Ady Er Is La Lau Re Ri Ja Mi Wi Wil Yo Wid

C. Persiapan Sebelum Tindakan

Persiapan yang dilakukan sebelum diberikan tindakan selama 20 April sampai 09 Mei 2015 adalah sebgai berikut: 1. Peneliti berdiskusi dengan guru BK terkait tindakan konseling kelompok yang akan diberikan kepada siswa, cara melakukan tindakan, dan peran yang dilakukan oleh guru BK dan peneliti dalam melakukan tindakan penelitian. 2. Melakukan Pre-test dengan skala perilaku konsumtif untuk mengetahui kondisi awal perilaku konsumtif siswa kelas VIII A. 3. Peneliti dan guru BK berdiskusi untuk menentukan subjek penelitian akan diberikan tindakan berdasarkan hasil Pre-test. Adapun hasil skor pre-test yang diperoleh subjek seperti pada tabel 13. sebagai berikut: Tabel 13. Hasil Skor Pre-test Siswa Kelas VIII A SMP N 3 Muntilan No. Nama Subjek Skor Pre-test Kriteria 1. Ok 58 Rendah 2. Ad 53 Rendah

3. Ady

79 Sedang 4. Ann 51 Rendah 5. Apr 53 Rendah 6. Aru 45 Rendah 7. Ay 55 Rendah 8. Di 38 Rendah

9. Er

68 Sedang 10. Est 55 Rendah 11. Ir 59 Rendah

12. Is

88 Sedang

13. La

77 Sedang

14. Lau

90 Tinggi 15. Mi 40 Rendah 16. Sok 49 Rendah 17. Adj 48 Rendah 18. Nai 55 Rendah 19. Nov 50 Rendah

20. Re

87 Sedang

21. Ri

84 Sedang 22. Riz 42 Rendah 82

23. Ja

85 Sedang 24. Sig 50 Rendah 25. Sit 46 Rendah

26. Mi

75 Sedang 27. Ul 52 Rendah

28. Wi

91 Tinggi

29. Wil

70 Sedang

30. Yo

101 Tinggi

31. Wid

98 Tinggi Setelah dilakukan pre-test diketahui bahwa dari 31 siswa kelas VIII A terdapat 13 siswa yang memiliki tingkat perilaku konsumtif tinggi dan sedang. Dapat dilihat pada tabel 14 yaitu 13 siswa yang diberikan tindakan: Tabel. 14 Daftar Subjek yang diberikan Tindakan No Nama Subjek Skor Pre-test Kriteria 1 Ady 79 Sedang 2 Er 68 Sedang 3 Is 88 Sedang 4 La 77 Sedang 5 Lau 90 Tinggi 6 Re 87 Sedang 7 Ri 84 Sedang 8 Ja 85 Sedang 9 Mi 75 Sedang 10 Wi 91 Tinggi 11 Wil 70 Sedang 12 Yo 101 Tinggi 13 Wid 98 Tinggi Rata-rata 84 Sedang Data hasil pre-test tersebut menunjukkan bahwa ada 4 siswa yang memiliki kriteria tinggi dan 9 siswa yang memiliki kriteria sedang. Adapun rata-rata skor siswa adalah 84. 4. Peneliti membentuk tim penelitian yaitu peniliti, guru BK, observer dan siswa mempersiapkan rangkaian kegiatan seperti lembar observasi dan 83 wawancara serta sarana yang mendukung yang diperlukan dalam penelitian. 5. Peneliti, guru BK dan siswa menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Penentuan jadwal pelaksaan tersebut dilakukan di ruang BK pada hari Senin, 20 April 2015 jam 09.15-09.45 WIB. Adapun hasil dari penentuan jadwal dilakukan pada tanggal 21, 23, 28, 29 April dimulai jam 11.30 WIB. Penelitian dilaksanakan di ruang ketrampilan, dikarenakan ruang BK tidak mencukupi untuk konseling kelompok.

D. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan 1. Siklus I

a. Perencanaan Perencanaan dilakukan oleh peneliti mulai bulan April, antara lain menyusun skala perilaku konsumtif, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Peneliti juga mengurus surat penelitian dan menyiapkan segala peraturan yang dibutuhkan ketika penelitian. Peneliti dan guru BK mempersiapkan materi yang akan digunakan dalam upaya mengatasi perilaku konsumtif melalui konseling kelompok. Materi yang dikembangkan dalam konseling kelompok ini terdiri dari tiga tahapan yaitu : brainstorming tentang permasalahan, pemberian pemahaman tentang perilaku konsumtif, pemahaman dengan cara empati. Peneliti menyusun jadwal pelaksanaan konseling kelompok perilaku konsumtif bersama siswa dan guru BK. Peneliti bersama guru BK dan siswa menentukan jadwal pertemuan dan tempat untuk kegiatan penelitian ini. Kegiatan ini dilakasanakan setiap pertemuan berdurasi ± 60 menit. Pada pertemuan ini disepekati pelaksanaan penelitian dilakukan di ruang ketrampilan dikarenakan ruang BK kurang nyaman untuk melakukan konseling kelompok, penelitian 84 dilakukan pada tanggal 21, 23, 28, 29 April 2015 dan dimulai pada jam 11.30 WIB mengambil jam terakhir dan pulang sekolah. Selain itu disepakati pada tindakan III memberikan nasi kotak di makam Gunungpring tempat tersebut diusulkan oleh guru BK, dikarenakan tempat tersebut dekat dengan sekolahan. Peneliti menyiapkan peralatan yang akan digunakan siswa untuk mengikuti konseling kelompok. Peralatan yang dibutuhkan adalah laptop untuk memutarkan film pada tindakan II. Selain itu nasi kotak untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan pada tindakan III. Kemudian peneliti menyiapakan skala perencanaan karir. b. Tindakan dan Observasi Dalam siklus I terdapat 3 tindakan dengan rincian sebagai berikut: 1 Tindakan I: “Brainstorming tentang permasalahan perilaku konsumtif siswa”. a Kegiatan Pembuka Tindakan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 April 2015. Tindakan dilaksanakan mulai pukul 11.30–12.30 WIB. Tindakan dilakukan di ruang ketrampilan dikarenakan ruang BK kurang nyaman untuk melakukan konseling kelompok, karena guru BK yang lain dapat mendengarkan sehingga memakai ruang ketrampilan yang nyaman untuk melakukan konseling kelompok. Guru BK membuka pertemuan dengan salam dan menanyakan kabar anggota kelompok. Guru BK mempersilahkan peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memulai dengan perkenalan dan menjalin hubungan tinggi serta menciptakan suasana yang 85 menyenangkan. Peneliti melanjutkan dengan kegiatan konseling kelompok. Pada pertemuan ini peneliti memfokuskan pada suatu masalah yang terjadi pada siswa mengenai perilaku konsumtif. Peneliti melanjutkan dengan kegiatan ice breaking “mengenal temanku”. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian dan mengajak siswa untuk fokus dan dapat mengenal temannya. Dibuktikan saat ice breaking, semua siswa yang belum mengenal temannya terlalu dalam, memperhatikan temannya sewaktu memperkenalkan diri. Setelah itu guru BK memberikan penjelasan mengenai konseling kelompok, tujuan serta norma dalam kegiatan konseling kelompok. b Kegiatan Inti Kegiatan ini diawali peneliti mengemukakan suatu masalah mengenai perilaku konsumtif. Peneliti mempersilahkan anggota kelompok untuk mengungkapkan masalahnya. Anggota kelompok bergiliran dalam mengungkapkan masalahnya. Pertama dimulai dengan peneliti menunjuk ADY dan selanjutnya ADY menunjuk anggota lain yaitu WI dan dilanjutkan seperti contoh sampai terakhir yaitu IS. Masalah yang dialami konseli yang bernama ADY senang menonton pertandingan sepak bola serta sering bermain di warnet sehingga sering menghabiskan uang sakunya untuk melakukan kesenangannya. WI mengungkapkan bahwa pada 1 bulan ini ia sudah membeli sepatu 4 pasang yaitu : ketika sebelum studytour membeli 2 pasang dan 86 ketika studytour membeli 2 pasang sepatu, selain itu WI sering membeli jam tangan dan jaket menjadi koleksinya. RI mengatakan bahwa dirinya seminggu menghabiskan uang 60 ribu untuk bermain dengan teman-temanya. MI sering menghabiskan uangnya untuk membeli martabak dan kuliner karena ia sangat menyukainya dan hobi untuk kuliner. YO mengungkapkan bahwa dirinya senang ke salon seperti kemarin ini ia pergi untuk smoothing, selain itu teman lainnya WIL, LA, ER, WID, JA, RE, LAU, IS hampir sama permasalahannya yaitu sering jajan di kantin, membeli pulsa, koleksi jam tangan dan menghabiskan uang untuk bermain dengan teman. Peneliti mendengarkan dan menerima ungkapan masing- masing anggota kelompok dengan penuh perhatian, menunjukkan penghayatan, dan membantu anggota kelompok mengungkapkan diri dan menanggapi ungkapan teman. Pada konseling kelompok ini peneliti menawarkan pada anggota kelompok, masalah yang akan diungkap secara mendalam. Atas kesepakatan dan kesukarelaan anggota kelompok masalah yang dibahas secara mendalam yaitu WI. Masalah yang dialami WI yaitu dalam satu bulan ini sudah membeli 4 pasang sepatu dan suka mengoleksi jam tangan dan jaket. IS menanyakan keuntungan WI membeli barang-barang tersebut. WI mengatakan bahwa dirinya percaya diri dan puas 87 apabila barang tersebut dapat terbeli. WIL menanyakan apa yang membuat kamu membeli seperti itu. WI menjawab bahwa dirinya sering tergoda ketika pergi ke pasar Muntilan tempat kakak nya berjualan, WI sering tidak bisa mengontrol untuk membelinya. ADY mengatakan lebih baik kamu mengurangi untuk pergi ke pasar. MI menanggapi bahwa uang yang untuk membeli jam tangan lebih baik disisihkan dirumah, karena jam tangan yang WI pakai sudah banyak. Setelah itu membuat alternatif-alternatif mengenai materi diskusi. Peneliti menanyakan alternatif apa yang dapat mengatasi problem perilaku konsumtif ini. LA mengatakan untuk membuat tabungan, IS menambahkan membuat tabungan setiap hari menabung 1.000 rupiah. LAU mengatakan uang yang untuk membeli jam tangan ditabung saja. Pada pertemuan ini siswa menyepakati untuk membuat tabungan ber-13 dengan bendahara YO. c Kegiatan Penutup Peneliti memberikan ringkasan tentang jalannya proses konseling kelompok selama pertemuan. Kesimpulan yang disampaikan peneliti yaitu permasalahan konsumtif yang dialami WI sudah membeli sepatu dalam satu bulan 3 pasang sepatu seklaigus WI sebagai anggota kelompok yang mau menceritakan secara mendalam masalah konsumtifnya. Selain itu masalah yang dialami anggota kelompok sering tidak bisa mengontrol pembelian 88 pulsa, jajan di kantin, koleksi jam tangan, serta sering bermain dengan teman. Konseling kelompok yang pertama ini juga menyepakati adanya buku tabungan setiap hari dengan bendahara YO. Peneliti mempersilahkan anggota kelompok untuk mengungkapkan kesan serta pesan selama mengikuti proses konseling kelompok. ADY mengungkapkan dirinya senang mengikuti konseling kelompok dapat mengetahui masalah yang kita punya. RE dapat mengatasi masalah dengan bersama-sama. JA jadi tambah teman, serta teman-teman yang lain menyatakan bahwa senang mengikuti konseling kelompok. Setelah itu peneliti mengajak kelompok berefleksi dalam sharing bersama. Brainstorming ini berujuan untuk mengetahui masalah yang terjadi pada anggota kelompok. 2 Tindakan II : Menonton film “Confessions of a shopaholic” a Kegiatan Pembuka Tindakan ini dilakukan pada hari Kamis, 23 April 2015.Tindakan dilaksanakan mulai pukul 11.45-13.00 WIB. Tindakan ini dilaksanakan di ruang ketrampilan. Pertemuan ini dibuka oleh guru BK. Guru BK menanyakan kabar anggota kelompok setelah melakukan konseling kelompok yang pertama. b Kegiatan Inti Kegiatan inti ini diawali guru BK memberikan apersepsi mengenai film dengan judul Confessions of a shopaholic. Film ini berkisah mengenai seorang perempuan muda yang kecanduan berbelanja dan ingin mengobatinya. Kegiatan dilanjutkan dengan 89 memutarkan film confessions of a shopaholic dengan durasi waktu 60 menit. Setelah menonton film tersebut dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan yang didapat setelah menonton film tersebut. WI mengatakan bahwa dirinya tidak boleh terlalu boros, karena takut kalau punya hutang seperti yang ada di film. YO mengatakan tidak boleh membeli barang yang tidak perlu, karena akan menghabiskan uang saja. LAU mengatakan kita harus jujur kalau beli apa-apa sama orang tua, takutnya kalau ketahuan. LA bisa menyadari apa yang dilakukan tiap harinya, yaitu sering jajan. Peneliti mendengarkan dan menerima ungkapan dari anggota kelompok dengan penuh perhatian, menunjukkan penghayatan dan membantu siswa mengungkapkan diri dan membantu menanggapi ungkapan teman. Setelah itu membuat kesimpulan dan mengusulkan suatu rumusan tentang materi diskusi. Pada pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bahayanya perilaku konsumtif. c Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam tindakan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengulas kembali makna dari film confessions of a shopaholic yang telah ditanyangkan, setelah itu peneliti mengajak kelompok berefleksi dalam sharing bersama. 3 Tindakan III : Berkunjung ketempat orang yang membutuhkan a Kegiatan Pembuka 90 Tindakan ini dilakukan pada hari Senin, 27 April 2015. Tindakan dilaksanakan mulai pukul 11.30-13.00 WIB. Tindakan ini dilaksanakan di ruang BK dan luar sekolah. Pertemuan ini dibuka oleh guru BK. Guru BK menanyakan kabar anggota kelompok setelah melakukan konseling kelompok yang kedua. Selanjutnya guru BK mengabsen anggota kelompok. b Kegiatan Inti Kegiatan inti ini diawali peneliti memberikan penjelasan yaitu anggota kelompok akan memberikan nasi kotak kepada orang-orang yang membutuhkan di luar sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di makam Gunungpring dimana disana banyak pengemis yang sudah tua. Tempat tersebut dipilih karena dekat dengan sekolah SMP N 3 Muntilan, di makam dapat membagikan 5 nasi kotak, selanjutnya membagikan nasi kotak ke daerah pasar Muntilan kepada 3 tukang becak dan 2 kuli pasar. Ketika memberikan nasi kotak ke tukang kuli pasar, salah satu anggota kelompok yaitu ADY menanyakan berapa upah per hari, kuli tersebut menceritakan bahwa upah per hari kurang lebih 20.000 rupiah itu kalau banyak orang yang menggunakan jasanya. Selanjutnya kembali ke sekolah dengan melanjutkan diskusi setelah mengikuti kegiatan ini. Anggota kelompok menyadari dan bersyukur ternyata masih banyak orang yang membutuhkan dan mencari uang dengan susah payah. 91 Peneliti mendengarkan dan menerima ungkapan dari anggota kelompok dengan penuh perhatian, menunjukkan penghayatan dan membantu siswa mengungkapkan diri dan membantu menanggapi ungkapan teman. Setelah itu membuat kesimpulan dan mengusulkan suatu rumusan tentang materi diskusi. Pada pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dengan cara berempati dan dapat memberikan gambaran bahwa masih banyak orang yang mencari uang dengan susah payah. c Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam tindakan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengulas kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan, setelah itu peneliti mengajak kelompok berefleksi dalam sharing bersama. c. Hasil Tindakan 1. Hasil Siklus I Pengukuran siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 pukul 09.45 WIB. Adapun hasil siklus I dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini: Tabel 15. Persentase Hasil Post-test Siklus I No. Kategori Rentang Skor Banyak Siswa Persentase 1. Rendah Skor 60 6 46 2. Sedang 60 ≤ Skor 90 7 54 3. Tinggi Skor ≥ 90 92 Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 46 siswa memiliki kriteria rendah dan 54 siswa berkriteria sedang. Jika dibandingkan dengan skor Pre-test menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada perilaku konsumtif siswa. Adapun perbandingan hasil Pre-test dan Post-test siklus I siswa dapat dilihat pada gambar 2. berikut : Rendah Sedang Tinggi 69 31 46 54 Perbandingan Pre-test dan Post-test Siklus I Pre-test Post-test I Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Siklus I Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil Pre-test terdapat 69 siswa berkategori sedang dan 31 siswa berkategori tinggi. Hasil Post-test siklus I menunjukkan 46 siswa berkategori rendah dan 54 berkategori sedang. Adapun perbandingan antara hasil Pre-test dan Post-test siklus I serta penurunan secara detil setiap siswa dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini: Tabel 16. Penurunan Skor Skala Perilaku Konsumtif Siklus I No Nama Subjek Pre Tes Post Test I Penur -unan Skor Kriteria Skor Kriteria 93 1. Ady 79 Sedang 57 Rendah 22 18 2. Er 68 Sedang 50 Rendah 18 15 3. Is 88 Sedang 63 Sedang 25 21 4. La 77 Sedang 49 Rendah 28 23 5. Lau 90 Tinggi 62 Sedang 28 23 6. Re 87 Sedang 73 Sedang 14 12 7. Ri 84 Sedang 70 Sedang 14 12 8. Ja 85 Sedang 52 Rendah 33 27 9. Mi 75 Sedang 56 Rendah 19 16 10. Wi 91 Tinggi 68 Sedang 23 19 11. Wil 70 Sedang 52 Rendah 18 15 12. Yo 101 Tinggi 71 Sedang 30 25 13. Wid 98 Tinggi 65 Sedang 33 27 Rata-rata 84 61 23 19 Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa mengalami penurunan yang berbeda-beda. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil pre-test adalah 84. Adapun skor rata-rata hasil post-test siklus I adalah 61. Hasil tindakan siklus I mengalami penurunan sebesar 23 dengan rata-rata persentase 19 . 2. Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama tindakan berlangsung, secara keseluruhan tindakan yang dilaksanakan berjalan lancar. Adapun hasil observasi dari pelaksanaan siklus I penerapan konseling kelompok untuk mengatasi perilaku konsumtif sebagai berikut: a Pada hari pertama, masih ada siswa yang datangnya tidak tepat waktu dikarenakan ada empat siswa yang mengikuti latihan jambore. Akibatnya, kegiatan masih menunggu anggota kelompok yang belum datang. b Siswa masih malu-malu untuk mengungkapkan masalahnya dikarenakan hadirnya observer dalam konseling kelompok, setelah perkenalan dan kegiatan berjalan suasana menjadi cair 94 terbukti ketika ditanya oleh pemimpin kelompok sangat terbuka. Siswa sangat antusias dibuktikan dengan hadirnya semua anggota kelompok. c Pada tindakan I ini suasana kelompok kurang efektif dikarenakan satu kelompok terdiri dari 13 anggota sehingga kurang fokus dalam menangani masalah anggota kelompok. d Pada tindakan II suasana kelompok sangat tenang. Siswa memperhatikan film dengan antusias. Setelah menonton film siswa antusias untuk mendiskusikan materi konseling kelompok. e Pada tindakan III siswa sangat antusias untuk memberikan nasi kotak kepada penegemis dan tukang becak. Bahkan mereka berebut untuk memberikan. 3. Wawacara Wawancara dilakukan untuk mengetahui hasil dari konseling kelompok dalam mengatasi perilaku konsumtif. Wawancara ditujukan kepada guru BK dan observer selaku pengamat dan siswa selaku subjek penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, terdapat peningkatan yang dulunya siswa tidak mau menabung sekarang siswa sudah mau menabung. Menurut observer dengan adanya konseling kelompok ini siswa dapat mengatasi masalah perilaku konsumtif. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa merasa senang dengan adanya konseling kelompok. Menurut siswa, konseling kelompok dapat membatu dalam mengatasi masalah perilaku konsumtif, mendapatkan motivasi, dan belajar untuk tidak boros. 95 4. Refleksi dan Evaluasi Pada waktu tindakan pertama berjalan lancar meskipun suasana kelompok kurang efektif. Diawal konseli masih malu dan canggung karena hadirnya observer, tetapi dengan berjalannya kegiatan siswa mulai terbuka menceritakan masalahnya. Siswa sudah dapat mengungkapkan ide-ide alternatif untuk mengatasi masalah konsumtif. Pada tindakan kedua dan ketiga siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan konseling kelompok. Siswa sudah datang dengan ontime, bahkan setelah diputarkan film siswa ingin diputarkan film yang lain mengenai perilaku konsumtif. Pada Siklus I ini sudah terlihat perubahan yang signifikan, adapun penurunan terbesar terjadi pada siswa WID dan JA dengan penurunan skor 33 atau persentase sebesar 27. Berdasarkan observasi sebelum tindakan WID tersebut sering jajan bahkan pada jam istirahat pertama sudah menghabiskan uang saku 7.000 rupiah. JA suka mengoleksi jam tangan dan jajan di kantin. Penurunan terkecil adalah RE dan RI dengan penurunan skor 14 atau persentase sebesar 12. Penurunan perilaku konsumtif juga dapat dilihat melalui perbandingan rata-rata hasil pre-test dengan hasil post-test siklus I gambar 3 berikut: 96 Pre-test Post-test I 84 61 Perbandingan Rata-rata Hasil Pre-test dan Post-test Siklus I Rata-rata Gambar 3. Diagram Perbandingan Rata-rata Pre-test dan Post-test Siklus I Pada siklus I ini, telah menunjukkan bahwa konseling kelompok yang digunakan peneliti sudah mulai berhasil. Hal ini terlihat dari skor rata-rata pre-test sebesar 84 mengalami penurunan sebesar 23 atau persentase sebesar 19 menjadi 61. Target rata- rata skor perilaku konsumtif maximal 59 . Berdasarkan target rata- rata belum mencapai target karena masih ada sebagian siswa dalam kriteria sedang, hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penurunan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus I juga masih terdapat beberapa kekurangan seperti: masih tidak efektifnya kelompok, kondisi fisik siswa yang kelelahan karena pada jam terakhir bahkan pulang sekolah. Waktu yang digunakan membuat siswa terkadang mengeluh lapar. Selain itu guru BK belum banyak terlibat dalam konseling kelompok. 97 Untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I, maka diperlukan pemberian tindakan lanjutan. Tindakan lanjutan dilakukan dengan melakukan perbaikan seperti memberikan materi yang membuat siswa antusias. Untuk kelompok tetap satu kelompok, dikarenakan mengantisipasi agar pemberian tindakannya sama. Peneliti memutuskan guru BK terlibat langsung dalam pemberian tindakan, selain itu untuk kelangsungan tindakan.

2. Siklus II