VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
7.1. Kegiatan Usahatani Salak Bongkok
Usahatani adalah organisasi dari alam, tenaga kerja, modal yang ditunjukkan pada produksi dilapangan pertanian, maka terdapat empat unsur
pokok dalam usahatani yang saling terkait dalam pengelolaannya. Unsur pokok tersebut yaitu lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen. Usahatani ini terdiri
dari beberapa faktor seperti faktor alam, tenaga kerja, modal usaha produksi, sarana produksi, teknik budidaya atau proses produksi, input, dan output
usahatani, pemasaran dan pendapatan usahatani. Faktor-faktor tersebut diperhatikan untuk menjamin kelangsungan usahatani beserta prospek
pengembangan usahataninya. Dalam analisis ini digolongkan kedalam empat golongan berdasarkan umur tanaman yang terdiri dari golongan umur tanaman
4 tahun, umur tanaman 4-9 tahun, umur tanaman 10-15 tahun dan umur tanaman 15 tahun. Alasan dari penggolongan ini adalah karena tanaman salak
bongkok mulai berbuah pada umur 4 tahun dan pada umur ini tanaman belum membentuk rumpun. Umur 10 tahun tanaman salak bongkok sudah membentuk
rumpun, sedangkan pada umur 15 keatas tanaman ini mulai mengalami penurunan kembali.
7.1.1. Modal Usahatani
Modal usahatani salak bongkok yang dimiliki petani salak terdiri dari modal sendiri yaitu lahan pertanian milik petani yang merupakan modal utama
dalam usahatani salak dan modal bergerak yaitu sarana produksi, uang tunai, ternak dan alat-alat pertanian. Modal yang digunakan untuk usahatani salak
bongkok di Desa Jambu adalah modal milik sendiri. Modal ini berupa uang tunai yang didapat dari simpanan petani yang berasal dari pendapatan usahatani
salak, pendapatan usahatani lain yaitu penjualan ternak dan penjualan komoditas pertanian selain salak.
7.1.2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja
Penggunaan sarana produksi dalam usahatani salak bongkok meliputi bibit, pupuk kandang, pupuk urea dan alat-alat pertanian. Penggunaan sarana
produksi ini disesuaikan dengan keadaan luas lahan, jumlah populasi tanaman, serta umur tanaman. Rata-rata kebutuhan sarana produksi berdasarkan
golongan umur tanaman dalam luas lahan hektar adalah pupuk kandang sebanyak 50 Karung 1.750 Kg dan pupuk urea sebanyak 350 Kg. Penggunaan
pupuk kandang ini hanya pada waktu tahun pertama yaitu saat penanaman yang digunakan sebagai pupuk dasar. Pupuk urea diberikan apabila tanaman tumbuh
kerdil dan layu. Alat-alat pertanian yang digunakan dalam usahatani ini meliputi cangkul,
bengkong, golok, timbangan, tolok dan sarana lain yang sekali pakai seperti kerinjang dan karung. Rata penggunaan peralatan dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rata-Rata Penggunaan Peralatan Usahatani Salak Bongkok di Desa Jambu Kecamatan Conggeang Tahun 2005
Peralatan Jumlah
Unit Harga
Rp Total
Rp Umur
Teknik Tahun
Penyusutan RpTahun
Cangkul 2
25.000 50.000
3 16.666,66
Parang 1
15.000 15.000
2 7.500
Golok 2
15.000 30.000
2 15.000
timbangan 1
250.000 250.000
30 8.333,33
Bengkok 1
15.000 15.000
2 7.500
Tolok 2
20.000 40.000
2 20000
Jumlah 400.000
75.000
Harga peralatan lain yang habis sekali pakai seperti keranjang yang digunakan untuk pengemasan salak yang akan dipasarkan yaitu seharga Rp.
2.000 per satuan yang kapasitasnya 50-60 kg. Faktor produksi lain yang tak kalah pentingnya adalah tenaga kerja
sebagai pengelola dan penggerak faktor produksi untuk menghasilkan produk yang diharapkan yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam
usahatani salak bongkok dibagi menjadi tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Waktu kerja pada usahatani salak
bongkok ini dimulai dari jam 07.00 - 13.00 dengan upah rata-rata sebesar Rp. 15.000,- sampai Rp.17.000 per orang per hari. Tenaga kerja pengangkutan
upahnya diberikan per sekali angkut yaitu rata-rata sekitar Rp 5.000 per 50 Kg. Tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan adalah pada umur tanaman 8-15
tahun yaitu rata-rata pekerjaan yang dibutuhkan untuk tenaga kerja dalam keluarga yairu sebanyak 38,00HOK dan untuk tenaga kerja luar keluarga
sebanyak 51,3 HOK. Penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usahatani salak bongkok pertahun dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Salak Bongkok di Desa Jambu, Kecamatan Conggeang Tahun 2005
Umur Tanaman
TK Kondisi Aktual TK Kondisi Optimal
TKDK HOK TKLK HOK
TKDK HOK TKLK KOK
4 Tahun 4-9 Tahun
10-15 Tahun 15 Tahun
38,4 24,6
42,8 12,8
48,2 38,8
68,8 24,4
34,2 21,9
38,1 10,2
42,9 34,5
61,2 19,5
Keterangan : TKDK : Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKLK : Tenaga Kerja Luar Keluarga
HOK : Hari Orang Kerja
Tabel 22 menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada kondisi optimal menjadi berkurang untuk masing-masing umur tamanan. Umur tanaman 4
tahun dari 38,4 HOK menjadi 34,2 HOK untuk tenaga kerja dalam keluarga, sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga menjadi 48,2 HOK yang tadinya 42,9
HOK. Umur tanaman 4-9 tahun masing-masing untuk tenaga kerja dalam dan luar keluarga menjadi HOK 34,5 dan 21,9 HOK untuk tenaga kerja dalam
keluarga. Begitu juga dengan umur tamanan 10-15 tahun dan 15 tahun mengalami penurunan.
7.2. Analisis Pendapatan Usahatani Salak Bongkok