Subkategori Memerintah Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan Konflik

5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan E3: Penutur bermaksud menakut-nakuti mitra tutur supaya tidak meletakkan lagi sesaji di rumahnya. Tuturan E7: Penutur bermaksud menakut-nakuti mitra tutur supaya mitra tutur tidak membantah perintah penutur.

4.2.5.3 Subkategori Memerintah

Subkategori memerintah pada kategori mebimbulkan konflik terjadi ketika tuturan penutur seolah-olah atau memang bermaksud memberikan perintah kepada mitra tutur. Namun, akibat dari tuturan tidak santun yang sengaja dituturkan oleh penutur, mitra tutur menjadi tersinggung sehingga menimbulkan konflik antara penutur dan mitra tutur. Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori memerintah. Cuplikan tuturan 50 MT : “Mi, buatin susu” P : “Wong yang satu masih kok, sana ambil Itu di dalam sana, heran.” E4 Konteks tuturan: Penutur perempuan berumur 35 tahun. Mitra tutur perempuan berumur 4 tahun sebagai keponakan penutur. Tuturan terjadi di depan rumah, saat penutur sedang bersantai di waktu sore. Mitra tutur datang minta dibuatkan susu. Penutur tidak mau membuatkan susu karena susu yang sebelumnya belum habis diminum oleh mitra tutur. Dari tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut. 1 Wujud ketidaksantunan linguistik Tuturan E4: “Wong yang satu masih kok, sana ambil Itu di dalam sana, heran.” 2 Wujud ketidaksantunan pragmatik Tuturan E4: Penutur berbicara dengan volume yang keras. Penutur memaksakan kekendak kepada mitra tutur. Penutur berbicara dengan tidak menghiraukan mitra tutur. Penutur membuat mitra tutur menangis. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah keponakannya. 3 Penanda ketidaksantunan linguistik Tuturan E4: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa populer yang merupakan bahasa sehari-hari. Kata fatis yang terdapat pada tuturan E4 ialah “kok” dan “wong”. Penutur berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada frasa “sana ambil”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi perintah. 4 Penanda ketidaksantunan pragmatik Konteks tuturan E4: Penutur perempuan berumur 35 tahun. Mitra tutur perempuan berumur 4 tahun sebagai keponakan penutur. Tuturan terjadi di depan rumah, saat penutur sedang bersantai di waktu sore. Mitra tutur datang minta dibuatkan susu. Penutur tidak mau membuatkan susu karena susu yang sebelumnya belum habis diminum oleh mitra tutur. Tujuan penutur dari tuturannya ialah menyuruh mitra tutur yang masih balita untuk menghabiskan susu yang telah dibuat sebelumnya. Namun, mitra tutur tidak mau dan semakin merengek sampai hampir menangis. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah direktif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur tutur menangis. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan E4: Penutur bermaksud menyuruh atau memerintah mitra tutur untuk menghabiskan minuman yang sudah dibuat sebelumnya.

4.2.5.4 Subkategori Mengejek