4.2.5.1 Subkategori Melarang
Subkategori melarang pada kategori mebimbulkan konflik terjadi karena penutur memberikan suatu larangan kepada mitra tutur melalui tuturannya.
Namun, akibat dari tuturan tidak santun yang sengaja dituturkan oleh penutur membuat mitra tutur tersinggung sehingga menimbulkan konflik antara penutur
dan mitra tutur. Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori melarang.
Cuplikan tuturan 47 MT : “Gantian, Mas”
P :
“Nggak boleh Dasar kamu, pipis kata umpatan” E1
MT : “Kamu pipis Kamu Pipis” Konteks tuturan: Penutur adalah anak laki-laki berumur 6 tahun, kelas 1 SD.
Mitra tutur laki-laki berumur 4 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur. Tuturan terjadi saat penutur bermain playstation di rumah setelah pulang sekolah.
Penutur tidak mau digangu saat bermain. Penutur tidak memperbolehkan mitra tutur yang ingin meminjam playstation penutur.
Cuplikan tuturan 48
P :
“Ndak boleh Ini buat aku.” E2
MT : menangis Konteks tuturan: Penutur laki-laki berumur 4 tahun. Mitra tutur perempuan
berumur 2 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang bermain yang ada di rumah saat siang hari. Penutur sedang bermain dengan
mitra tutur di tempat bermain. Mitra tutur tiba-tiba merebut mainan mobil- mobilan penutur. Penutur tidak mau kalau mainan mobil-mobilannya direbut.
Dari kedua tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud
ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut.
1 Wujud ketidaksantunan linguistik
Tuturan E1:
“Nggak boleh Dasar kamu, pipis kata umpatan”
Tuturan E2:
“Ndak boleh Ini buat aku.”
2 Wujud ketidaksantunan pragmatik
Tuturan E9: Penutur berbicara dengan membentak. Penutur menggunakan
kata-kata umpatan. Penutur berbicara dengan tidak menghiraukan mitra tutur. Penutur memancing mitra tutur untuk mengikuti umpatannya. Penutur sadar
bahwa mitra tutur adalah adiknya.
Tuturan E2: Penutur berbicara dengan membentak. Penutur berbicara
dengan tidak menghiraukan mitra tutur Penutur membuat mitra tutur takut dan menangis. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah adiknya.
3 Penanda ketidaksantunan linguistik
Tuturan E1: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar.
Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku pada kata “nggak” dan penggunaan kata jargon “pipis”. Penutur
berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada kata “pipis”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi seru.
Tuturan E2:
Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar karena ditandai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku pada
kata “ndak” dan “buat”. Penutur berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada frasa “ndak boleh”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi seru.
4 Penanda ketidaksantunan pragmatik
Konteks tuturan E1:
Penutur adalah anak laki-laki berumur 6 tahun, kelas 1 SD. Mitra tutur laki-laki berumur 4 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur.
Tuturan terjadi saat penutur bermain playstation di rumah setelah pulang sekolah. Penutur tidak mau digangu saat bermain. Penutur tidak
memperbolehkan mitra tutur yang ingin meminjam playstation penutur. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur menggertak mitra tutur yaitu
adiknya supaya tidak mengganggunya ketika bermain, tetapi mitra tutur menimpali dengan tuturan yang sama. Tindak verbal dari tuturan penutur
ialah direktif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur menimpali penutur dengan tuturan yang sama.
Konteks tuturan E2: Penutur laki-laki berumur 4 tahun. Mitra tutur
perempuan berumur 2 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang bermain yang ada di rumah saat siang hari. Penutur sedang
bermain dengan mitra tutur di tempat bermain. Mitra tutur tiba-tiba merebut mainan mobil-mobilan penutur. Penutur tidak mau kalau mainan mobil-
mobilannya direbut. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur menggertak mitra tutur yaitu adiknya sampai menangis. Tindak verbal dari tuturan
penutur ialah direktif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur takut sehingga tidak jadi merebut mainan penutur. Mitra tutur menangis.
5 Maksud ketidaksantunan penutur
Tuturan E1: Penutur bermaksud melarang mitra tutur yang ingin
memainkan game penutur.
Tuturan E2: Penutur bermaksud melarang mitra tutur yang ingin
meminjam mainan penutur.
4.2.5.2 Subkategori Mengancam