52
6.1.12. Pengangkutan Buah
Pengangkutan buah dilakukan setelah buah disortir di lapang berdasarkan ukuran dan kelas buah sehingga buah dapat diterima oleh konsumen. Prosedur
pelaksanaan: a.
Setelah dikelaskan, buah disusun dalam alat angkut. b.
Buah dengan mahkota utuh disusun pada posisi tidur. c.
Tumpukkan buah dalam alat angkut ditutup terpal. Hal tersebut dilakukan agar buah dapat sampai ke tangan konsumen dalam
keadaan yang baik.
6.2. Keragaan Usahatani Nanas
Sistem agribisnis terdiri dari beberapa subsistem, yaitu pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil, dan lembaga
penunjang. Usahatani merupakan bagian inti dari sistem agribisnis karena menyangkut sekumpulan kegiatan dalam proses produksi yang akan menghasilkan
produk pertanian primer. Usahatani nanas dikaji untuk mengetahui gambaran mengenai keragaan
budidaya nanas di lokasi penelitian. Para petani responden melakukan beberapa tahapan kegiatan di dalam usahatani nanas, dimulai dari tahap penyiapan input
atau faktor produksi, proses budidaya, dan pasca panen. Petani di lokasi penelitian tidak melakukan pengolahan pasca panen, dikarenakan buah nanas dijual dalam
keadaan segar.
6.2.1. Persiapan Sarana Produksi
Sarana produksi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produksi usahatani. Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani nanas di
Kelompok Tani Makmur terdiri dari bibit, pupuk, obat-obatan, lahan, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian yang berupa cangkul, sabit, ember, sprayer, sarung tangan,
dan ceret.
6.2.1.1. Bibit
Bibit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi suatu tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka petani harus
menggunakan bibit yang berkualitas. Bibit nanas yang digunakan petani di
53 Kelompok Tani Makmur berasal dari desa itu sendiri yaitu Desa Astomulyo.
Petani mendapatkan bibit tersebut dari hasil produksi tanaman nanas sebelumnya yang mereka tanam sendiri atau hasil produksi dari petani lain tanpa harus
membayar. Di sekitar daerah penelitian belum terdapat pasar untuk bibit nanas. Hal ini dapat menjadi kendala bagi petani, karena ketersediaan bibit tidak pasti.
Petani harus menunggu sampai panen untuk dapat memperoleh bibit nanas. Terdapat dua macam bibit nanas yang biasa digunakan oleh petani yaitu
sogolan dan siwilan. Sogolan merupakan bibit yang diperoleh dari tunas batang yang hanya dapat diperoleh satu kali dalam satu musim tanam yaitu pada saat
petani melakukan pembongkaran. Sedangkan siwilan merupakan bibit yang diperoleh dari tunas pada buah nanas dan dapat diperoleh setiap petani melakukan
panen yaitu sekitar 2-3 kali dalam satu kali musim tanam. Tunas yang dipilih petani untuk dijadikan bibit adalah tunas yang masih muda. Jika tunas yang
dipilih sudah terlalu tua, maka tanaman nanas akan cepat berbuah namun ukuran buahnya kecil.
Perbedaan sogolan dan siwilan adalah pada ukuran bibit dan jarak waktu panen. Sogolan memiliki ukuran 45-60 cm untuk kelas A dan 35-44 cm untuk
kelas B. Siwilan memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu 25-30 cm untuk kelas A dan 20-24 cm untuk kelas B. Jarak waktu panen untuk sogolan hanya memerlukan
waktu 12 bulan sedangkan siwilan memerlukan waktu 24 bulan. Namun sebagian besar petani lebih banyak menggunakan bibit siwilan, hal ini dikarenakan bibit
siwilan lebih mudah untuk diperoleh dan juga buah yang dihasilkan biasanya lebih baik.
Bibit nanas yang digunakan oleh Kelompok Tani Makmur adalah nanas golongan Queen dengan jenis varietas nanas batu. Ciri-ciri nanas ini adalah daun
pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut, dan berukuran kecil sekitar 0,5-1,3 kilogram. Daging buahnya berwarna sangat menarik yaitu berwarna
kuning keemasan tua, sehingga cocok untuk dikonsumsi segar. Penggunaan bibit yang dianjurkan oleh petugas penyuluh lapang berdasarkan Standart Operasional
Procedur SOP adalah 40.000 per hektar namun pada lokasi penelitian rata-rata
bibit yang digunakan belum mengikuti standar tersebut. Pada usahatani lahan sempit bibit yang digunakan sebanyak 37.867 per hektar dan pada lahan sedang
54 sebanyak 38.371 per hektar. Menurut uji statistik perbedaan sebesar 565,19 bibit
adalah tidak nyata pada taraf α = 0,05. Dilihat dari t hitung yang lebih kecil dari t-
tabel -0,333 2,021 dan P value lebih kecil dari α 0,741 0,05 Lampiran 8.
6.2.1.2. Pupuk dan Obat-obatan Kimia