melakukan eksperimen rendah dan 4 kriteria sangat kurang menjelaskan ketepatan dan keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen sangat rendah.
3.8 Tahap Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen digunakan untuk menguji instrumen tes. Adapun tahapan uji coba tersebut adalah sebagai berikut:
3.8.1 Tahap Persiapan Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen tes diujicobakan dilakukan pembatasan materi terlebih dahulu. Materi pelajaran yang digunakan sebagai bahan tes adalah materi alat
optik mencakup mata dan cacat mata, kamera, lup, mikroskop dan teropong. Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal pilihan ganda. Jumlah butir soal yang
diujicobakan terdiri atas 30 butir soal pilihan ganda. Tiap butir soal membutuhkan waktu pengerjaan yang bervariasi, yaitu antara 1-2 menit, sehingga alokasi waktu
yang dibutuhkan adalah 60 menit.
3.8.2 Tahap Uji Coba Instrumen
Instrumen diujicobakan pada kelas yang telah mendapatkan materi alat optik. Kelas yang digunakan untuk uji coba instrumen adalah kelas IX E.
Langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk soal tes meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.
3.8.2.1 Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono 2010: 348, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir soal dapat diketahui melalui uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes
dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah:
Arikunto, 2002: 72 Keterangan:
r
xy
= koefisien korelasi antara X dengan Y X = skor tiap butir soal
Y = skor total N = jumlah subjekpeserta didik yang diteliti
Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikansi 5 suatu butir dikatakan
valid jika harga r
xy
r
tabel
Sugiyono, 2010: 357. Hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba No
Kriteria No Soal
Jumlah 1. Valid
1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 28,
29, 30 20
66,67
2. Tidak Valid 2, 7, 9, 17, 20, 22, 24, 25, 26, 27
10 33,33
3.8.2.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan dan ketepatan hasil Arikunto, 2002: 86. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunkaan untuk mencari reliabilitas soal bentuk pilihan ganda adalah rumus KR
20 Kuder Richardson, yaitu:
=
−
1
− ∑
Sugiyono, 2010: 359 Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
= proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 = 1-p
i
= varians total Rumus varians total, yaitu
= =
∑ −
∑
Sugiyono, 2010: 361 Keterangan:
∑ = jumlah skor total ∑
= jumlah kuadrat skor total n
= banyak subyek pengikut tes Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r
i
, kemudian harga r
i
tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel. Jika r
i
r
tabel
maka item tes yang diujicobakan reliabel Arikunto, 2009: 112.
Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh r
hitung
=1,02941 dan diketahui r
tabel
untuk soal post-test dengan n untuk soal=30 dengan taraf kepercayaan 5 adalah 0,361. Dengan demikian r
i
r
tabel
berarti instrumen tersebut adalah reliabel. 3.8.2.3
Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
=
Arikunto, 2002: 208 Keterangan:
P = taraf kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal adalah: ≤ P ≤ 0,30
soal sukar 0,30 P
≤ 0,70 soal cukup sedang 0,70 P
≤ 1 soal mudah
Arikunto, 2002: 210 Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.10
di bawah ini Tabel 3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
No Tingkat Soal
Nomor Soal 1
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 11, 15, 18, 20, 21, 26, 29
2 Sedang
6, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 22, 23, 24, 25, 27 3
Sukar 10, 14, 28, 30
3.8.2.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal Arikunto, 2002: 211 adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda bentuk soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut:
=
− Arikunto, 2002: 213
Keterangan: D = daya pembeda soal
= jumlah jawaban benar pada kelompok atas = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
Kriteria daya pembeda soal adalah 0,00
≤ D ≤ 0,20 : soal jelek poor 0,20 D
≤ 0,40 : soal cukup baik satisfactory 0,40 D
≤ 0,70 : soal baik good 0,70 D
≤ 1,00 : soal baik sekali excellent Arikunto, 2002: 218
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. Kriteria
Nomor Soal 1
Baik Sekali -
2 Baik
12 3
Cukup Baik 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 23, 27, 28, 29, 30 4
Jelek 2, 4, 7, 22, 24, 25, 26
Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, reliabel, mempunyai tingkat kesukaran yang mudah, sedang atau sukar serta daya pembeda yang cukup
baik dan baik. Dari hasil analisis di atas terdapat beberapa soal yang belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yang mana hanya 20 soal yang
digunakan untuk pre-test dan post-test.
3.9 Metode Analisis Data