Tujuan Konseling Kelompok MENGURANGI PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

mengekspresikan perasaan, menunjukkan perhatian terhadap orang lain dan berbagai pengalaman. Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok adalah wawancara konseling antara konselor dengan sejumlah anggota kelompok yang dilakukan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas dan memecahkan masalah serta pengembangan pribadi.

2. Tujuan Konseling Kelompok

Pemberian layanan konseling kelompok tidak hanya sekedar memberikan layanan secara berkelompok, melainkan mempunyai suatu tujuan. Menurut Prayitno 2004: 311-312, tujuan konseling kelompok ialah terpecahkannya masalah-masalah yang dialami oleh para anggota kelompok. Sedangkan menurut Wibowo 2005: 20, tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing- masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain. Menurut Winkel 2005: 592-593, tujuan umum layanan konseling kelompok antara lain: a. Masing-masing konseli memahami dirinya dengan lebih baik dan menemukan dirinya sendiri. Konseli lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya. 40 b. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain, sehingga dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka. c. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antarpribadi di dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan kelompoknya. d. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini akan membuat mereka lebih sensitif juga terhadap kebutuhan psikologis dan alam perasaan sendiri. e. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif. f. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima oleh orang lain. g. Masing-masing konseli semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi dirinya kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain. Dengan demikian, dia tidak akan merasa terisolir lagi, seolah-olah hanya dialah yang mengalami ini dan itu. h. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian. Pengalaman bahwa komunikasi yang demikian dimungkinkan, akan membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang lain yang dekat padanya. 41 Menurut Dewa Ketut Sukardi 2008: 68 tujuan konseling kelompok adalah: a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak. b. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya. c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok. d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan konseling kelompok adalah para konseli melalui komunikasi dengan seluruh anggota kelompok membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan fase perkembangan yang di dalamnya terdapat suasana saling menghargai dan menghormati sehingga para konseli dapat mengembangkan bakat, minat dan mengentaskan masalah-masalah yang ada dalam kelompok.

3. Komponen Konseling Kelompok