanas menggunakan standar prosedur operasional SPO di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut membedakan antara usahatani nanas yang menggunakan SPO dengan usahatani nanas non SPO. Hasil yang didapat adalah keuntungan usahatani nanas dengan SPO lebih tinggi dibandingkan dengan non SPO, yaitu keuntungan usahatani nanas non SPO sebesar Rp 8.445.000,00 dengan RC rasio 1,57 dan keuntungan dari usahatani nanas dengan SPO sebesar Rp 10.430.500,00 dengan RC rasio 1,67. Penerimaan yang diperoleh pada usahatani nanas SPO lebih tinggi dibandingkan nanas non SPO, dikarenakan jumlah produksi nanas SPO lebih tinggi dibandingkan nanas non SPO. Selain itu terjadi perbedaan didalam penentuan harga nanas, dimana dalam usahatani nanas non SPO buah yang akan dijual tidak dibedakan berdasarkan mutu, sedangkan untuk usahatani nanas SPO nanas yang akan dijual sudah dikelompokkan berdasarkan mutunya. Hal tersebut dikarenakan dalam pemeliharaan pada usahatani nanas SPO dilakukan secara 12 intensif dengan melakukan perencanaan dana yang jelas, sedangkan pada usahatani nanas non SPO masih dilakukan secara sederhana dan belum menganggarkan dana yang jelas, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan dan kualitas buahnya. Kualitas buah akan berpengaruh terhadap harga buah nanas, semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harga yang diperoleh petani sehingga penerimaan petani pun semakin tinggi. Dalam menggunakan input, pada usahatani nanas non SPO lebih sedikit dibandingkan usahatani nanas SPO. Hal ini akan berakibat pada total biaya yang dikeluarkan petani, sehingga petani nanas SPO mengeluarkan biaya lebih banyak dibandingkan petani non SPO. Perbedaan penggunaan input tersebut dikarenakan pola pikir petani non SPO yang masih menggunakan teknik bercocok tanam secara tradisional sedangkan petani SPO sudah melakukan teknik bercocok tanam dengan pemeliharaan yang optimal. Penerimaan dan biaya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh petani. Pendapatan yang diperoleh petani di Desa Cipelang yang menggunakan SPO lebih tinggi dibandingkan petani non SPO walaupun biaya yang dikeluarkan petani SPO lebih besar. Hal tesebut dikarenakan produk yang dihasilkan berbeda dalam jumlah maupun kualitas.

2.3. Tinjauan Analisis Usahatani Berdasarkan Luasan Lahan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO USAHATANI NANAS (Ananas comosus (L.)Merr) DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

6 22 15

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN NANAS (Ananas Comosus [L] Merr) KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

10 25 51

INVENTARISASI PATOGEN DI PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus L.) VARIETAS QUEEN DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 7 48

ANALISIS BIAYA IMBANGAN DAN POTENSI PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

3 32 96

Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah

10 58 217

PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN MENJADI TANAMAN NANAS TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - repository UPI S GEO 1202420 Title

0 0 3

KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo Village, Punggur Subdistrict, Lampung Tengah Dist

0 0 9

UPAYA KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI NANAS DI DESA TOTOKATON KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 0 139

STRATEGI KELOMPOK TANI NANAS DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 2 105

PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada kelompok wanita tani sekarmulia, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 126