membership organization yang beranggotakan perusahaan-perusahaan yang
tertarik, organisasi-organisasi nirlaba, agen-agen pemerintah dan militer, konsultan, tenaga akademik, dll. Model SCOR dapat diterapkan pada akivitas-
aktivitas berikut: a.
Semua interaksi dengan pelanggan sejak pemasukan pesanan order entry sampai pembayaran.
b. Semua transaksi produk bahan baku, barang jadi, dan atau jasa, termasuk
peralatan, suku cadang, software, dll. c.
Semua interaksi dengan pasar sejak memahami permintaan agregat sampai pemenuhan pesanan.
Model SCOR tidak diterapkan pada proses-proses berikut: a.
Penjualan dan pemasaran. b.
Riset dan pengembangan teknologi. c.
Pengembangan produk. d.
Beberapa elemen dari post-delivery customer support tetapi itu diterapkan dalam proses pengembalian produk.
3.7.3. Langkah-langkah Solusi Masalah dalam Lean Six Sigma Supply
Chain Management
Delapan langkah dan tujuh alat dalam solusi masalah kualitas yang telah umum diketahui sangat bermanfaat bagi pemula yang terlibat dalam proses
peningkatan kinerja lean supply chain management. Delapan langkah itu adalah:
Universitas Sumatera Utara
Langkah 1: Mendefinisikan masalah dan menentukan tema perbaikan
proses-proses suppy chain SIPOC. Langkah 2:
Mencari semua penyebab yang mungkin. Langkah 3:
Menganalisis akar penyebab masalah. Langkah 4:
Merencanakan tindakan perbaikan. Langkah 5:
Melaksanakan perbaikan. Langkah 6:
Mempelajari hasil-hasil perbaikan. Langkah 7:
Menstandardisasikan solusi dan praktek-praktek terbaik. Langkah 8: Membuat laporan akhir dan menentukan rencana perbaikan
proses-proses supply chain SIPOC berikutnya. Ke-8 langkah yang dikemukakan diatas dapat diorganisasikan kedalam
siklus Deming PDSA-Plan, Do, Study, Act atau kedalam siklus DMAIC Define, Measure, Analyze, Improve, and Control yang merupakan metodologi
pendekatan solusi masalah dalam proyek-proyek Lean Six Sigma. Delapan langkah dalam siklus PDSA terdiri dari:
Plan Merencanakan:
Langkah 1: Mendefinisikan masalah dan menentukan tema perbaikan kinerja.
Langkah 2: Mencari semua penyebab yang mungkin.
Langkah 3: Menganalisis akar penyebab masalah.
Langkah 4: Merencanakan tindakan perbaikan.
Do Melaksanakan:
Langkah 5: Melaksanakan perbaikan.
Study Mempelajari:
Universitas Sumatera Utara
Langkah 6: Mempelajari hasil-hasil perbaikan.
Act Menindaklanjuti:
Langkah 7: Menstandardisasikan solusi dan praktek-praktek terbaik.
Langkah 8: Membuat laporan akhir dan menentukan rencana perbaikan kinerja berikutnya.
Delapan langkah dalam siklus PDSA diatas apabila dikaitkan dengan metodologi Lean Six Sigma DMAIC Define, Measure, Analyze, Improve, and
Control , maka akan menjadi sebagai berikut:
Define D-Mendefinisikan:
Langkah 1: Mendefinisikan masalah dan menentukan tema perbaikan kinerja
supply chain. Measure
M-Mengukur: Langkah 2:
Verifikasi pengukuran dan mencari semua penyebab yang mungkin.
Analyze A-Menganalisis:
Langkah 3: Menganalisis akar penyebab masalah.
Langkah 4: Merencanakan tindakan perbaikan.
Improve I-Meningkatkan:
Langkah 5: Melaksanakan perbaikan.
Langkah 6: Mempelajari hasil-hasil perbaikan.
Control C-Mengendalikan:
Langkah 7: Menstandardisasikan solusi dan praktek-praktek terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 8: Membuat laporan akhir dan menentukan mendefinisikan
rencana perbaikan kualitas berikutnya. Delapan langkah yang dikemukakan diatas, baik dalam siklus Deming
PDSA maupun siklus DMAIC, metodologi Lean Six Sigma membutuhkan alat- alat perbaikan kualitas sederhana, yang disebut sebagai tujuh alat, sehingga
umum dikenal sebagai: Delapan Langkah Tujuh Alat DELTA. Tujuh alat yang sering dipergunakan oleh Tim Peningkatan Kinerja
adalah: a.
Lembar periksa check sheet b.
Stratifikasi c.
Diagram Pareto d.
Diagram sebab-akibat cause and effect diagram atau diagram tulang ikan fish bone diagram
e. Histogram
f. Diagram tebar korelasi
g. Peta-peta kontrol control charts dan analisis kapabilitas capability
analysis Catatan:
Keberhasilan solusi masalah kinerja dalam proses-proses supply chain sekitar 80 ditentukan oleh Quality Leadership Kepemimpinan
Kualitas dalam menerapkan delapan langkah dan hanya 20 ditentukan oleh penggunaan alat-alat statistika statistical tools.
Universitas Sumatera Utara
Yang diperlukan dalam memahami implementasi statistika untuk solusi masalah kinerja dalam proses-proses supply chain adalah 80 berkaitan
dengan Statistical Thinking memahami bagaimana perilaku proses statistikal yang ditimbulkan oleh variasi penyebab khusus dan variasi
penyebab umum dan hanya 20 berkaitan dengan aplikasi Statistical Tools
penerapan alat-alat statistika yang sekarang ini analisisnya telah banyak menggunakan bantuan paket-paket software computer, seperti:
Minitab, dll.
3.8. Tiga Jenis