Apa itu Pengukuran Kinerja

Fokus Lean dan fokus Six Sigma ditunjukkan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Fokus Lean dan Six Sigma Fokus Lean Fokus Six Sigma Pemborosan material, waktu, aktivitas, dll Variasi proses Menyeimbangkan aliran dalam proses value stream Identifikasi akar-akar penyebab dari masalah Reduksi Cycle Time Menciptakan output proses yang seragam bebas cacat Sangat penting untuk meningkatkan produktivitas Sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas proses dan kualitas produk Sumber: Gaspersz, 2008

3.7. Lean Six Sigma Supply Chain Management

10

3.7.1. Apa itu

Lean Six Sigma Supply Chain Management? Menurut APICS dictionary 2010, supply chain adalah jaringan kerja network global yang digunakan untuk menyerahkan produk barang dan atau jasa mulai dari bahan baku sampai ke pelanggan akhir melalui suatu aliran informasi, distribusi fisik, dan kas cashflow. Supply Chain Management adalah desain, perencanaan, eksekusi, pengendalian dan pemantauan monitoring aktivitas-aktivitas supply chain yang bertujuan menciptakan nilai bersih net value, membangun infrastruktur yang kompetitif, mengefektifkan worldwide logistics, mensinkronkan penawaran supply dengan permintaan demand, dan mengukur kinerja secara global. Lean Six Sigma Supply Chain Management adalah pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau pemborosan aktivitas- 10 Vincent Gaspersz, All in One 150 Key Performance Indicators and Balanced Scorecard, Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma Supply Chain Management, op.cit ., hh. 853-908. Universitas Sumatera Utara aktivitas tidak bernilai tambah serta variasi-variasi sepanjang proses-proses supply chain SIPOC, melalui peningkatan terus-menerus continuous improvement , yang mengalirkan produk melalui menarik pull produk dari pelanggan akhir, untuk mengejar keunggulan dalam semua proses supply chain. Catatan: SIPOC = Supplier, Input, Process, Output, Customer.

3.7.2. Pengukuran Kinerja

Lean Supply Chain Management Karakteristik dari indikator kinerja kunci key performance indicators = KPIs yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut: a. Sederhana Simple b. Praktis Practical c. Spesifik Specific d. Dapat diukur Measurable e. Dapat dicapai tetapi menantang Attainable but challenging f. Relevan dengan tujuan strategik bisnis Relevant g. Berbatas waktu Time-bounded h. Dinamik Dynamic Pengukuran indikator kinerja kunci harus dilakukan sepanjang proses- proses supply chain SIPOC = Supplier, Input, Process, Output, Customer. Ukuran-ukuran kinerja utama dalam lean supply chain management dapat diadopsi dari model SCOR Supply Chain Operations Reference. The Supply Chain Operations Reference SCOR Model dikembangkan oleh The Supply Chain Council SCC, organisasi nirlaba nonprofit Universitas Sumatera Utara membership organization yang beranggotakan perusahaan-perusahaan yang tertarik, organisasi-organisasi nirlaba, agen-agen pemerintah dan militer, konsultan, tenaga akademik, dll. Model SCOR dapat diterapkan pada akivitas- aktivitas berikut: a. Semua interaksi dengan pelanggan sejak pemasukan pesanan order entry sampai pembayaran. b. Semua transaksi produk bahan baku, barang jadi, dan atau jasa, termasuk peralatan, suku cadang, software, dll. c. Semua interaksi dengan pasar sejak memahami permintaan agregat sampai pemenuhan pesanan. Model SCOR tidak diterapkan pada proses-proses berikut: a. Penjualan dan pemasaran. b. Riset dan pengembangan teknologi. c. Pengembangan produk. d. Beberapa elemen dari post-delivery customer support tetapi itu diterapkan dalam proses pengembalian produk.

3.7.3. Langkah-langkah Solusi Masalah dalam Lean Six Sigma Supply