Model Fungsi Produksi yang digunakan

Pada daerah ini elastisitas produksi bernilai antara nol dan satu, terletak antara titik X 2 dan X 3 artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar 1 persen akan menyebabkan penambahan produksi paling tinggi 1 persen dan paling rendah nol. Daerah ini dicirikan oleh penambahan hasil produksi yang peningkatannya makin berkurang dimnishingdeacreasing returns. Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor-faktor produksi di daerah ini akan memberikan keuntungan maksimum. Hal ini berarti bahwa penggunaan faktor-faktor produksi sudah optimal. Oleh karena itu, daerah produksi II disebut sebagai daerah rasional Rational Region atau Rational Stage of Production. c. Daerah produksi III Pada daerah ini nilai elastisitas produksi lebih kecil dari nol, artinya setiap penambahan faktor-faktor akan menyebabkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan. Daerah produksi ini mencerminkan pemakaian faktor-faktor produksi yang sudah tidak efisien, sehingga daerah ini disebut juga daerah irrasional.

3.1.3. Model Fungsi Produksi yang digunakan

Untuk mengetahui pengaruh dari beberapa faktor produksi tertentu terhadap output secara keseluruhan dalam keadaan sebenarnya adalah tidak mungkin. Oleh karena itu hubungan antara faktor produksi dengan output perlu disederhanakan dalam suatu bentuk yang disebut model. Untuk mendapatkan model atau bentuk fungsi produksi yang baik, hendaknya fungsi produksi tersebut : 1 dapat dipertanggungjawabkan, 2 mempunyai dasar yang logik secara fisik maupun ekonomi, 3 mudah dianalisis dan 4 mempunyai implikasi ekonomi Soekartawi,dkk, 1986. Model fungsi produksi yang khas, digunakan untuk menduga parameter-parameter yang mempengaruhi produksi diantaranya adalah persamaan linier, persamaan kuadrtaik, persamaan eksponensial, persamaan transedental dan persamaan translog. Bentuk model fungsi produksi yang dapat digunakan untuk membuat fungsi produksi ada beberapa macam antara lain adalah model akar pangkat dua, model fungsi kuadratik, model fungsi Cobb-Douglas. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb- Douglas. Secara matematik bentuk umum persamaan fungsi produksi Cobb Douglas dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a X 1 b1 X 2 b 2 X 3 b3 ……. X n bn e u Untuk memudahkan, model diatas dapat disajikan bentuk linier dan menjadi : U X bi a Y LN i n i + + = ∑ = ln . ln 1 Dimana : Y = jumlah produksi yang diduga a = intersep bi = parameter penduga variable ke-I dan merupakan elastisitas masing-masing faktor produksi X i = faktor produksi yang digunakan U = kesalahan penganggu. i = 1,2,3,…..,n e = bilangan natural 2,718 Pemilihan model ini didasakan pada pertimbangan adanya kelebihan fungsi produksi, antara lain : a. Koefisien pangkat dari masing-masing fungsi produksi Cobb- Douglas sekaligus menunjukkan besarnya elastisistas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan terhadap output. Hal ini ditunjukan oleh turunan pertama fungsi cobb douglas yaitu : i i X Y b dY = Ρ Ε = Υ Χ • Χ Υ = i i i d d b b. Jumlah elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang diduga sekaligus merupakan pendugaan terhadap keadaan skala usaha dari proses produksi yang berlangsung. c. Mengurangi terjadinya heterokedastisitas, hal ini karena bentuk linier dari fungsi cobb douglas ditransformasikan dalam bentuk log e ln dalam bentuk tersebut variasi data menjadi lebih kecil. d. Perhitungannya sederhana karena dapat dimanipulasi ke dalam bentuk persamaan linier. e. Bentuk fungsi cobb douglas paling banyak digunakan dalam penelitian, khususnya penelitian bidang pertanian. Penyelesaian fungsi produksi cobb- Douglas selalu dilogaritmakan untuk mengubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka syarat yang harus dipenuhi dalam fungsi produksi cobb- Douglas adalah 1 tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, 2 tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan, 3 tiap variable X adalah Perfect competition, dan 4 pebedaan lokasi pada fungsi produksi yakni iklim sudah tercakup pada faktor kesalahan. Asumsi lain dalam penggunaan produksi ini adalah bahwa petani berusahtani pada saat produk marjinal semakin menurun dan positif dengan tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Namun demikian fungsi produksi Cobb- Douglas juga memiliki beberapa kelemahan seperti elastisitas produksi yang dianggap konstan, nilai dugaan elastisitas produksi akan bias jika faktor produksi yang digunakan tidak lengkap, tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol dan sering terjadi kolinier ganda.

3.1.4. Analisis Efisiensi

Dokumen yang terkait

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani kentang di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Propinsi Sumatera Utara

1 9 109

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Perilaku Konsumen Salak Bongkok Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Daya Saing Salak Bongkok Asal Desa Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

1 12 99

Analisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani padi berdasarkan status petani: studi kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

1 7 236

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus: Gapoktan Tani Bersama, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

2 10 180

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Kemangi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor

10 58 85

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 15

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KEDELAI (Studi Kasus di Kecamatan Weru)

1 0 106