Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan dengan Pendekatan SCOR

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah berisi penguraian masalah pada setiap sub bab kedalam komponen-komponennya, sehingga hasil pengolahan setiap sub bab pada pengolahan data menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar, analisis pemecahan masalah dibagi atas dua topik, yaitu pengukuran kinerja rantai pasokan dengan pendekatan SCOR dan peningkatan kinerja rantai pasokan dengan Lean Six Sigma.

6.1. Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan dengan Pendekatan SCOR

Pengukuran kinerja rantai pasokan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan saat ini. Pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut adalah pendekatan SCOR Supply chain operation reference . Menurut I Nyoman Pujawan, SCOR adalah suatu model acuan dari operasi supply chain. Pengukuran kinerja rantai pasokan dengan SCOR dilakukan berdasarkan lima atribut kinerja dengan beberapa level metrik kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga atribut kinerja saja, dikarenakan adanya keterbatasan data yang dapat diberikan oleh pihak perusahaan. Ketiga atribut kinerja tersebut adalah reliability, responsiveness, dan flexibility. Metrik kinerja yang digunakan adalah metrik kinerja level 1, karena metrik ini mencakup keseluruhan bagian dari rantai pasokan dan Universitas Sumatera Utara merupakan key performance indicators KPIs. Selain itu, level ini memiliki nilai benchmark yang dapat dijadikan sebagai target realistis bagi perusahaan terkait dengan kinerja rantai pasokan Supply Chain Council, 2010. Data yang digunakan untuk pengukuran adalah data perusahaan pada bulan Januari sampai Juni tahun 2013. Nilai perbandingan yang digunakan sebagai target realistis bagi perusahaan adalah nilai benchmark dari Supply Chain Council SCC, yaitu nilai best in class pada setiap metrik kinerja dan nilai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Metrik kinerja yang belum mencapai target akan dijadikan sebagai objek perbaikan untuk ditingkatkan dengan menggunakan Lean Six Sigma. Rekapitulasi pengukuran kinerja rantai pasokan perusahaan dengan pendekatan SCOR dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan dengan SCOR Metrik Kinerja Target Perusahaan Benchmark Supply Chain Council Pencapaian Rata-rata Keterangan Delivery performance 95 93 86,78 Belum tercapai Perfect order fulfillment 95 92,4 86,50 Belum tercapai Order fulfillment lead time 25 Hari 135 Hari 16 Hari Tercapai Supply chain response time 11 Hari - 19 Hari Belum tercapai Production flexibility 4 Hari - 8 Hari Tercapai Sumber: Pengumpulan dan Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 6.1, diketahui bahwa metrik kinerja yang belum mencapai target perusahaan dan benchmark dari Supply Chain Council adalah delivery performance, perfect order fulfillment, dan supply chain response Universitas Sumatera Utara time. Akan tetapi, untuk metrik kinerja order fulfillment lead time, perlu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian lead time maksimum yang memiliki perbedaan sangat signifikan terhadap target rata-rata lead time. Oleh karena itu, metrik kinerja ini juga termasuk dalam metrik kinerja yang belum mencapai target. Keempat metrik kinerja tersebut merupakan customer facing yang dapat ditingkatkan dengan cara memenuhi kepuasan pelanggan. Berdasarkan hal tersebut, tindakan perbaikan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki proses produksi pada perusahaan, yaitu dengan menghilangkan waste atau kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pada proses produksi, sehingga diperoleh kualitas pelayanan dan produk yang lebih baik. Pengurangan waste akan mempengaruhi lead time produksi menjadi lebih singkat. Perbaikan terhadap lead time produksi secara tidak langsung juga akan memperbaiki ketepatan pengiriman, ketepatan pelayanan, dan efisiensi proses produksi, sehingga diperoleh kegiatan produksi yang lebih baik.

6.2. Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan dengan Lean Six Sigma