Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Metode enam topi berpikir diperkenalkan oleh Edward de Bono, seorang guru besar Neuro Language Programming. Metode tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat, terutama dalam hal bisnis. Metode tersebut juga sering diseminarkan di Indonesia sebagai metode pembelajaran. Salah satunya adalah talkshow bertemakan “6 Thinking Hats” yang digelar dalam rangkaian perayaan puncak Socmed Fest 2013 di FX Mall Lifestyle X’nter, Jakarta, pada tanggal 12 Oktober 2013 . Seperti yang dikutip dari media publica online http:mediapublica.co, dengan enam topi berpikir, seseorang akan menyadari dan menyesuaikan keberagaman dalam kehidupan, termasuk keberagaman pendapat dalam diskusi. Enam topi berpikir terdiri dari topi berwarna biru, putih, kuning, hijau, merah, dan hitam. Warna-warna tersebut mewakili arah berpikir para anggota diskusi. Putih mewakili data objektif, merah mewakili perasaan atau emosi, kuning mewakili optimisme, hitam mewakili kritik dan sisi negatif, hijau mewakili kreativitas, dan biru mewakili kesimpulan. Dengan demikian, permasalahan yang didiskusikan akan dianalisis dari arah atau aspek yang berbeda-beda. Adapun keunggulan metode enam topi berpikir seperti dikutip dari blog resmi Edward de Bono www.debonoforschools.com antara lain: 1 topi dengan berbagai warna memberikan gambaran visual yang mudah dipelajari, diingat, dan digunakan; 2 kegiatan berpikir memusatkan siswa pada berpikir kritis dan kreatif; 3 strategi enam topi berpikir dapat digunakan pada level apapun; 4 aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis meningkat dengan adanya fokus berpikir; 5 hubungan antardisiplin ilmu menyatu dengan kurikulum; 6 pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kepemimpinan, dan kebebasan berpendapat berkembang; 7 siswa menanyakan pertanyaan yang berkualitas; 8 diskusi menjadi lebih fokus dan lebih dalam; 9 siswa mengembangkan kepercayaan diri mereka; 10 kerjasama dalam kelompok menjadi efektif dan terorganisasi. Dengan berbagai keunggulan tersebut, penerapan metode enam topi berpikir pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman diharapkan tidak hanya dapat membantu proses pembelajaran keterampilan diskusi di kelas, tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran diskusi serta keterampilan diskusi itu sendiri. Pemilihan objek penelitian didasarkan atas kurikulum yang diterapkan di sekolah. SMA Negeri 2 Sleman pada tahun ajaran 20132014 masih memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya, metode tersebut juga belum pernah diterapkan dalam pembelajaran diskusi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ingin dibuktikan keefektifan metode enam topi berpikir dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan terkait penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Siswa kurang memahami jenis-jenis diskusi sehingga pembelajaran diskusi di kelas sering berujung debat tanpa akhir penyelesaian atau debat kusir. 2. Debat kusir yang terus-menerus menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak kondusif. 3. Kurangnya metode diskusi yang dapat mengarahkan cara berpikir siswa untuk meminimalkan terjadinya debat tanpa akhir penyelesaian. 4. Metode enam topi berpikir belum pernah diterapkan dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman. 5. Metode enam topi berpikir belum pernah diuji keefektifannya dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman.

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ada atau tidaknya perbedaan keterampilan diskusi yang signifikan antara siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode enam topi berpikir dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan. 2. Keefektifan metode enam topi berpikir dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman. Pembatasan masalah tersebut dilakukan karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Selain itu, pembatasan masalah juga diperlukan agar penelitian lebih fokus dan mendalam.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan diskusi yang signifikan antara siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode enam topi berpikir dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan? 2. Apakah metode enam topi berpikir efektif digunakan dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan keterampilan diskusi yang signifikan antara siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode enam topi berpikir dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan. 2. Menguji keefektifan metode enam topi berpikir dalam pembelajaran diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman.

F. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoretis Secara teoteris, penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan teori metode pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran diskusi. Selain itu,