Pengeluaran Usahatani Salak Bongkok Penerimaan Usahatani Salak Bongkok

Tabel 22 menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada kondisi optimal menjadi berkurang untuk masing-masing umur tamanan. Umur tanaman 4 tahun dari 38,4 HOK menjadi 34,2 HOK untuk tenaga kerja dalam keluarga, sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga menjadi 48,2 HOK yang tadinya 42,9 HOK. Umur tanaman 4-9 tahun masing-masing untuk tenaga kerja dalam dan luar keluarga menjadi HOK 34,5 dan 21,9 HOK untuk tenaga kerja dalam keluarga. Begitu juga dengan umur tamanan 10-15 tahun dan 15 tahun mengalami penurunan.

7.2. Analisis Pendapatan Usahatani Salak Bongkok

Usahatani salak bongkok ini akhirnya akan dinilai dari pendapatannya yang merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usahatani dapat dilakukan dengan menilai pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

7.2.1. Pengeluaran Usahatani Salak Bongkok

Pengeluaran usahatani merupakan jumlah antara biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Komponen-komponen biaya dalam usahatani salak bongkok di Desa Jambu meliputi biaya sarana produksi seperti bibit, pupuk kandang, pupuk urea, serta upah tenaga kerja. Komponen biaya usahatani terbesar pada golongan umur tanaman 4 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya tunai terdiri dari biaya peralatan produksi cangkul, golok, parang, bengkong, tolok dan lain-lain, pupuk kandang, pupuk urea, dan pajak lahan, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah sewa lahan, tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan. Pengeluaran terbesar untuk masing-masing umur yaitu pada penggunaan tenaga kerja. Penggunaan tenaga kerja terbesar pada golongan umur tanaman 10-15 tahun yaitu untuk tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp. 1.169.600,- sedangkan biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp. 727.600,-. Biaya Total paling bersar pada umur tanaman 10-15 tahun kemudian umur 4 tahun yang masing - masing sebesar Rp 4.032.200,- dan Rp 3.734.750 Tabel 23. Tabel 23. Rata-Rata Pengeluaran Usahatani Salak Bongkok di Desa Jambu Kecamatan Conggeang Tahun 2005 Uraian Umur Tanaman Umur Tanaman Umur Tanaman Umur Tanaman 4 Tahun 4-9 Tahun 10-15 Tahun 15 Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah B. BIAYA 1. Biaya Tunai a. Pupuk Kandang 36.000 b. Pupuk Urea 131.550 c. TKLK 819.400 659.600 1.169.600 414.800 d. Peralatan Karung 10.000 20.000 5.000 Kerinjang 80.000 100.000 40.000 e. Pajak 15.000 15.000 15.000 15.000 Total 1 1.001.950 764.600 1.304.600 474.800 2. Biaya diperhitungkan a. Bibit 5.000 b. TKDK 652.800 418.200 727.600 217.600 c. Sewa lahan 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 d. Penyusutan Alat 75.000 75.000 75.000 75.000 Total 2 2.732.800 2.418.200 2.727.600 2.217.600 TOTAL B 3.734.750 3.182.800 4.032.200 2.692.400

7.2.2. Penerimaan Usahatani Salak Bongkok

Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara jumlah produksi total dengan harga output per satuan, sehingga besar kecilnya nilai penerimaan usahatani sangat ditentukan oleh jumlah hasil output yang diperoleh dari kegiatan usahatani dan harga output persatuan. Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa pada golongan umur tanaman salak 4 tahun tidak terjadi penjualan buah, sebab pada golongan tersebut pohon salak bongkok belum berproduksi. Pohon salak bongkok mulai berproduksi setelah umur 4 tahun. Umur tanam 4-9 tahun rata-rata penghasilan dalam luas lahan 0,3 hektar adalah sebesar 1.590 Kg buah salak pertahun. Umur tanaman 10-15 tahun rata-rata produksi pertahun 3.570 Kg per tahun dan umur tanaman lebih dari 15 tahun sebesar 3.120 Kg pertahun. Harga yang terjadi adalah Rp. 900,- per Kg. Tabel 24. Rata-rata Total Penerimaan Petani Salak Bongkok Berdasarkan Golongan Umur Tanaman Tahun 2005 Jenis Umur Tanaman Umur Tanaman Umur Tanaman Umur Tanaman Penerimaan 4 Tahun 4-7 Tahun 8-15 Tahun 15 Tahun Kg RP Kg RP Kg RP Kg RP 000 000 000 000 Penjualan 7.950 7.155 17.850 16.065 3.120 2.808

7.2.3. Pendapatan Usahatani Salak Bongkok

Dokumen yang terkait

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani kentang di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara

1 9 109

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Perilaku Konsumen Salak Bongkok Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Daya Saing Salak Bongkok Asal Desa Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

1 12 99

Analisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani padi berdasarkan status petani: studi kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

1 7 236

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus: Gapoktan Tani Bersama, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

2 10 180

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Kemangi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor

10 58 85

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 15

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KEDELAI (Studi Kasus di Kecamatan Weru)

1 0 106