Konsep Penyusunan Baseline BAU dan Metodologi untuk Bidang Pengelolaan Limbah
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
76
Secara keseluruhan, sub bidang limbah cair domestik, limbah cair industri, serta limbah padat domestik harus dipertimbangkan dalam penyusunan
baseline.
Berdasarkan Lampiran II Perpres No. 61 Tahun 2011 KLH berwenang untuk melakukan inventarisasi GRK sektor limbah, dengan demikian KLH
berkompeten untuk pengembangan BAU sektor limbah nasional, dengan dukungan data limbah padat dan perencanaan dan dari Kementrian PU.
Sedangkan pengembangan garis dasar BAU tingkat provinsi untuk bidang pengelolaan limbah dapat dilakukan oleh BPLHD Badan Lingkungan Hidup
Daerah provinsi. BAPPEDA provinsi dapat berperan sebagai koordinator untuk pengembangan BAU semua bidang atau sebagai koordinator lintas sektor.
Limbah Padat Domestik Skenario untuk menentukan kondisi baseline untuk limbah padat domestik
mencakup: • Total sampah yang dihasilkan, komposisi serta data populasi serta laju
timbulan sampah; • Kondisi saat ini dan perencanaan masa depan pengelolaan sampah
yang meliputi pengangkutan, pengelolaan akhir, dan praktek pengelolaan sampah seperti pembakaran atau pengelolaan secara biologis;
• Persentase sampah yang diangkut ke TPA; • Pengelolaan sampah yang dikumpulkan secara kolektif; dan
• Pengelolaan sampah secara terpisahsendiri. Baseline untuk limbah padat domestik harus disusun dan dikumpulkan dari
data tingkat sub nasional pemerintah daerah sehingga membentuk baseline nasional. Langkah-langkah yang disarankan untuk proses pengembangan
baseline dari sub bidang limbah padat domestik meliputi: 1.
Perhitungan jumlah total limbah padat perkotaan dan kabupaten berdasarkan:
a Data historis populasi b Tingkat timbulan sampah per hari berdasarkan jenis kotakabupaten
dapat diambil dari SNI 19-3983-1995 c Komposisi sampah berdasarkan data primer atau hasil penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan d Jumlahpersentase sampah yang diangkut ke TPA, diolah secara
biologis, insinerasi, pembakaran terbuka. e Spesiikasi TPA terkelola, tidak terkelola, diantaranya
2. Pengembangan tren skenario proyeksi emisi dari total timbulan sampah, pengumpulan, pengangkutan, proses, dan pembuangan akhir; dan
3. Pengembangan baseline dari skenario proyeksi perkiraan pengelolaan
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
77
sampah berdasarkan efektivitas biaya dan tingkat implementasi dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk dan tingkat laju timbulan
sampah.
Limbah Cair Domestik dan Industri Pendekatan yang sama harus dilakukan untuk mengembangkan baseline
untuk air limbah domestik. Akan tetapi, air limbah domestik bukan merupakan isu lokal saja. Oleh karena itu, perencanaan masa depan pengelolaan air
limbah domestik harus dilakukan oleh tingkat nasional.
Untuk data aktivitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan baseline tingkat nasional air limbah domestik adalah:
• Data populasi dan proyeksinya. • Komposisi jumlah limbah cair yang diolah dan tidak diolah berdasarkan
masing-masing jenisnya: Diolah :
anaerobik, digester, septictank, dan laterine Tidak diolah : dibuang ke laut, sungai, danau dan saluran-saluran air
kotor yang mengalir dan tidak. • Data konsumsi protein penduduk per kapita untuk perhitungan N
2
O indirect • Data kondisi saat ini dan perencanaan di masa depan terkait pengelolaan
air limbah domestik didasarkan kepada efektiitas biaya dan tingkat implementasi yang meliputi persentase cakupan pengelolaan air limbah
domestik untuk sistem onsite, offsite, IPAL terpadu dan komunal serta target cakupan pengelolaan air limbah domestik di masa depan.
Emisi GRK yang diperhitungkan untuk limbah cair adalah CH
4
dan N
2
O saja sedangkan CO
2
limbah cair tidak diperhitungkan karena dikategorikan sebagai proses biologi natural biogenic origin
Untuk baseline di bidang limbah industri, data aktivitas yang diperlukan adalah: • Volume limbah cair per produk untuk setiap jenis industri
• Spesiikasi limbah CODm3 untuk setiap jenis industri • Cara pengelolaan limbah cair di setiap jenis industri.
Ada beberapa jenis industri yang harus diprioritaskan dalam perhitungan. Berdasarkan IPCC industri-industri berikut berpotensi mengemisikan CH
4
dalam jumlah besar: • Manufaktur pulp dan kertas
• Pengolahan daging dan unggas rumah pemotongan hewan • Produksi alkohol, bir, dan tapioka
• Produksi bahan kimia organik • Pengolahan makanan dan minuman lain produk susu, minyak sayur,
buah-buahan dan sayuran, pengalengan, pembuatan jus, dll
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
78
4.2.6.3 Skenario Usulan Potensi Pengurangan Emisi GRK
Secara umum, skenario potensi pengurangan emisi GRK dapat mencakup beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Memperkuat dan mendorong upaya untuk menghubungkan pertumbuhan
ekonomi dan produksi limbah dalam volume dan jenis. 2. Mempercepat pergeseran menuju pola konsumsi berkelanjutan. Idealnya,
skenario pengurangan sampah harus membahas seluruh siklus, mulai dari meminimalkan limbah, melalui produk desain eko-eisien, yang dilanjutkan
dengan daur ulang dan pemakaian kembali, hingga pembuangan sampah residu yang tidak dapat didaur ulang atau digunakan kembali dengan cara
yang ramah lingkungan. Sistem loop tertutup yang didasarkan pada ekologi industri, yaitu industri yang mendasarkan bahan baku dari limbah industri
lainnya, merupakan suatu model yang dapat memberikan inspirasi.
3. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada pemulihan ekonomi material yang masih berguna untuk menjadi bahan baku proses produksi.
4. Mendorong upaya waste to energy baik dalam ruang lingkup industri dengan memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar, maupun di
TPA dan IPAL dengan menangkap CH
4
yang dihasilkan proses dekomposisi sampah untuk bahan bakar.
Garis Dasar baseline Bisnis Seperti Biasa BAU Nasional untuk Bidang Limbah Teragregasi Garis Dasar baseline BAU Limbah Domestik Provinsi
Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat
Limbah Padat Domestik
Garis Dasar baseline BAU limbah padat domestik kotakabupaten
menggunakan Skenario berdasarkan efektivitas harga dan tingkat
implementasi • KotaKabupaten 1
• KotaKabupaten ...
Dikumpulkan dan diangkut Saat ini
dan perencanaan kedepan
• Open Dumping • Sanitary Landill
• Dikompis • Dibakar
Tidak dikumpulkan Saat ini dan
perencanaan kedepan
• Dibakar terbuka • Dikompos
• Open Dumping • Dibuang sungai
Garis Dasar baseline BAU air
limbah domestik kotakabupaten
menggunakan Skenario
berdasarkan efektivitas harga
dan tingkat implementasi
• KotaKab 1 • KotaKab ...
Perencanaan pengelolaan Air
Limbah domestik
Air Limbah Domestik
Limbah Padat Industri
Air Limbah Industri
Garis Dasar baseline
BAU limbah padat industri
menggunakan Skenario
berdasarkan efektivitas harga
dan tingkat implementasi
• Industri 1 • Industri ...
Perencanaan pengelolaan
limbah padat industri
• Industri 1 • Industri....
Perencanaan pengelolaan air
limbah industri • Industri 1
• Industri.... Garis Dasar
baseline BAU air limbah industri
menggunakan Skenario
berdasarkan efektivitas harga
dan tingkat implementasi
• Industri 1 • Industri ...
Garis Dasar baseline BAU Limbah Industri
Tabel 14.
Proses Penyusunan
baseline di bidang Limbah.
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
79
5. Mendorong pengurangan sampah melalui pengomposan limbah organik berbasis 3R
6. Menyediakan pelayanan dan infrastruktur yang memadai untuk pengumpulan dan pembuangan sampah. TPA dilengkapi dengan sistem
pengolahan lindi dan penangkap gas metan untuk dilengkapi oleh lare
atau dengan pemanfaatan gas methane tingkat lanjut. 7. Kerangka yang disediakan secara tepat waktu dan komprehensif
berdasarkan situasi lokal. 8. Melibatkan beberapa pemangku kepentingan pada setiap tahap dari
aliran limbah. Selain itu, meningkatkan kapasitas semua pemangku kepentingan secara intensif, termasuk tenaga teknis di pemerintah
daerah, kota dan instansi terkait lainnya yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan implementasi dari rencana pengelolaan limbah.
9. Mendorong berbagai industri yang menghasilkan limbah cair dengan kandungan organik tinggi, seperti industri minyak kelapa sawit, gula, dll,
untuk menggunakan teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan misalnya: sistem pengolahan kolam lagoon sebaiknya diganti menjadi
digester anaerobik, ultra high temperature aerobic fermentation system YM Aerobes dengan sistem penangkap gas.
10. Penjelasan teknis yang lebih detail akan dikembangkan pedoman teknis khusus untuk pengembangan NAMAs bidang limbah yang akan segera
disusun terpisah dari pedoman ini.