Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
siswa. Kesamaan metode tersebut dengan metode enam topi berpikir adalah siswa dituntut aktif untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan temuannya sendiri.
Akan tetapi, dalam metode enam topi berpikir, semua anggota kelompok diarahkan untuk berpikir ke satu segi sehingga tidak ada anggota kelompok yang
berpikir ke segi yang berbeda. Hal ini bermanfaat untuk mengarahkan diskusi dengan baik sehingga tercipta keputusan yang dianggap paling tepat. Inilah yang
membedakan metode enam topi berpikir dengan metode diskusi lainnya. Metode enam topi berpikir atau six thinking hats diterapkan dengan
membagi kelas dalam kelompok-kelompok. Permasalahan diberikan dan dianalisis dengan tahapan tertentu yang terdiri dari tahapan topi putih, tahapan
topi merah, tahapan topi kuning, tahapan topi hitam, tahapan topi hijau, dan tahapan topi biru. Semua tahapan menuntut proses berpikir yang berbeda-beda.
Pada tahapan topi putih, setiap anggota kelompok mengemukakan informasi-informasi faktual yang terkait dengan permasalahan. Pada tahapan topi
merah, setiap anggota kelompok mengemukakan intuisi mereka terhadap permasalahan. Pada tahapan topi kuning, setiap anggota kelompok
mengemukakan hal-hal positif terkait permasalahan. Pada tahapan topi hitam, setiap anggota kelompok mengemukakan kritik negatif dari permasalahan. Pada
tahapan topi hijau, setiap anggota kelompok mengemukakan ide-ide kreatif untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi. Pada tahapan topi biru, pemimpin
diskusi menyimpulkan hasil diskusi dan memutuskan penyelesaian masalah. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran diskusi. Selain itu, metode enam topi
berpikir diharapkan dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut demi terciptanya pembelajaran diskusi yang ideal berdasarkan tujuan pendidikan
nasional.