Penyusunan Baseline Keterlibatan Daerah dalam Penurunan Emisi GRK di Bidang Transportasi Darat

Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 110 menyusun BAU baseline untuk Kabupatenkota masing-masing. Sementara Dinas Perhubungan pada tingkat Provinsi dapat menggabungkan BAU baseline dari KabupatenKota.

7.10.2 Skenario Mitigasi

Dalam proses pembuatan skenario mitigasi Dinas Perhubungan di tingkat Provinsi dan KabupatenKab dapat menyediakan data mengenai RPJMD dan Rencana Strategis bidang transportasi dan beberapa peraturan terkait. Selanjutnya, mengidentiikasi jenis kebijakan, perencanaan, regulasi, ekonomi, informasi dan teknologi, serta jenjang stakeholder, baik nasional, provinsi, ataupun KabupatenKota, yang melibatkan Pokja yang dikoordinir oleh Dinas Perhubungan di tingkat Provinsi. Tahap berikutnya, Dinas Perhubungan di tingkat KabupatenKota akan melakukan proses penyusunan peringkat emisi skenario mitigasi di tingkat KabupatenKota. Sementara, peranan pemerintah provinsi khususnya Dinas Perhubungan menggabungkan emisi skenario mitigasi tersebut untuk diberikan kepada Kementerian Perhubungan melalui Bappeda Provinsi yang akan menggabungkan proyeksi tingkat emisi skenario mitigasi dari provinsi menjadi tingkat emisi skenario mitigasi nasioanl. Kementerian Perhubungan juga akan memberikan tools misalnya ASIF - lihat sub-bab 4.2.4, serta mengembangankan kapasitas yang sesuai ke daerah.

7.10.3 Usulan Aksi Mitigasi

Pada usulan aksi mitigasi, Pokja yang dikoordinir oleh Dinas Perhubungan di tingkat Provinsi memperkirakan jumlah penurunan emisi dari setiap potensi aksi yang dipilih baik individu maupun kombinasi dengan menggunakan metode ASI Avoid-Shift-Improve ICCSR, 2010 maupun dari IPCC. Selanjutnya, menyediakan data hasil analisis cost effectiveness, political acceptable, technological feasibility, long term impact dan sectoral appropriateness yang digunakan untuk evaluasi kelayakan potensi aksi yang dipilih. Sementara, pada tingkat KabupatenKota, pokja yang dikoordinir oleh Dinas Perhubungan, membuat usulan-usulan aksi mitigasi, untuk digabungkan oleh pokja provinsi yang dikoordinir oleh Dinas Perhubungan. Selanjutnya gabungan usulan-usulan aksi mitigasi tersebut dapat diajukan melalui Bappeda Provinsi ke Pokja Nasional untuk ditindaklanjuti.

7.10.4 Pengukuran, Pelaporan dan Veriikasi

Pemerintah provinsi yaitu Bappeda, bertugas mengkoordinasikan mengumpulkan laporan pelaksanaan aksi mitigasi yang dilakukan oleh Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 111 lembaga pelaksana di berbagai KabupatenKota. Selanjutnya kompilasi laporan tersebut diserahkan ke Bappenas. Lembagaorganisasi pelaksana di tingkat KabupatenKota baik dari unsur pemerintah maupun non-pemerintah ,misalnya Dinas Perhubungan atau pelaku usaha dan LSM terkait. Pada prinsipnya mereka memiliki tugas misalnya antara lain: melaksanakan aksi mitigasi, mengukur dan mencatat penurunan emisi GRK dari setiap aksi mitigasi yang dilakukan, mencatat aliran dan jumlah dana yang digunakan, mencatat co-beneits atau dampak negatif jika ada, dan program peningkatan kapasitas dan kelembagaan. Hasil dari tugas ini dilaporkan ke Bappeda. Terkait dengan tugas-tugas tersebut, proses dan laporan pelaksanaan dari setiap aksi mitigasi yang dilakukan di tingkat Provinsi dan juga di Kabupaten Kota siap untuk diveriikasi oleh suatu Lembaga Pemeriksa Independen.

7.11 Keterlibatan Daerah dalam Penurunan Emisi GRK di Bidang Industri

Peran pemerintah daerah dalam upaya penurunan emisi GRK di bidang Industri dititikberatkan kepada pengumpulan data untuk penyusunan BAU baseline daerah dan nasional, pengusulan aksi-aksi mitigasi daerah, pemantauan dan pelaporan setiap aksi yang dilakukan oleh pelaku industri daerah.

7.11.1 Penyusunan Baseline

Kelompok Kerja Pokja KabupatenKota bidang Industri yang antara lain terdiri dari Dinas Perindustrian, LH, ESDM, BKPMD, dan BPS mendukung Pokja Provinsi untuk mengumpulkan data mengenai jumlah industri menurut jenis dan skalanya, data spesiik per perusahaan misalnya, nama, lokasi, umur pabrik, kapasitas produksi saat iniakan datang sesuai dengan jenis produk ton produktahun, pemanfaatan kapasitas rata-rata tahunan untuk saat iniakan datang atau produksi ton produktahun. Kemudian, oleh Pokja Provinsi , data-data tersebut akan diolah untuk menyusun Baseline Provinsi dan hasilnya oleh Bappeda diserahkan ke Pokja Nasional Bidang Industri yang antara lain terdiri dari Kementerian Perindustrian, BKPM, BPS, Kementerian LH, ESDM, dan Asosiasi Industri untuk digabungkan menjadi baseline nasional bidang Industri. Untuk menghindari terjadinya pengitungan ganda double counting, disarankan Pokja Provinsi menyusun Baseline untuk kelompok industri skala