Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
111
lembaga pelaksana di berbagai KabupatenKota. Selanjutnya kompilasi laporan tersebut diserahkan ke Bappenas.
Lembagaorganisasi pelaksana di tingkat KabupatenKota baik dari unsur pemerintah maupun non-pemerintah ,misalnya Dinas Perhubungan atau
pelaku usaha dan LSM terkait. Pada prinsipnya mereka memiliki tugas misalnya antara lain: melaksanakan aksi mitigasi, mengukur dan mencatat
penurunan emisi GRK dari setiap aksi mitigasi yang dilakukan, mencatat aliran dan jumlah dana yang digunakan, mencatat co-beneits atau dampak
negatif jika ada, dan program peningkatan kapasitas dan kelembagaan. Hasil dari tugas ini dilaporkan ke Bappeda.
Terkait dengan tugas-tugas tersebut, proses dan laporan pelaksanaan dari setiap aksi mitigasi yang dilakukan di tingkat Provinsi dan juga di Kabupaten
Kota siap untuk diveriikasi oleh suatu Lembaga Pemeriksa Independen.
7.11 Keterlibatan Daerah dalam Penurunan Emisi GRK di Bidang Industri
Peran pemerintah daerah dalam upaya penurunan emisi GRK di bidang Industri dititikberatkan kepada pengumpulan data untuk penyusunan BAU baseline
daerah dan nasional, pengusulan aksi-aksi mitigasi daerah, pemantauan dan pelaporan setiap aksi yang dilakukan oleh pelaku industri daerah.
7.11.1 Penyusunan Baseline
Kelompok Kerja Pokja KabupatenKota bidang Industri yang antara lain terdiri dari Dinas Perindustrian, LH, ESDM, BKPMD, dan BPS mendukung
Pokja Provinsi untuk mengumpulkan data mengenai jumlah industri menurut jenis dan skalanya, data spesiik per perusahaan misalnya, nama, lokasi,
umur pabrik, kapasitas produksi saat iniakan datang sesuai dengan jenis produk ton produktahun, pemanfaatan kapasitas rata-rata tahunan untuk
saat iniakan datang atau produksi ton produktahun.
Kemudian, oleh Pokja Provinsi , data-data tersebut akan diolah untuk menyusun Baseline Provinsi dan hasilnya oleh Bappeda diserahkan ke
Pokja Nasional Bidang Industri yang antara lain terdiri dari Kementerian Perindustrian, BKPM, BPS, Kementerian LH, ESDM, dan Asosiasi Industri
untuk digabungkan menjadi baseline nasional bidang Industri.
Untuk menghindari terjadinya pengitungan ganda double counting, disarankan Pokja Provinsi menyusun Baseline untuk kelompok industri skala