Penentuan Objek Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan

Tabel 5.19. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Production Flexibility dengan Proses Produksi Ideal Lanjutan Data Jan Feb Mar Apr Mei Jun Sisa hari yang tersedia Hari 5,81 5,09 9,60 8,40 8,88 7,05 Jumlah peningkatan produksi sebesar 20 Ton 83,40 76,20 70,40 68,40 63,40 74,40 Production flexibility Hari 5 5 4 4 4 5 Sumber: Data Sekunder dan Perhitungan Berdasarkan Data Sekunder Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan oleh pihak produksi dan perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 5.19, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik masih mampu memenuhi 20 order apabila terjadi peningkatan permintaan secara tiba-tiba dari pelanggan, dikarenakan sisa hari yang tersedia lebih banyak daripada jumlah hari yang dibutuhkan untuk penyelesaian peningkatan produksi production flexibility. Maka, metrik kinerja ini sudah mencapai target, sehingga tidak dibutuhkan perbaikan atau evaluasi untuk metrik kinerja ini.

5.1.4. Penentuan Objek Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan

Berdasarkan perhitungan yang mengacu pada pendekatan SCOR, dapat diketahui metrik kinerja yang belum mencapai target perusahaan dan benchmark dari SCC saat ini. Rekapitulasi perhitungan kinerja rantai pasokan dengan pendekatan SCOR dapat dilihat pada Tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Rantai Pasokan dengan SCOR Metrik Kinerja Target Perusahaan Benchmark Supply Chain Council Pencapaian Rata-rata Keterangan Delivery performance 95 93 86,78 Belum tercapai Perfect order fulfillment 95 92,4 86,50 Belum tercapai Order fulfillment lead time 25 Hari 135 Hari 16 Hari Tercapai Supply chain response time 11 Hari - 19 Hari Belum tercapai Production flexibility 4 Hari - 8 Hari Tercapai Sumber: Perhitungan Atribut Kinerja Berdasarkan Tabel 5.20, diketahui bahwa metrik kinerja yang belum mencapai target perusahaan dan benchmark dari Supply Chain Council adalah metrik kinerja delivery performance, perfect order fulfillment, dan supply chain response time. Akan tetapi, untuk metrik kinerja order fulfillment lead time, perlu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian lead time maksimum yang memiliki perbedaan sangat signifikan terhadap target rata-rata lead time. Oleh karena itu, metrik kinerja ini juga termasuk dalam metrik kinerja yang belum mencapai target. Penentuan objek perbaikan adalah sebagai berikut: a. Delivery performance dan perfect order fulfillment merupakan metrik kinerja dari atribut reliability. Reliability merupakan atribut kinerja yang melihat kemampuan rantai pasokan perusahaan dari ketepatan dan pemenuhan pesanan. Hal itu dapat diwujudkan dengan peningkatan ketepatan pengiriman, peningkatan ketepatan produk, dan peningkatan ketepatan pelayanan. Universitas Sumatera Utara b. Order fulfillment lead time merupakan metrik kinerja dari atribut responsiveness. Responsiveness merupakan faktor kritis yang memperhatikan kecepatan pesanan tersedia kepada pelanggan, sehingga faktor perencanaan proses bisnis harus disusun secara seksama dengan memperhatikan lead time masing-masing proses. c. Supply chain response time merupakan metrik kinerja dari atribut flexibility. Pada faktor kriteria ini hal yang terpenting adalah kemampuan perusahaan dalam menghadapi pasar. Banyaknya pesaing membuat perusahaan harus memiliki efisiensi produk dan produksi yang baik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa objek perbaikan adalah peningkatan ketepatan pengiriman, ketepatan produk, ketepatan pelayanan, penggunaan lead time secara seksama, efisiensi produk, dan produksi yang baik. Sesuai dengan batasan yang telah dibuat, penelitian hanya difokuskan pada kegiatan internal perusahaan. Oleh karena itu, tindakan perbaikan dilakukan terhadap proses internal pada perusahaan. Proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi kertas rokok atau cigarette paper. Maka, tindakan perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki proses produksi pada perusahaan, yaitu dengan menghilangkan waste atau kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pada proses produksi, sehingga dapat diperoleh kualitas pelayanan dan produk yang lebih baik. Pengurangan waste akan mempengaruhi lead time produksi menjadi lebih singkat. Dengan memperbaiki lead time produksi, maka secara tidak langsung juga akan Universitas Sumatera Utara memperbaiki ketepatan pengiriman, ketepatan produk, ketepatan pelayanan, dan efisiensi proses produksi, sehingga diperoleh kegiatan produksi yang lebih baik.

5.1.5. Identifikasi Proses Produksi Kertas