Proses Kaji Ulang RAN-GRK
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
15
atau perubahan penggunaan bahan baku industri; Terakhir, menghitung potensi penurunan emisi GRK dalam periode melaksanakan aksi mitigasi
tersebut. Dengan kata lain, apabila penetapan baseline dijadikan dasar perhitungan bagi dampak dari aksi penurunan emisi GRK, maka akan
didapatkan angka-angka yang masuk akal untuk target tiap-tiap bidang.
• Banyak aksi mitigasi untuk menurunkan emisi 26 yang dimuat dalam lampiran Perpres No. 61 Tahun 2011 perlu dikaji ulang, apakah kegiatan-
kegiatan tersebut berpotensi dalam menurunkan emisi GRK. Contoh: bidang kehutanan memasukkan aksi penanaman pohon sebagai aksi
mitigasi penurunan emisi GRK, tetapi, tidak dijelaskan seberapa besar emisi yang turun atau karbon yang diserap melalui upaya tersebut. Lebih lanjut,
data dasar untuk lahan gambut harus dilengkapi agar dapat mengetahui seberapa besar potensi dan rancangan aksi mitigasi yang terbaik.
• Arah kebijakan yang ditetapkan dalam RAN-GRK perlu dikembangkan lebih lanjut ke dalam isu praktis.
• Belum adanya penetapan aksi mitigasi untuk mencapai kisaran target penurunan emisi GRK sebesar 26 sampai 41.
• Tidak ada sistem monitoring untuk pelaksanaan RAN-GRK, sementara untuk dapat diakui secara internasional, Indonesia perlu menyertakan
laporan yang sudah mengikuti standar MRV Terukur, Terlaporkan, dan Dapat Diveriikasi
5
. Untuk aksi mitigasi penurunan emisi GRK sebesar 26, sistem MRV nasional dianggap sudah memadai, akan tetapi hasilnya
masih perlu dikonsultasikan dan dianalisis menurut standar internasional. Sementara, untuk target penurunan emisi GRK yang berkisar dari 26 hingga
41, maka Indonesia harus mempunyai sistem MRV sesuai dengan standar internasional UNFCCC. Apabila dirancang, dilaksanakan, dan dipantau
secara benar, RAN-GRK akan diakui oleh UNFCCC sebagai target mitigasi resmi Indonesia yang sudah disampaikan pada 30 Januari 2010 lalu.
Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas akan melakukan koordinasi atas evaluasi dan kaji ulang RAN-GRK yang terintegrasi
secara berkala disesuaikan dengan kebutuhan nasional dan perkembangan global terkini. Selanjutnya, Menteri PPNBappenas akan menyampaikan
rekomendasi kaji ulang RAN-GRK kepada Menko Perekonomian yang akan menetapkan perubahan atas Matriks Kegiatan RAN-GRK sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang RAN-GRK.
Conference Of Parties COP ke-16, yang digelar pada Desember 2010 di Cancun, menghasilkan deinisi terkait dengan pengkategorian untuk NAMAs
Aksi Mitigasi yang Layak Secara Nasional, yaitu:
5
Penjelasan mengenai MRV terdapat di Bab 6 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK.
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
16
• Unilateral NAMAs Aksi Mitigasi yang Layak Secara Nasional yang
Didukung oleh sumber keuangan Dalam Negeri: aksi mitigasi yang dilakukan negara berkembang secara mandiri untuk
mencapai tingkat penurunan emisi GRK tertentu tanpa dukungan internasional negara lain berdasarkan kerangka kerja UNFCCC.
Pembiayaan NAMAs jenis ini berasal dari sumber keuangan dalam negeri dan menitikberatkan kepada penghematan biaya dan pelaksanaan langkah
mitigasi dengan biaya murah untuk per-ton karbon, terutama bagi aksi yang secara khusus menargetkan opsi ‘no regret’ atau memiliki biaya negatif.
Indonesia telah mengumumkan Unilateral NAMAs di tahun 2009 dengan menargetkan penurunan emisi GRK nasional sebesar 26 dari skenario
BAU di tahun 2020.
• Supported NAMAs Aksi Mitigasi yang Layak Secara Nasional yang
mendapat dukungan secara Internasional: aksi mitigasi negara berkembang dengan dukungan langsung dari negara
maju sebagai aksi mitigasi yang didukung secara internasional berdasarkan kerangka kerja UNFCCC.
Supported NAMAs terdiri dari pilihan aksi mitigasi yang membutuhkan biaya sedang hingga biaya tinggi. Akan tetapi, hasil dari aksi penurunan
emisi tersebut tidak dapat diperdagangkan di pasar karbon dengan negara lainnya untuk memenuhi komitmen mereka. Di Indonesia, aksi ini merujuk
pada kisaran target penurunan emisi GRK nasional sebesar 26 sampai dengan 41 dari skenario Bisnis Seperti Biasa BAU.
• Credited NAMAs Aksi Mitigasi yang Layak Secara Nasional yang Menghasilkan Kredit Karbon:
aksi mitigasi negara berkembang yang menghasilkan kredit karbon untuk dijual di pasar karbon yang akan digunakan sebagai kompensasi offset
untuk penurunan emisi GRK di negara maju. Beberapa contoh Credited NAMAs antara lain, Clean Development
Mechanism CDMMekanisme Pembangunan Bersih, proyek pasar karbon secara sukarela, mekanisme kompensasi bilateral BOM atau kegiatan
lainnya yang menghasilkan kredit karbon.
Secara umum, NAMAs yang menghasilkan kredit karbon diharapkan terkonsentrasi pada aksi mitigasi yang membutuhkan biaya paling tinggi.
Semua kegiatan dengan berbasis proyek yang menghasilkan kredit kompensasi karbon tidak dapat digunakan sebai penurunan emisi GRK
oleh Pemerintah Indonesia
Berdasarkan hasil perundingan dalam COP 16 di Cancun, Meksiko, ditetapkan dalam ayat 53 untuk membuat sebuah tempat pendaftaran Registry yang
mencatat NAMAs yang mencari dukungan internasional dan memfasilitasi antara negara berkembang dan negara maju dalam mendapatkan dukungan
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
17
keuangan, teknologi dan peningkatan kapasitas yang sesuai atas aksi mitigasi yang dilakukan.
Sekretariat UNFCCC akan mencatat dan memperbarui informasi tentang NAMAs untuk mencari dukungan internasional, dukungan yang tersedia dari
negara maju dan dukungan yang disediakan untuk NAMAs.
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
18