Hama dan Penyakit Panen Pasca Panen

KCl sebanyak 10gpohon6 bulan. Cara pemupukan dapat berbentuk larikan atau lingkaran dan kemudian pupuk dibenamkan ke dalam tanah. b. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 6 bulan bersama dengan pemupukan pertama, selanjutnya penyiangan ini dilakukan berdasarkan pertumbuhan gulma. c. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan apabila tanaman salak tingginya sudah lebih dari 50 cm agar tanaman berdirinya kuat, sehingga tidak mudah roboh bila terkena hujan atau angin. d. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur satu tahun dengan meninggalkan 6-8 pelepah daun. Pemangkasan berikutnya dilakukan setiap 6 bulan atau lebih cepat bila perlu. Pada tanaman yang telah menghasilkan, pemangkasan dilakukan setelah panen dilaksanakan. Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk menghilangkan pelepah daun yang kering, merangsang tumbuhnya pelepah daun baru yang baik, membersihkan kebun agar diperoleh aliran udara yang baik dan merangsang pembungaan. e. Pengairan Cara pemberian air tanaman salak kalau memungkinkan dilakukan di leb penggenangan yaitu memberikan air dengan menggenangi sementara ke kebun pertanaman sampai merata.

2.3.5. Hama dan Penyakit

Hama yang menyerang tanaman salak adalah hama silphidol. Hama ini menyerang tandan dan buah salak, umumnya buah yang terserang buah yang letaknya menghadap ke pohon terlindung sinar. Serangan pada buah berasal pada bagian atas buah sehingga bagian yang rusak dan busuk dimulai dari bagian tersebut dan meluas kebagian bawah buah. Cara pengendalian hama ini yaitu dengan pemberian insektisida sistemik butiran pada buah sekitar akar. Penyakit yang menyerang tanaman salak adalah penyakit bercak daun. Penyakit ini menyerang daun dengan gejala awal bintik warna coklat muda, penyebabnya ialah jamur Pestaliopsis palmarum. Serangan yang berat dicirikan oleh daun menjadi kering seperti terbakar, di dalam bercak tampak bintik-bintik hitam. Penyakit ini ditularkan melalui luka atau tanpa luka. Pengendalian penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kelembaban dan sanitasi kebun serta memperbaiki drainase kebun.

2.3.6. Panen

Buah yang telah tua dan siap panen dicirikan oleh warna kulit yang cenderung tua, buku-buku tinggal sedikit, duri pelindung telah membuka, bila buah ditekan terasa empuk dan mengeluarkan aroma harum yang khas. Pemetikan sebaiknya dilakukan dengan selektif dan hanya buah yang tua saja. Pemetikan ini dilakukan karena matangnya buah dalam satu pohon tidak bersamaan. Buah salak yang dikelola secara intensif pada umumnya dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Musim panen salak dapat dipilih menjadi tiga periode yaitu panen raya pada bulan November sampai Januari, panen sedang pada bulan Mei sampai Juli dan panen kecil pada bulan Februari sampai April. Dalam satu tandan, masaknya buah tidak seragam. Umumnya buah yang masak lebih dahulu adalah buah bagian ujung. Oleh karena itu pemetikan buah dilakukan secara berkala, dipilih buah salak yang sudah masak, dan buah mudah dipetik dari tandannya.

2.3.7. Pasca Panen

Kegiatan pasca panen buah salak harus dapat menjamin agar setibanya buah salak ditangan konsumen tetap memiliki mutu yang tinggi, baik tingkat kesegaran maupun kandungan vitamin dan mineralnya. Kegiatan penangan pasca panen meliputi buah salak sewaktu panen, kegiatan di gudang pengumpulan dan pengangkutan. Bila buah salak akan dikirim jauh sebaiknya pemetikan dilakukan sebelum buah matang benar. Kegiatan di gudang pengumpulan meliputi sortasi, grading dan pengemasan. 2.4. Manfaat Salak Salak merupakan buah yang banyak mengandung berbagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila dibandingkan dengan buah apel dan nanas, salak mempunyai kandungan energi, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan besi yang lebih besar. Selain itu, salak tidak mengandung lemak Lampiran 2. Salak juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan sebagai bahan campuran asinan, manisan basah dan manisan kering. Buah salak dapat dimakan segar maupun sebagai produk olahan atau awetan. Buah salak produk awetan selain manisan bisa juga dibuat wajik dan dodol, hal ini dilakukan untuk menghindari pembusukan buah. 2.5. Penelitian Terdahulu 2.5.1. Pendapatan Usahatani Salak

Dokumen yang terkait

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani kentang di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara

1 9 109

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Perilaku Konsumen Salak Bongkok Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Daya Saing Salak Bongkok Asal Desa Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

1 12 99

Analisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani padi berdasarkan status petani: studi kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

1 7 236

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus: Gapoktan Tani Bersama, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

2 10 180

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Kemangi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor

10 58 85

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 15

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KEDELAI (Studi Kasus di Kecamatan Weru)

1 0 106