5.3. Analyze
Pada tahap analyze ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui akar penyebab terjadinya waste dengan menggunakan root cause analysis RCA dan
menghitung prioritas perbaikan dengan nilai RPN dari Failure Mode and Effect Analysis
FMEA.
5.3.1. Root Cause Analysis RCA
Root cause analysis berfungsi untuk memberi kemudahan dalam
menganalisis akar penyebab timbulnya keempat waste yang berpengaruh signifikan terhadap lead time produksi kertas. Analisis akar penyebab ini
dilakukan dengan menggunakan cause and effect diagram fishbone diagram yang dapat dilihat pada Lampiran. RCA dilakukan pada setiap waste.
5.3.1.1.RCA untuk Excess Processing
CTQ untuk waste jenis excess processing adalah sisa pemotongan kertas.
RCA untuk excess processing dapat dilihat pada Tabel 5.46.
Tabel 5.46. RCA untuk Excess Processing
CTQ RCA
Sisa pemotongan kertas Kebijakan perusahaan terkait order atau pesanan
dari pelanggan Keterbatasan spesifikasi ukuran pemotongan pada
mesin
5.3.1.2.RCA untuk Waiting
CTQ untuk
waste jenis waiting adalah scheduled delay dan unscheduled
delay. RCA untuk waiting dapat dilihat pada Tabel 5.47.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.47. RCA untuk Waiting
CTQ RCA
Scheduled Delay Waktu interval optimum untuk maintenance mesin
belum diketahui Pembersihan mesin
Unscheduled Delay Waktu interval optimum untuk maintenance mesin
belum diketahui Pemutusan arus listrik dari PT. PLN
5.3.1.3.RCA untuk Inventories
CTQ untuk
inventories adalah sisa bahan CaCO
3,
deformer, dan bahan
baku pulp. RCA untuk inventories dapat dilihat pada Tabel 5.48.
Tabel 5.48. RCA untuk Inventories
CTQ RCA
Sisa bahan CaCO
3
, deformer, dan bahan baku pulp
Fluktuasi jumlah produksi Metode peramalan tidak sesuai
5.3.1.4.RCA untuk Motion
CTQ untuk motion adalah gerakan operator pada stasiun proses pembentukan lembaran sheet dan pemotongan jumbo roll. RCA untuk motion
dapat dilihat pada Tabel 5.49.
Tabel 5.49. RCA untuk Motion
CTQ RCA
Gerakan operator yang tidak perlu pada stasiun proses
pembentukan lembaran sheet dan pemotongan jumbo roll
Waktu proses mesin cukup lama Kebijakan Manajer terkait pekerjaan
operator yang tidak fleksibel
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Failure Mode and Effect Analysis FMEA
Failure mode and effect analysis FMEA berfungsi untuk memberi
informasi mengenai prioritas perbaikan yang harus dilakukan melalui risk priority number
RPN. Nilai RPN didapatkan setelah menghitung nilai severity, occurance,
dan detection terlebih dahulu.
5.3.2.1.Pendefinisian Nilai Severity, Occurance, dan Detection SOD
Severity merupakan tingkat pengaruh buruk terhadap waste yang terjadi.
Skala penilaian severity berkisar pada range 1-10. Semakin besar pengaruh kegagalan terhadap hasil proses, maka semakin besar pula nilai severity.
Occurance merupakan peluang munculnya kegagalan atau kesalahan dari setiap
jenis waste berdasarkan definisi waste tersebut. Skala penilaian untuk occurance juga berkisar pada range 1-10.
Detection merupakan pengukuran terhadap kemampuan dalam
mendeteksi kegagalan yang akan terjadi. Skala penilaian untuk detection juga berkisar pada range 1-10, akan tetapi skala 1 menunjukkan bahwa alat ukur
untuk mendeteksi kegagalan sangat baik. Pemberian nilai dibantu oleh supervisor
produksi, sehingga penilaian dapat diasumsikan tidak mengalami bias. Pendefinisian nilai severity, occurance, dan detection dapat dilihat pada
Lampiran.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2.2.Perhitungan Risk Priority Number RPN
Perhitungan RPN berfungsi untuk memberikan informasi mengenai perbaikan yang dapat dilakukan. Perhitungan ini dilakukan terhadap keempat
jenis waste yang paling berpengaruh. a.
Perhitungan RPN untuk Excess Processing Perhitungan RPN untuk excess processing dapat dilihat pada Tabel 5.50.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.50. Perhitungan RPN untuk Excess Processing
Process Failure Failure Effect
Sev Causes Occ Controls
Det RPN
Stasiun roll slitter, ream
cutter, bobbin slitter
Sisa pemotongan
kertas Menyebabkan waste
jenis excess processing
4 Kebijakan perusahaan terkait order atau
pesanan dari pelanggan 10
Spesifikasi order dari pelanggan
1 40 Keterbatasan spesifikasi ukuran
pemotongan pada mesin 10
Spesifikasi order dari pelanggan
1 40
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.50, diketahui bahwa kedua akar penyebab memiliki nilai RPN yang sama. Oleh karena itu, kedua akar penyebab tersebut menjadi
prioritas perbaikan yang harus dilakukan. b.
Perhitungan RPN untuk Waiting Perhitungan RPN untuk waiting dapat dilihat pada Tabel 5.51.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.51. Perhitungan RPN untuk Waiting
Process Failure Failure
Effect Sev Causes Occ
Controls Det
RPN
Proses permesinan di
lantai produksi Scheduled
Delay Menyebabkan
waste jenis waiting
8 Waktu interval optimum untuk
maintenance mesin belum diketahui
10 Pengalaman dan membuat daftar
usia pakai setiap komponen penting didalam mesin
5 400 Pembersihan mesin
10 Membuat jadwal rutin
1 80
Proses permesinan di
lantai produksi Unscheduled
Delay Menyebabkan
waste jenis waiting
9 Waktu interval optimum untuk
maintenance mesin belum diketahui
10 Pengalaman dan membuat daftar
usia pakai setiap komponen 5 450
Pemutusan arus listrik dari PT. PLN 4
Menjalin kerjasama dengan PT. PLN
4 144
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.51, diketahui bahwa nilai RPN yang tertinggi adalah failure berupa scheduled delay dan unscheduled delay dengan akar
penyebab waktu interval optimum untuk maintenance mesin yang belum diketahui. Oleh karena itu, akar penyebab tersebut menjadi prioritas perbaikan
yang harus dilakukan. c.
Perhitungan RPN untuk Inventories Perhitungan RPN untuk inventories dapat dilihat pada Tabel 5.52.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.52. Perhitungan RPN untuk Inventories
Process Failure Failure
Effect Sev Causes Occ Controls Det
RPN
Inventory CaCO
3
, deformer,
dan bahan baku
pulp Sisa bahan CaCO
3
, deformer,
dan bahan baku pulp
Menyebabkan waste
jenis inventories
3 Fluktuasi jumlah produksi
10 Melakukan evaluasi terhadap
jumlah peramalan produksi secara berkala
4 120
Metode peramalan tidak sesuai
5 Melakukan analisis pasar
terkait perusahaan customer 5 75
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.52, diketahui bahwa nilai RPN kedua akar penyebab tidak terlalu jauh berbeda. Oleh karena itu, kedua akar penyebab
tersebut menjadi prioritas perbaikan yang harus dilakukan. d.
Perhitungan RPN untuk Motion Perhitungan RPN untuk motion dapat dilihat pada Tabel 5.53.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.53. Perhitungan RPN untuk Motion
Process Failure Failure
Effect Sev Causes
Occ Controls
Det RPN
Stasiun pembentukan lembaran sheet dan
stasiun pemotongan jumbo roll
Gerakan operator yang
tidak perlu Menyebabkan
waste jenis
motion 1
Waktu proses mesin yang cukup lama
10 Prosedur kerja yang menetapkan
bahwa operator bertugas untuk sering memantau jalannya proses
permesinan dan mengendalikan serta memantau kontrol panel
7 70
Kebijakan Manajer terkait pekerjaan operator yang
tidak fleksibel 10
Prosedur kerja yang menetapkan bahwa operator bertugas untuk
sering memantau jalannya proses permesinan dan mengendalikan
serta memantau kontrol panel 7 70
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.53, diketahui bahwa nilai RPN untuk kedua akar penyebab yang menimbulkan failure berupa gerakan operator yang tidak perlu
adalah sama. Oleh karena itu, kedua akar penyebab tersebut menjadi prioritas perbaikan yang harus dilakukan.
5.4. Improve