Gaya Bahasa Unsur Segmental

orang yang terdidik. Kategori ini berupa ungkapan-ungkapan umum dan kebiasaan menggunakan bentuk-bentuk gramatikal tertentu oleh kalangan ini. 6 Hindarilah ungkapan-ungkapan usang idiom yang mati. Idiom adalah pola- pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan beretumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. Idiom yang sudah usang dan tidak bertenaga lagi karena terlalu sering dipergunakan. Ungkapan semacam ini disebut klise atau stereotip. Kata-kata yang membentuknya tidak dirasakan usang, tetapi paduan kata-kata itulah yang dianggap tidak bertenaga lagi. 7 Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial. Bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Bahasa yang artifisial tidak terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam pemakaiannya untuk menyatakan suatu maksud. Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat digunakan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.

2.6.2 Gaya Bahasa

Selain diksi atau pilihan kata, santun tidaknya pemakaian bahasa dapat dilihat juga dari pemakaian gaya bahasa. Kesanggupan penggunaan gaya bahasa seoranag penutur dapat terlihat tingkat kesantunannya dalam berkomunikasi. Gaya bahasa bukan sekadar mengefektifkan keindahan tuturan dan kehalusan budi bahasa penutur. Berikut ini contoh beberapa gaya bahasa yang digunakan untuk melihat santun tidaknya pemakaian bahasa dalam bertutur Pranowo, 2009:16 – 22. 1 Majas hiperbola Hiperbola adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain secara berlebihan. Jika sesuatu memiliki sifat negatif, tuturan cenderung dipersepsikan sebagai tuturan yang kadar kesantunannya rendah tidak santun oleh mitra tutur. 2 Majas perumpamaan Perumpamaan adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal yang berlebihan, tetapi dianggap sama. Penanda majas perumpamaan biasanya menggunakan kata-kata sebagai berikut; seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana,bagai, bagaikan, serupa, dan lain-lain. Tuturan dengan menggunakan majas perumpamaan merupakan upaya menyamarkan maksud atas dasar pertimbangan agar mitra tutur tidak merasa dipermalukan di depan umum. Dengan demikian, majas perumpamaan dapat menyelamatkan muka mitra tutur. Dengan pertimbangan itu, sebagian besar tuturan yang menggunakan perumpamaan dapat dipersepsikan sebagai tuturan yang santun. 3 Majas metafora Majas metafora sebagai salah satu jenis gaya bahasa perbandingan mampu menambah daya bahasa tuturan. Dengan metafora, seorang penutur mampu melukiskan atau menggambarkan suatu objek melalui komparasi atau kontras. Metafora adalah suatu jenis gaya bahasa yang membuat perbandingan secara langsung antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup. 4 Majas eufemisme Eufemisme adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal dengan menggunakan pembanding yang lebih halus. Hal ini dimaksudkan penutur tidak menyinggung perasaan mitra tutur, atau ungkapan yang dapat dipersepsi menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi mitra tutur. Majas eufimisme bertujuan memperhalus penyampaian maksud yang sesungguhnya. Karena majas eufemisme digunakan dengan tujutan menghaluskan tuturan, tuturan menjadi lebih santun.

2.6.3 Kategori Fatis