Subkategori Mengejek Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan Muka

ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur 2 hanya diam saja. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan D2: Penutur bermaksud menyindir mitra tutur yang bersikap malas bila sang ibu ada di rumah. Tuturan D4: Penutur hanya bermaksud bercanda kepada mitra tutur.

4.2.4.2 Subkategori Mengejek

Subkategori mengejek dalam kategori menghilangkan muka terjadi karena penutur dengan sengaja mengucapkan tuturan yang bermaksud mengejek atau meremehkan mitra tutur, sehingga membuat mitra tutur tersinggung dan malu. Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori mengejek. Cuplikan tuturan 35 MT 1 : “Kalau boleh, saya bisa gantian bertanya dengan ibu, Pak?” P : “Wah nek ibue ki bodho, Mbak.” D3 Wah ibunya itu bodoh, Mbak. MT 2 : Iya, Mbak. Jangan dengan saya, dengan Bapak saja. Konteks tuturan: Penutur laki-laki berusia 64 tahun. Mitra tutur 1 perempuan berumur 21 tahun. Mitra tutur 2 perempuan berumur 45 tahun. Mitra tutur 1 adalah tamu. Mitra tutur 2 adalah istri penutur. Tuturan terjadi di dalam ruang tamu, saat sore hari. Mitra tutur 1 bertamu di rumah penutur. Mitra tutur 1 bertanya tentang pendidikan mitra tutur 2. Mitra tutur 2 ada di luar rumah. Mitra tutur mendengar tuturan penutur. Cuplikan tuturan 45 P : “Bu, aku ganti hp ya?” MT : “Lha hp-ne sing lawas ngopo? Kae nganggo hp-ne ibu wae.” Lha hp-nya yang lama kenapa? Itu pakai hp-nya ibu saja. P : “Hapene ibu ki wis jadul.” D13 Hp-nya ibu itu sudah jadul. MT : Yo ben, sing penting isih isa nggo telpon. Ya biarin, yang penting masih bisa dipakai telepon. Konteks tuturan: Penutur laki-laki berumur 19 tahun. Mitra tutur perempuan berumur 36 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat sore hari. Penutur meminta handphone baru kepada mitra tutur. Mitra tutur menganjurkan penutur untuk memakai handphone penutur dulu. Penutur tidak mau memakai handphone penutur. Dari kedua tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut. 1 Wujud ketidaksantunan linguistik Tuturan D3: “Wah nek ibue ki bodho, Mbak.” Wah ibunya itu bodoh, Mbak. Tuturan D13: “Hpne ibu ki wis jadul.” Hpnya ibu itu sudah jadul. 2 Wujud ketidaksantunan pragmatik Tuturan D3: Penutur berbicara dengan volume yang keras. Penutur berbicara dengan tertawa meremehkan. Penutur telah membuat mitra tutur 2 malu. Penutur sadar jika mitra tutur 2 adalah istrinya. Tuturan D13: Penutur dengan sengaja berbicara di depan mitra tutur. Penutur berbicara dengan ekspresi mengejek. Penutur telah membuat mitra tutur malu. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah anaknya. 3 Penanda ketidaksantunan linguistik Tuturan D3: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Penutur berbicara dengan nada turun datar. Tekanan pada kata “bodho”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi berita. Tuturan D13: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa dan penggunaan kata slang “jadul”. Penutur berbicara dengan nada naik rendah. Tekanan kata “jadul”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi berita. 4 Penanda ketidaksantunan pragmatik Konteks tuturan D3: Penutur laki-laki berusia 64 tahun. Mitra tutur 1 perempuan berumur 21 tahun. Mitra tutur 2 perempuan berumur 45 tahun. Mitra tutur 1 adalah tamu. Mitra tutur 2 adalah istri penutur. Tuturan terjadi di dalam ruang tamu, saat sore hari. Mitra tutur 1 bertamu di rumah penutur. Mitra tutur 1 bertanya tentang pendidikan mitra tutur 2. Mitra tutur 2 ada di luar rumah. Mitra tutur mendengar tuturan penutur. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur menunjukkan bahwa mitra tutur 2 tidak lebih pintar daripada penutur. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur 2 menimpali tuturan penutur. Konteks tuturan D13: Penutur laki-laki berumur 19 tahun. Mitra tutur perempuan berumur 36 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat sore hari. Penutur meminta handphone baru kepada mitra tutur. Mitra tutur menganjurkan penutur untuk memakai handphone penutur dulu. Penutur tidak mau memakai handphone penutur. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur mengejek handphone mitra tutur yang sudah dianggap kuno. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur menjawab tuturan penutur dengan kesal. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan D3: Penutur bermaksud meremehkan mitra tutur yang dianggap tidak lebih pintar dari dirinya. Tuturan D13: Penutur hanya bermaksud bercanda kepada mitra tutur.

4.2.4.3 Subkategori Menyalahkan