5 Maksud ketidaksantunan penutur
Tuturan E5: Penutur bermaksud menolak perintah mitra tutur yang
menyuruh penutur untuk pulang.
4.2.5.5 Subkategori Menolak
Subkategori menolak pada kategori mebimbulkan konflik terjadi karena tuturan penutur menyatakan suatu penolakan terhadap sesuatu. Namun, akibat dari
tuturan tidak santun yang sengaja dituturkan oleh penutur, mitra tutur menjadi tersinggung sehingga menimbulkan konflik antara penutur dan mitra tutur.
Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori menolak. Cuplikan tuturan 52
MT : “Gek mandi kana, wis sore”
Segera mandi sana, sudah sore P :
“Ah mengko Karo mas Ardha wae.” E6 Ah nanti Dengan mas Ardha saja.
MT : “Ya kowe sik, gek uwis” Ya kamu dulu, cepat
Konteks tuturan: Penutur anak perempuan berumur 7 tahun, kelas 2 SD. Mitra tutur laki-laki berumur 39 tahun. Penutur adalah anak mitra tutur. Tuturan
terjadi di ruang tamu, saat sore hari. Mitra tutur menyuruh penutur untuk mandi karena sudah sore.
Cuplikan tuturan 55
MT 1 : “Beliin sabun, Dik” P :
“Wegah Mas wae kae lho.” E9
Tidak mau Mas saja itu lho. MT 2: “Lha kowe ki ngopo? Garapanku rung rampung”
Lha kamu itu sedang apa? Pekerjaanku belum selesai
Konteks tuturan: Penutur perempuan berumur 7 tahun. Mitra tutur 1 laki-laki berumur 39 tahun, sebagai ayah penutur. Mitra tutur 2 laki-laki berumur 8 tahun,
sebagai kakak penutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat pagi hari. Mitra tutur 1 menyuruh penutur untuk membeli sabun di warung. Mitra tutur 2 sedang
mengerjakan PR. Penutur sedang menonton televisi. Penutur tidak mau membelikan sabun karena malas.
Dari kedua tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud
ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut.
1 Wujud ketidaksantunan linguistik
Tuturan E6:
“Ah mengko Karo mas Ardha wae.” Ah nanti Dengan mas Ardha saja.
Tuturan E9:
“Wegah Mas wae kae lho.” Tidak mau Mas saja itu lho.
2 Wujud ketidaksantunan pragmatik
Tuturan E6: Penutur berbicara dengan kasar. Penutur berbicara dengan
tidak menghiraukan mitra tutur. Penutur membuat mitra tutur marah. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah ayahnya.
Tuturan E9: Penutur berbicara dengan kasar dan kesal. Penutur berbicara
dengan volume yang keras. Penutur membuat mitra tutur kesal. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah adiknya.
3 Penanda ketidaksantunan linguistik
Tuturan E6: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar.
Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Penutur berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada kata “mengko”. Intonasi
yang digunakan penutur ialah intonasi seru.
Tuturan E9:
Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Kata fatis yang
terdapat pada tuturan E9 ialah “lho”. Penutur berbicara dengan nada naik
tinggi. Tekanan pada kata “wegah”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi seru.
4 Penanda ketidaksantunan pragmatik
Konteks tuturan E6: Penutur anak perempuan berumur 7 tahun, kelas 2
SD. Mitra tutur laki-laki berumur 39 tahun. Penutur adalah anak mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang tamu, saat sore hari. Mitra tutur menyuruh penutur
untuk mandi karena sudah sore. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur menolak perintah mitra tutur yaitu ayahnya yang menyuruh untuk mandi
lebih dulu sebelum kakaknya. Kakak penutur sedang mengerjakan tugas sekolah. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah komisif. Tuturan tersebut
menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur tutur tutur marah kepada penutur.
Konteks tuturan E9: Penutur perempuan berumur 7 tahun. Mitra tutur 1
laki-laki berumur 39 tahun, sebagai ayah penutur. Mitra tutur 2 laki-laki berumur 8 tahun, sebagai kakak penutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga,
saat pagi hari. Mitra tutur 1 menyuruh penutur untuk membeli sabun di warung. Mitra tutur 2 sedang mengerjakan PR. Penutur sedang menonton
televisi. Penutur tidak mau membelikan sabun karena malas. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur ingin melimahkan tugas kepada mitra tutur 2.
Tindak verbal dari tuturan penutur ialah komisif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur 2 menimpali tuturan penutur
dengan kesal.
5 Maksud ketidaksantunan penutur
Tuturan E6: Penutur bermaksud menolak perintah mitra tutur yang
menyuruhnya mandi lebih dulu.
Tuturan E9: Penutur bermaksud menolak perintah mitra tutur yang
menyuruhnya untuk membeli teh di warung.
4.2.5.6 Subkategori Kesal