adalah tes pilihan ganda mengenai pokok bahasan alat optik. Tes yang diujikan berupa pre-test dan post-test.
3.7 Analisis Lembar Observasi dan Angket
Analisis yang digunakan untuk menganalisa lembar observasi dan angket adalah sebagai berikut:
3.7.1 Analisis Angket
Angket digunakan sebagai lembar validasi dosen ahli dan guru untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter. Selain itu, angket
juga digunakan untuk mengetahui perkembangan karakter dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL.
Angket yang diajukan berbentuk check list yaitu responden hanya tinggal membubuhkan tanda check
√ pada kolom yang sesuai dengan pendapat. Angket dalam penelitian ini juga diberi tingkatan-tingkatan nilai untuk setiap alternatif
jawaban. Angket yang digunakan menggunakan skala Likert Sugiyono, 2012: 134 - 135. Nilai tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Angket Validasi Ahli Jawaban
Skor Sangat baik
5 Baik
4 Cukup
3 Kurang
2 Sangat kurang
1
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Angket Perkembangan Karakter Jawaban
Skor Pernyataan positif
Pernyataan negatif Sangat setujuSelalu
4 1
SetujuSering 3
2 Ragu-raguKadang-kadang
2 3
Tidak setujuTidak pernah 1
4 Analisis data pada angket menggunakan analisis persentase. Langkah-
langkah dalam melakukan analisis angket adalah sebagai berikut: 1 Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari angket yang
dibagikan untuk setiap butir pertanyaan 2 Menghitung persentase butir pertanyaan masing-masing indikator yang
ditentukan dengan formula untuk menghitung persentase sebagai berikut:
= 100
Keterangan: n = jumlah total nilai yang diperoleh
N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator 3 Menentukan persentase skor ideal skor maksimum = 100
4 Menentukan persentase skor terendah skor minimum = 25 5 Menentukan range = 100 - 25 = 75
6 Menentukan interval yang dikehendaki = 4 sangat layak, layak, cukup layak dan kurang layak untuk kelayakan LKS dan 4 membudaya, mulai
berkembang, mulai terlihat dan belum terlihat untuk perkembangan karakter 7 Menentukan lebar interval = 754 = 18,75.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif kelayakan LKS serta perkembangan karakter dapat ditetapkan
sebagaimana pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Kriteria Kelayakan LKS
Persentase jawaban benar Kriteria
81,25 skor ≤ 100
Sangat layak 62,50 skor
≤ 81,25 Layak
43,75 skor ≤ 62,50
Cukup layak 25 skor
≤ 43,75 Kurang layak
Tabel 3.7 Klasifikasi Kriteria Perkembangan Karakter
Persentase jawaban benar Kriteria
81,25 skor ≤ 100
Membudaya 62,50 skor
≤ 81,25 Mulai berkembang
43,75 skor ≤ 62,50
Mulai Terlihat 25 skor
≤ 43,75 Belum terlihat
8 Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan ke dalam kalimat kualitatif sesuai dengan Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.
Hasil akhir dari analisis persentase angket ini menggambarkan klasifikasi kriteria kelayakan LKS dan kriteria perkembangan karakter siswa.
Klasifikasi kriteria kelayakan LKS menggambarkan hasil penilaian dari dosen ahli yang meliputi ahli materi dan ahli media serta guru IPA fisika terhadap
kelengkapan aspek-aspek yang terkandung dalam LKS, yakni 1 kriteria sangat layak menjelaskan bahwa LKS telah memenuhi seluruh aspek-aspek yang telah
ditetapkan, 2 kriteria layak menjelaskan bahwa LKS hampir memenuhi seluruh aspek-aspek yang telah ditetapkan, 3 kriteria cukup layak menjelaskan ada
cukup banyak aspek-aspek yang tidak terpenuhi dan 4 kriteria tidak layak menjelaskan hampir semua aspek-aspek tidak terpenuhi.
Klasifikasi kriteria perkembangan karakter menggambarkan kualitas pelaksanaan sikap ilmiah selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL, yakni 1 kriteria membudaya menjelaskan bahwa sangat tinggi kemauan siswa untuk bersikap
ilmiah dalam setiap pembelajaran, 2 kriteria mulai berkembang menggambarkan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap pembelajaran tinggi,
3 kriteria mulai terlihat menjelaskan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap pembelajaran rendah dan 4 kriteria belum terlihat
menjelaskan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat rendah.
3.7.2 Analisis Observasi