Sumber Pendanaan Dalam Negeri

Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 83 GRK dianggarkan sekitar Rp37,889 triliun Buku 2 Bab I Lintas Bidang Perubahan Iklim Kelompok Mitigasi, RPJM 2010-2014. Pada periode 2015-2020, pemerintah perlu menyediakan resource envelope yang cukup untuk membiayai program-program selanjutnya sehingga dapat mencapai penurunan emisi GRK sebesar 26 persen. Pembiayaan program-program penurunan emisi GRK yang dilaksanakan oleh daerah pada dasarnya dilakukan melalui APBD. Program-program penurunan emisi GRK tidak sepenuhnya merupakan program khusus yang baru, namun juga bisa merupakan program-program pemerintah daerah yang sudah ada dengan penyesuaian sehingga dapat berkontribusi pada penurunan emisi GRK. Oleh karena itu pembiayaannya sedapat mungkin dapat menggunakan APBD yang sudah ada. Mengingat kemampuan keuangan daerah yang terbatas tidak tertutup kemungkinan penyaluran dana dari APBN ke APBD. Sumber dana potensial lain untuk menangani perubahan iklim adalah hibah dalam negeri dari sektor swasta dan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah. Pemerintah akan membuat pengaturan dan mekanisme yang memudahkan pemberi hibah dalam menyalurkan dana tersebut. Beberapa sumber dana swasta dalam negeri yang diharapkan dapat membiayai kegiatan penurunan emisi GRK berasal dari perbankan, non- perbankan dan Corporate Social Responsibility CSR. Sumber dana yang berasal dari perbankan bank umum dan bank syariah maupun non perbankan pasar modal dalam negeri, asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga dana pensiun, dll dapat dimobilisasi untuk membiayai investasi swasta dengan inancial returns yang menguntungkan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan insentif dari pemerintah bagi lembaga perbankan dan non perbankan yang memberikan pinjaman lunak kepada industri yang menerapkan teknologi hijau atau mendukung penurunan emisi GRK. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menyusun kebijakan strategis perbankan dan non perbankan. CSR adalah suatu kegiatan sukarela badan usaha untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitarnya, sehingga terbuka peluang untuk dimanfaatkan membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan upaya-upaya penurunan emisi GRK. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kampanye teknologi hijau green technology maka di masa yang akan datang potensi dana yang bersumber dari CSR diperkirakan akan cukup besar. Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 84

5.1.2 Sumber Pendanaan Luar Negeri

Pembiayaan program penurunan emisi GRK yang bersumber dari luar negeri terdiri dari kerjasama bilateral maupun multilateral serta pasar karbon. Pemanfaatan dana yang bersumber dari luar negeri ini sedapat mungkin tidak memberikan beban yang berlebihan bagi keuangan negara. Pada COP 15 di Copenhagen dan COP 16 di Cancun, disepakati bahwa negara-negara maju harus menyediakan sumber dana baru dan tambahan untuk mendukung negara-negara berkembang dalam melaksanakan aksi- aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dana ini diperkirakan mencapai USD 30 Milyar untuk periode 2010-2012 dan untuk jangka waktu yang lebih panjang sampai dengan 2020 sekitar USD 100 Milyar per tahun harus dapat dimobilisasi baik dari dana publik maupun swasta. Sampai saat ini beberapa negara telah menjanjikan akan mendukung Indonesia dalam melakukan aksi-aksi adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim yang jumlah dananya mencapai sekitar USD 4,4 Milyar untuk beberapa tahun ke depan. Pendanaan dari luar negeri dapat berupa hibah dan pinjaman. Untuk pinjaman perlu diperhitungkan kebutuhan real yang ada. Karena peruntukkannya untuk membiayai program-program penurunan emisi GRK yang merupakan tanggung jawab global bentuk pinjamannya perlu perlakuan khusus dengan resiko dan biaya pinjaman yang rendah. Bentuk pinjaman seperti Debt to Nature Swap DNS merupakan salah satu mekanisme yang sudah digunakan untuk membiayai pengelolaan lingkungan. Mekanisme ini juga dapat diteruskan untuk keperluan pembiayaan penurunan emisi GRK.

5.2 Mekanisme Pendanaan

Pemanfaatan dana-dana yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri harus mengikuti mekanisme sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan negara. Secara umum dana yang dikelola oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan penurunan emisi GRK dilakukan melalui APBN. Untuk membiayai kegiatan yang merupakan fungsi pemerintah pusat, dana dari APBN disalurkan melalui anggaran kementerianlembaga baik dalam bentuk dana sektoral, dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Sedangkan untuk membiayai kegiatan yang merupakan fungsi daerah, pembiayaannya menggunakan APBD. Karena keterbatasan keuangan Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 85 daerah, tidak tertutup kemungkinan adanya penambahan dana dari pemerintah pusat melalui mekanisme transfer dan hibah. Pada saat ini pengaturan pengelolaan hibah yang diterima dari luar negeri diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 102011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danatau Penerimaan Hibah Luar Negeri serta Penerusan PHLN. Yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 40 PMK.052009 tentang Sistem Akuntansi Hibah serta Peraturan Menteri PPNKepala Bappenas No. 052006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang dibiayai dari PHLN. NAMAs yang didukung NAMAs yang didukung secara Kredit NAMAs di Dalam Negeri Internasional • Pembiyaan bilateral multilateral Dukungan dari pihak negara maju Pasar Karbon • Negeri dan swasta di bawah kerangka UNFCCC Kompensasioffsets • Dana hibahtrust • Mekanisme insentif • Pasar Karbon dalam negeri Tabel 16. Skema Pembiayaan Potensial untuk NAMAs Sumber: Situmeang 2010