BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Menurut Tambunan 2001: 1 kata “konsumtif” sebagai kata sifat, lihat   akhiran   –if   sering   diartikan   dengan   “konsumerisme”.   Namun
konsumerisme cenderung mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan   konsumen.   Sedangkan   konsumtif   lebih   khusus   menerangkan
keinginan untuk  mengkonsumsi barang-barang yang  sebenarnya kurang diperlukan   secara   berlebihan   untuk   mencapai   kepuasan   maksimal.
Konsumtif   biasanya   juga   digunakan   untuk   menunjuk   pada   perilaku konsumen   yang   memanfaatkan   nilai   uang   lebih   besar   daripada   nilai
barang, jasa yang kurang dibutuhkan yang akan dikonsumsinya. Perilaku   konsumtif   dalam   Kamus   Besar   Bahasa   Indonesia   edisi
keempat 2008 adalah paham atau gaya hidup yang menganggap barang- barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya;
gaya   hidup   tidak   hemat.   Sedangkan   menurut   Scholte   dalam   Wening, 2012: 10 perilaku konsumtif merupakan perilaku manusia memperoleh
dengan cepat dan juga biasanya dengan cepat membuang berbagai ragam barang   yang   disediakan   untuk   pengguna   dengan   segera,   tetapi
kepuasannya berlangsung sebentar saja. Konsumsi   dalam   budaya   konsumerisme   tidak   lagi   hanya
memenuhi kebutuhan, tetapi telah menjadi gaya hidup global. Menurut ensiklopedia   bebas   berbahasa   Indonseia   Sri   Wening,   2012:   11,
konsumerisme dipandang sebagai paham atau ideologi yang menjadikan
14
seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak
sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Menurut   Sintiche  Ariesny   Parma   2007:   8   perilaku   konsumtif
merupakan   tindakan   yang   terlihat   secara   nyata   dalam   mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang hasil industri dan jasa tanpa
batas dan lepas kendali yang ditandai dengan kehidupan berlebihan. Lubis   Sumartono,   2002:   117   mengatakan   perilaku   konsumtif
adalah   perilaku   yang   tidak   lagi   berdasarkan   pada   pertimbangan   yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf
yang sudah tidak rasional lagi. Secara pragmatis perilaku konsumtif dapat diartikan   sebagai   suatu   tindakan   memakai   produk   yang   tidak   tuntas.
Artinya,   belum   habis   sebuah   produk   yang   dipakai,   seseorang   telah menggunakan   produk   jenis   yang   sama   dari   merek   yang   lainnya.  Atau
dapat disebutkan, membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang yang memakai barang
tersebut Sumartono, 2002: 117. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sumartono, 2002: 118
mengatakan   perilaku   konsumtif   adalah   kecenderungan   manusia   untuk menggunakan   konsumsi   tanpa   batas   dan   manusia   lebih   mementingkan
faktor keinginan daripada kebutuhan. Sedangkan Anggasari Sumartono, 2002:   118   menyebutkan   bahwa   perilaku   konsumtif   adalah   tindakan
membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lebih lanjut Dahlan Sumartono, 2002: 118
15
berpendapat   bahwa   perilaku   konsumtif   merupakan   suatu   perilaku   yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala
hal   yang   dianggap   paling   mahal   yang   memberikan   kepuasan   dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang
dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.
Berdasarkan   definisi-definisi   diatas,   perilaku   konsumtif   dapat dimaknai   sebagai   suatu   tindakan   seseorang   yang   membeli   dan
menggunakan barang dan jasa secara berlebihan, berlandaskan keinginan bukan kebutuhan, dan biasanya bersifat pemborosan. Tindakan ini pada
umumnya dilakukan hanya untuk mencapai kepuasan dan atau kesenangan semata bagi pelakunya.
2. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif
Menurut Lina dan Rosyid dalam Anindya Nurratri, 2012: 17-18 ada 3 aspek perilaku konsumtif, yaitu:
a. Aspek pembelian implusif Merupakan pembelian yang didasarkan pada dorongan dalam diri
individu yang muncul secara tiba-tiba. b. Aspek pembelian tidak rasional
Merupakan   pembelian   yang   dilakukan   bukan   karena   kebutuhan, tetapi karena gengsi agar dapat terkesan sebagai orang yang modern
dan   mengikuti  mode.   Menurut   Sofjan   Assauri   2011:   127   yang termasuk ke dalam pembelian tidak rasional antara lain adalah:
16