Analisis Efisiensi Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.4. Analisis Efisiensi

Fungsi produksi menggambarkan transpormasi sejumlah faktor produksi dalam jumlah yang dihasilkan sedangkan untuk mengukur efisiensi dapat dilakukan dengan cara melihat elastisitas produksinya. Elastisitas produksi merupakan produk yang dihasilkan akibat perubahan faktor-faktor produksi yang digunakan. Efisiensi adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki seminimal mungkin dan dalam prakteknya dikaitkan dengan perbandingan biasa korbanan dengan output atau hasil produksi Hernanto, 1991. Efisiensi merupakan ukuran jumlah relatif dari beberapa input yang digunakan untuk menghasilkan output tertentu. Dalam terminologi ilmu ekonomi pengertian efisiensi dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknik apabila produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Dikatakan efisensi harga apabila nilai marjinal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi apabila produksi tercapai pada saat penggunaan faktor-faktor produksi dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Efisiensi ekonomi dapat tercapai apabila terpenuhi dua syarat, yaitu syarat keharusan necessary condition dan syarat kecukupan sufficient condition. Syarat keharusan mengacu pada hubungan fisik antara faktor-faktor produksi dengan produksi yang dihasilkan, sedangkan syarat kecukupan mengacu pada tingkat efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomis dengan keuntungan maksimum tercapai apabila Nilai Produksi Marjinal sama dengan Biaya Korbanan Marjinal NPM = BKM, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi mampu memberikan tambahan penerimaan dengan jumlah yang sama dengan tambahan biayanya. Menurut Soekartawi 2003, model pengukuran efisiensi tergantung dari model yang dipakai. Umumnya model yang dipakai adalah model fungsi produksi. Bila model fungsi produksi yang dipakai, maka kondisi efisien harga yang dipakai sebagai patokan, yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai produk marjinal suatu input X sama dengan harga nilai produk input tersebut. Atau dengan kata lain efisiensi dengan keuntungan marjinal tercapai pada saat NPM sama dengan BKM. Keuntungan merupakan pengurangan dari total penerimaan dengan total biaya. Secara matematik keuntungan dapat ditulis sebagai berikut : BTT PX X P Y j n i j y + − = ∑ = . . 1 π Dimana : π = Keuntungan Y = Hasil produksi output P y = Harga output per unit X j = Faktor produksi ke- j yang dipakai dalam proses produksi P X j = Harga foktor produksi ke-j BTT = Biaya tetap total i = 1,2,1,....n Keuntungan maksimal tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan terhadap masing-masing foktor produksi sama dengan nol. Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut : P dx dy dx d y j j = − ⋅ = j Px π j j Px Py dx dy = ⋅ = Dimana : j dx dy = Produk marjinal faktor produksi ke-j = PMx j . P y = PX j = NPMx j = BKMx j Apabila harga faktor produksi tidak dipengaruhi oleh jumlah pembelian faktor produksi, maka persamaanya dapat ditulis sebagai berikut : NPMx j = BKMx j 1 = j j BKMx NPMx Untuk penggunaan lebih dari satu faktor produksi, maka efisiensi tercapai apabila : 1 2 2 1 1 = ⋅⋅ ⋅⋅ ⋅⋅ = = j j BKMx NPMx BKMx NPMx BKMx NPMx Bila nilai marjinal produk faktor produksi ke- j NPMx j lebih besar dari biaya korbanan marjinal faktor produksi ke-j BKMx j maka penggunaan faktor produksi ke-j belum efisien, sehingga penggunaanya perlu ditambah, dan sebaliknya bila nilai marjinal produk faktor produksi ke–j NPMx j lebih kecil dari biaya korbanan marjinal faktor produksi ke-j BKMx j maka penggunaan faktor produksi ke-j belum efisien, sehingga penggunaanya perlu dikurangi.

3.1.5. Konsep Usahatani

Dokumen yang terkait

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani kentang di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara

1 9 109

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Perilaku Konsumen Salak Bongkok Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Daya Saing Salak Bongkok Asal Desa Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

1 12 99

Analisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani padi berdasarkan status petani: studi kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

1 7 236

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus: Gapoktan Tani Bersama, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

2 10 180

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Kemangi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor

10 58 85

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 15

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KEDELAI (Studi Kasus di Kecamatan Weru)

1 0 106