Pedoman Observasi Pedoman Wawancara

memilih jawaban tiap butir yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS dalam skala perilaku konsumtif.

d. Uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto 1998: 156 fungsi uji coba instrumen adalah: 1 Untuk mengetahui tingkat pemahamn instrument, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti. 2 Untuk mengetahui teknik yang paling efektif. 3 Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi skala. 4 Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam skala sudah menandai dan cocok dengan keadaan lapangan. 5 Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi berisi hal-hal yang akan diobservasi selama tindakan dilakukan dan setelah tindakan dilakukan. Pada lembar observasi yang akan diobservasi adalah penerapan metode layanan konseling kelompok teman sebaya dalam mengatasi perilaku konsumtif siswa yang dapat diamati dengan panca indera. Tabel 3: Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Konseling Kelompok No. Aspek yang diobservasi 1. Aktivitas siswa di lingkungan sekolah berkaitan dengan perilaku konsumtif. 2. Ketertarikan siswa mengikuti konseling kelompok. 3. Keberanian siswa dalam mengungkapkan masalah dalam proses konseling kelompok. 4. Adaptasi siswa dan pemimpin kelompok dalam konseling kelompok 73 a. Kemampuan penyesuaian diri dalam kelompok. b. Interaksi siswa dan pemimpin kelompok selama proses konseling kelompok. 5. Sikap siswa dan pemimpin kelompok dalam pelaksanaan konseling kelompok a. Kemampuan dalam menanggapi masalah. b. Kemampuan untuk mendengarkan pengungkapan masalah dengan penuh penghayatan dan penerimaan. c. Kesan mengikuti konseling kelompok. 6. Penerapan metode konseling kelompok dalam mengatasi perilaku konsumtif siswa a. Penerapan ketrampilan konseling dalam pelaksanaan proses konseling kelompok. b. Pemilihan alternatif penyelesaian masalah perilaku konsumtif siswa.

3. Pedoman Wawancara

Terkait degan teknik pengumpulan data mealui wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara agar hasil yang diperoleh maksimal. Wawancara dilakukan kepada guru BK dan subjek setelah dilakukan tindakan. Adapun pedoman wawancara terdapat pada tabel 4 dan 5 berikut ini: Tabel 4. Pedoman Wawancara Guru BK No. Hal yang diungkap 1. Hambatan yang dialami saat melaksanakan proses tindakan. 2. Hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. 3. Perbedaan antara perilaku siswa sebelum dan setelah tindakan. 4. Perasaan setelah mengikuti konseling kelompok. Tabel 5. Pedoman Wawancara Subjek No. Hal yang diungkap 1. Aktivitas terkait konseling kelompok yang diberikan. 2. Perasaan setelah mengikuti kegiatan konselig kelompok. 3. Perubahan yang dirasakan setelah mengikuti tindakan dalam 74 penelitian ini. 4. Pelajaran yang didapat setelah mengikuti kegiatan ini.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Suharsimi Arikunto 2002: 14 menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Penelitian ini menggunakan jenis construct validity. Konstruksi teoritik akan melahirkan definisi-definisi tentang perilaku konsumtif yang kemudian dijabarkan adalam aspek-aspek, indikator, dan terakhir adalah penyusunan dalm bentuk pertanyaan ataupun pernyataan. Tahap selanjutnya adalah mengkonsultasikan kepada ahli, yakni dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar valid berdasarkan bukti empiris. Uji validitas intrumen dilakukan pada 27 responden yang tidak terlibat dalam proses tindakan dalam penelitian ini. Adapun siswa kelas VIII B SMPN Negeri 3 Muntilan. Data yang akan diperoleh akan di uji validitasnya dengan menggunakan program komputer SPSS. Menurut Cronbach Saifuddin Azwar, 2007: 103 koefisien validitas yang berkisar antara 0,30 sampai 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Batasan ini merupakan suatu konvensi, sehingga penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi item dengan pertimbangan isi dan tujuan 75 skala yang disusun. Apabila jumlah item lolos masih belum mencukupi penyusun boleh menurunkan sedikit batas kriteria misalnya menjadi 0,25, namun menurunkan batas kriteria r dibawah 0,20 sangat tidak disarankan. Berdasarkan penelitian di atas, peneliti menentukan batas item r ≥ 0, 25 demi tercapainya jumlah item yang seimbang dan mencukupi bagi keperluan penelitian. Dengan demikian, semua pernyataan yang memiliki koefisien dengan skala 0, 25 harus disisihkan dan pernyataan-pernyataan yang diikutkan dalam skala perilaku konsumtif adalah yang memiliki koefisien korelasi ≥ 0, 25. Dari item skala perilaku konsumtif terdapat 30 item sahih dan 1 4 item yang gugur. Berikut hasil uji validitas instrumen pada tabel.6. Tabel 6. Rangkuman Item Sahih dan Item Gugur No . Aspek Σ Item semula Σ Item gugur Σ Item sahih 1. Pembelian impulsif 12 Item 7 Item 1, 3, 5, 8, 9, 11, 12 5 Item 2, 4, 6, 7, 10 2. Pembelian tidak rasional 17 Item 4 Item 14, 15, 16, 22 13 item 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 3. Pembelian boros atau berlebihan 15 Item 3 Item 31, 33, 34 12 30, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 Jumlah 44 Item 14 Item 30 Item Item-item yang gugur disisihkan dan hanya pernyataan sahih yang digunakan sebagai instrumen. Berikut ini penyajian kisi-kisi skala perilaku konsumtif setelah dilakukan uji coba. 76 Tabel 7: Kisi-kisi Skala Perilaku Konsumtif setelah Uji Coba No. Aspek Indikator No. Item Total Item + - 1. Pembelian impulsif Membeli secara spontan - 1,2 2 Membeli karena pihak lain - 3,4 2 Membeli barang tidak terkontrol - 5 1 2. Pembelian tidak rasional Membeli karena mengikuti “trend” yang sedang beredar - 6 1 Membeli sebagai kebanggan karena penampilan pribadi 7, 8 9, 10 4 Membeli untuk pencapaian status sosial dan identitas diri 11, 12 13, 14 4 Membeli sebagai respon emosional 15, 16 17, 18 4 3. Pembelian boros atau berlebihan Membeli barang yang sebenarnya sudah dimiliki 19 20 2 Membeli barang yang kurang diperlukan 21 22, 23, 24 4 Membeli untuk keinginan berfoya-foya 25, 27, 27 28, 29, 30 6 Jumlah Item 11 19 30

2. Uji Reliabilitas Instrumen