Latar Belakang Permasalahan Pengukuran Dan Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan Dengan Pendekatan Scor (Supply Chain Operations Reference) Dan Lean Six Sigma Di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini membahas dasar-dasar penelitian tugas akhir yang meliputi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan tugas akhir.

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Persaingan yang sengit dalam pasar global, pengenalan produk dengan daur hidup yang semakin pendek, dan meningkatnya harapan pelanggan telah memaksa perusahaan-perusahaan bisnis untuk menginvestasikan dan memusatkan perhatian pada rantai pasokan Simch-Levi dkk, 2003. Kesuksesan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan didalam rantai pasokan, sehingga harus terjalin hubungan yang baik didalam rantai pasokan tersebut. Pengukuran kinerja rantai pasokan penting dilakukan untuk mengetahui pencapaian kinerja saat ini dan sejauh mana keberhasilan manajemen rantai pasokan yang telah dijalankan. PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produksi cigarette paper dengan daerah pemasaran produk dalam dan luar negeri. PT. XYZ sudah berdiri sejak tahun 2003 dan merupakan salah satu perusahaan penghasil cigarette paper terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, sewajarnya perusahaan selalu mengutamakan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Berdasarkan data purchase order dan delivery order bulan Januari sampai Juni Universitas Sumatera Utara 2013, diketahui selalu terjadi keterlambatan pemenuhan order pada pelanggan. Data pemenuhan order pelanggan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Pemenuhan Order Pelanggan Bulan Jumlah order On time delivery Jumlah order terlambat Persentase on time delivery Januari 59 53 6 89,83 Februari 42 36 6 85,71 Maret 49 42 7 85,71 April 62 53 9 85,48 Mei 59 51 8 86,44 Juni 56 49 7 87,50 Sumber: PT. XYZ Menurut Beamon 1999, on time delivery adalah salah satu parameter kinerja rantai pasokan. Data pada Tabel 1.1 menunjukkan adanya permasalahan pada PT. XYZ yang berkaitan dengan rantai pasokan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan dapat menurunkan kualitas perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan ini adalah dengan mengukur dan meningkatkan kinerja rantai pasokan tersebut. Selama ini, pihak perusahaan belum pernah melakukan evaluasi terhadap kinerja rantai pasokannya. Peningkatan kinerja memerlukan adanya pengukuran kinerja rantai pasokan terlebih dahulu Ari Primantara, 2010. Fokus dari pengukuran kinerja adalah proses yang terjadi di organisasi dengan batasan organisasi adalah sebuah perusahaan Short dan Venkatraman, 1992. Pengukuran kinerja rantai pasokan dilakukan dengan menggunakan pendekatan SCOR. Kelebihan dari SCOR adalah pengukuran rantai pasokan dilakukan secara objektif dengan menggunakan data yang dimiliki perusahaan, Universitas Sumatera Utara sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kinerja rantai pasokan perusahaan yang sebenarnya. Selain itu, SCOR juga merupakan suatu model acuan dari Supply Chain Council, yaitu organisasi nirlaba yang mengembangkan standard supply chain process reference model. Peningkatan kinerja rantai pasokan dilakukan dengan menggunakan Lean Six Sigma. Metodologi Lean Six Sigma dapat diaplikasikan pada manajemen rantai pasokan untuk meningkatkan efisiensi operasional manajemen rantai pasokan Sixthsigma, 2010. Langkah awal dalam penggabungan Lean Manufacturing, Six Sigma, dan SCOR Model adalah penerapan SCOR untuk mengembangkan inisiatif dan penentuan proyek perbaikan, kemudian Lean Six Sigma akan mengembangkan proyek perbaikan tersebut secara efektif Smartwood, 2003. Dengan konsep Lean, aktivitas-aktivitas non value added akan dapat teridentifikasi, serta pemborosan waste yang terjadi akan dapat diminimalisasi, bahkan dieliminasi. Sedangkan, konsep Six Sigma digunakan untuk meminimasi variasi produk dan meningkatkan kapabilitas proses sepanjang value stream yang ada, serta mengusahakan zero defect Gaspersz, 2007.

1.2. Perumusan Masalah