Pupuk dan Obat-obatan Kimia

54 sebanyak 38.371 per hektar. Menurut uji statistik perbedaan sebesar 565,19 bibit adalah tidak nyata pada taraf α = 0,05. Dilihat dari t hitung yang lebih kecil dari t- tabel -0,333 2,021 dan P value lebih kecil dari α 0,741 0,05 Lampiran 8.

6.2.1.2. Pupuk dan Obat-obatan Kimia

Pupuk merupakan sarana produksi pertanian yang sangat penting. Di dalam usahatani keberadaan pupuk sangat dibutuhkan oleh petani, hal ini karena pupuk dapat meningkatkan produktivitas dan jumlah produksi pertanian. Pupuk terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam seperti kompos, pupuk kandang, humus, dan pupuk hijau sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan kimia seperti urea, phonska, TSP, KCL, dan ZA. Petani responden menggunakan kedua jenis pupuk tersebut dalam budidaya nanas. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk kandang, urea, phonska, dan TSP. Pupuk kandang yang digunakan petani berasal dari kotoran sapi. Di sekitar daerah penelitian belum terdapat pasar pupuk organik dan seluruh petani responden tidak memiliki ternak berupa sapi, sehingga petani harus mencari langsung ke peternak-peternak atau ke petani yang memiliki hewan ternak. Kotoran sapi yang digunakan biasanya dijemur terlebih dahulu, karena penggunaan pupuk kandang dalam keadaan mentah dapat menyebabkan tanaman menjadi layu bahkan mati. Ciri-ciri pupuk kandang yang sudah siap pakai adalah tidak berbau, warnanya lebih gelap, mudah hancur, dan terasa dingin jika dipegang 7 . Proses penjemuran dilakukan oleh petani, karena biasanya petani membeli kotoran sapi dalam keadaan mentah. Petani hanya melakukan satu kali pemupukan organik yaitu beberapa saat setelah penanaman. Jumlah pupuk kandang yang digunakan berbeda-beda tergantung dari kemampuan petani dalam membeli pupuk. Rata-rata penggunaan pupuk kandang per hektar pada usahatani lahan sempit lebih banyak dibandingkan dengan usahatani lahan sedang, yaitu 7.405,33 kilogram pada lahan sempit dan 4.771,2 kilogram pada lahan sedang. Perbedaan penggunaan pupuk kandang sebesar 2.634,13 terbukti nyata pada taraf α = 0,05 Tabel 13. 7 Abrianto, PWW. Pupuk Kandang Sapi. http:duniasapi.comidlimbah [4 Juni 2012] 55 Selain pupuk kandang petani juga menggunakan pupuk kimia, yaitu pupuk urea, TSP, dan phonska. Pupuk kimia dapat diperoleh dari kelompok tani atau dari toko pertanian di sekitar desa. Tidak semua petani menggunakan ketiga jenis pupuk tersebut, biasanya petani hanya menggunakan dua saja, misalnya urea dengan phonska atau urea dengan TSP. Sebagian besar petani melakukan pemupukan kimia sebanyak tiga kali setiap tahunnya. Rata-rata penggunaan pupuk kimia yaitu urea, TSP, dan phonska pada usahatani lahan sempit juga lebih banyak dibandingkan pada lahan sedang dapat dilihat pada Tabel 14. Pupuk kimia yang digunakan pada usahatani lahan sempit dalam setiap hektarnya adalah 1.513,33 kilogram untuk urea, 650 kilogram untuk TSP, dan 650 kilogram untuk phonska. Sedangkan pada lahan sedang adalah 1.396,30 untuk urea, 636,36 untuk TSP, dan 591,30 untuk phonska. Perbedaan penggunaan pupuk urea sebesar 117,03 kilogram, pupuk TSP sebesar 13,64 kilogram dan pupuk phonska sebesar 58,70 kilogram. Hasil uji statistik menyatakan bahwa perbedaan pada penggunaan pupuk urea, TSP dan phonska tidak terbukti nyata pada taraf α = 0,05 Tabel 14. Penggunaan pupuk kandang, urea, phonska, dan TSP yang lebih banyak pada usahatani lahan sempit disebabkan karena petani menganggap semakin banyak pupuk yang digunakan dalam usahatani maka produksi yang dihasilkan juga semakin banyak. Sehingga petani lahan sempit dapat menghasilkan produk yang banyak dari lahannya yang terbatas. Hal ini juga disebabkan oleh ketidaktahuan petani mengenai penggunaan pupuk yang benar sesuai SOP. Tabel 14 . Rata-rata Penggunaan Pupuk dan Obat-Obatan pada Usahatani Nanas Per Hektar Berdasarkan Luas Lahan Keterangan Lahan Sempit 0,5 Ha Lahan Sedang 0,5 - 2 Ha t hitung P value Jumlah Jumlah Pupuk Kandang Kg 7.405,33 4.771,20 3,453 0,003 Urea Kg 1.513,33 1.396,30 0,188 0,851 TSP Kg 650,00 636,36 1,450 0,155 Phonska Kg 650,00 591,30 0,182 0,857 Gramaxone L 7,71 7,55 0,255 0,800 Protephone Kg 11,13 9,04 1,237 0,223 56 Petani responden menggunakan obat-obatan kimia berupa herbisida dan zat pengatur tumbuh. Herbisida digunakan untuk memberantas rumput gulma. Namun tidak semua petani responden menggunakan herbisida dalam memberantas rumput. Ada beberapa petani yang memberantas rumput secara manual yaitu menggunakan cangkul atau sabit. Herbisida yang digunakan oleh petani seragam dan hanya satu macam yaitu Gramaxone. Dalam satu tahun petani responden rata-rata menggunakan Gramaxone pada usahatani lahan sempit sebanyak 7,71 liter dan pada lahan sedang 7,55 liter per hektar. Perbedaan sebesar 0,16 tidak nyata pada taraf α = 0,05 Tabel 14. Penggunaan Gramaxone tidak berbanding lurus dengan jumlah luasan lahan. Semakin luas lahan usahatani belum tentu menggunakan Gramaxone dengan jumlah yang semakin banyak. Hal ini dikarenakan Gramaxone hanya digunakan pada saat lahan ditumbuhi rumput-rumput liar gulma sehingga penggunaannya tidak pasti. Seperti yang terjadi pada Kelompok Tani Makmur, penggunaan Gramaxone pada usahatani lahan sempit lebih banyak dibandingkan dengan usahatani lahan sedang. Petani pada Kelompok Tani Makmur juga menggunakan zat pengatur tumbuh pada tanaman nanasnya, hal ini dikarenakan pertumbuhan bunga pada nanas tidak dapat serentak. Zat pengatur tumbuh yang digunakan petani adalah Protephon. Protephon merupakan zat pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman agar memacu pembentukan hormon tumbuhan yang sudah ada di dalam tumbuhan atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik 8 . Pada tanaman nanas Protephon berfungsi untuk merangsang pembungaan nanas, sehingga nanas dapat berbunga lebih cepat dan serentak. Seluruh petani responden menggunakan Protephon sebagai karbit pada tanaman nanas mereka. Nanas dapat dipanen enam bulan setelah petani memberikan Protephon. Rata-rata zat Protephon yang digunakan petani dapat dilihat pada Tabel 14, pada usahatani lahan sempit adalah 11,13 kilogram dan pada lahan sedang adalah 9,04 kilogram untuk setiap hektarnya. Perbedaan jumlah 8 Ependi, Irfan. Zat Pengatur Tumbuh. http:asgarsel.blogspot.com200911 [2 Mei 2012] 57 Protephon yang digunakan petani pada lahan sempit dan lahan sedang adalah 2,09 kilogram yang terbukti tidak nyata pada taraf α = 0,05 Tabel 13. Selain untuk merangsang pembungaan pada tanaman nanas, Protephon juga dapat meningkatkan ukuran buah, sehingga petani pada lahan sempit menggunakannya dalam jumlah yang lebih banyak. Petani menganggap dengan begitu mereka akan memperoleh penerimaan yang lebih banyak pada lahan yang terbatas karena buah yang dihasilkan berukuran besar. Namun, sebenarnya penggunaan Protephon yang lebih banyak 2-3 kali dari takarannya akan menyebabkan pertumbuhan bunga tertahan. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa perbedaan penggunaan pupuk kandang, urea, TSP, phonska, Gramaxone, dan Protephon tidak semuanya terbukti nyata pada taraf α = 0,05. Hanya perbedaan penggunaan pupuk kandang yang berbeda secara nyata pada taraf 0,05. Dilihat dari nilai t hitung pada pupuk kandang yang lebih besar dari t tabel dan P value lebih kecil dari α = 0,05 Tabel 14.

6.2.1.3. Lahan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO USAHATANI NANAS (Ananas comosus (L.)Merr) DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

6 22 15

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN NANAS (Ananas Comosus [L] Merr) KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

10 25 51

INVENTARISASI PATOGEN DI PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus L.) VARIETAS QUEEN DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 7 48

ANALISIS BIAYA IMBANGAN DAN POTENSI PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

3 32 96

Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah

10 58 217

PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN MENJADI TANAMAN NANAS TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - repository UPI S GEO 1202420 Title

0 0 3

KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo Village, Punggur Subdistrict, Lampung Tengah Dist

0 0 9

UPAYA KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI NANAS DI DESA TOTOKATON KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 0 139

STRATEGI KELOMPOK TANI NANAS DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 2 105

PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada kelompok wanita tani sekarmulia, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 126