Kelayakan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kelayakan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan

CTL Kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL ini diukur dengan menggunakan instrumen angket. Penilaian kelayakan LKS dilakukan oleh empat ahli yang terdiri dari dua dosen fisika Universitas Negeri Semarang dan dua guru IPA SMP Negeri 1 Semarang. Penilaian oleh dosen dilakukan pada tahap validasi desain dan penilaian oleh guru dilakukan pada tahap uji coba produk. Kisi-kisi instrumen penilaian LKS serta lembar validasi dosen ahli dan guru dapat dilihat pada Lampiran 1-5. Dari penilaian keempat ahli terhadap keenam komponen LKS yaitu 1 kelayakan isi, 2 kelayakan penyajian, 3 kelayakan kegrafikan, 4 penilaian bahasa, 5 penilaian CTL dan 6 penilaian karakter, diperoleh persentase skor rata-rata yaitu 92,73 dengan kategori sangat layak. Sehingga secara keseluruhan, LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan contextual teaching and learning dinyatakan telah memenuhi komponen buku teks pelajaran dan layak digunakan sebagai panduan belajar. Sesuai dengan kriteria menurut BSNP 2007: 21, untuk mendapatkan sebuah buku yang memenuhi kriteria buku yang layak pakai maka buku tersebut harus memenuhi empat komponen buku teks pelajaran yang meliputi 1 kelayakan isi, 2 penyajian, 3 kebahasaan dan 4 kegrafikan. 4.3.1.1 Kelayakan Isi Pada aspek kelayakan isi, satu dosen ahli dan kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Sedangkan satu dosen ahli lain memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian, kecuali untuk butir 5 keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi. Hal ini menunjukan ada kurang lebih dua topik LKS yang menampilkan gambar atau diagram atau ilustrasi yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kurang efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Namun hampir seluruh materi dan kegiatan yang ada dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, LKS telah berisi petunjuk belajar yang jelas untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. LKS telah menyajikan fakta dan data sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. LKS juga tersusun dari pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa menguasai konsep. LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dapat dikatakan telah memenuhi aspek kelayakan isi. Aspek kelayakan isi LKS yang dikembangkan telah sesuai dengan kriteria menurut BSNP 2007: 21 yang menyatakan bahwa indikator komponen kelayakan isi diantaranya yaitu sesuai dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat. Ada beberapa saran berkaitan dengan aspek kelayakan isi dari kedua dosen ahli. Saran yang masuk dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, beberapa saran dan komentar yang dianggap baik untuk perbaikan LKS digunakan untuk merevisi LKS. Beberapa saran dan komentar dari kedua dosen yang digunakan untuk revisi yaitu 1 tampilan gambar lensa dan benda disesuaikan sehingga benda dapat ditangkap oleh lensa, maksudnya adalah gambar sumber cahaya yang semula berupa lampu perlu diperbaiki, karena lampu akan sulit ditangkap oleh lensa dan sulit dihasilkan bayangan yang jelas atau tajam; 2 mencari referensi tentang titik dekat atau titik jauh pada penderita hipermetropi dan miopi agar permasalahan yang disajikan logis; 3 mencari referensi lain tentang pengertian aberasi untuk menyajikan informasi yang tepat dalam LKS. Sedangkan saran dari salah satu guru yang digunakan untuk revisi adalah setiap kegiatan disesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan, artinya dalam setiap LKS perlu dicantumkan berapa lama alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan. 4.3.1.2 Kelayakan Penyajian Pada aspek kelayakan penyajian, keempat ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir aspek. Hal ini menunjukan hampir seluruh LKS telah memuat motivasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh LKS telah menyajikan materi yang runtut mulai dari mudah ke sukar. Kegiatan dalam LKS bersifat interaktif dan partisipatif. LKS telah memenuhi enam aspek kelengkapan yang harus ada dalam LKS. Secara keseluruhan dapat dikatakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi aspek penyajian. Aspek penyajian LKS yang dikembangkan telah memenuhi kriteria menurut BSNP 2007: 21 yang meliputi 1 materi dan 2 pembelajaran, serta sesuai dengan kriteria menurut Prastowo 2012: 205 yaitu meminimalkan peran pendidik dan lebih mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Hasil penilaian kelengkapan komponen LKS juga telah memenuhi kriteria menurut Trianto 2012: 112 yang menyatakan bahwa komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi . 4.3.1.3 Kelayakan kegrafikan Aspek kelayakan kegrafikan hanya dinilai oleh kedua dosen ahli. Pada aspek kelayakan kegrafikan, kedua ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir aspek. Hal ini menunjukan penilaian yang berkaitan dengan bentuk dan tampilan setiap halaman LKS telah sesuai dengan indikator. LKS telah memiliki ukuran yang sesuai dengan ISO, penempatan aspek kelengkapan serta gambar dan ilustrasi tidak mengganggu pemahaman. LKS juga tidak terdiri dari terlalu banyak jenis atau variasi huruf. Selain itu, spasi antar baris dan huruf dalam LKS normal yang menunjukan bahwa tingkat keterbacaan teks dalam LKS baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi aspek kelayakan kegrafikan. Aspek kegrafikan LKS yang dikembangkan telah memenuhi indikator menurut BSNP 2007: 21 yang meliputi 1 ukuran atau format buku dan 2 desain bagian isi, serta telah sesuai dengan kriteria menurut Prastowo 2012: 217-220 yaitu ukuran LKS yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran adalah A4 kuarto, karena dengan ukuran kuarto peserta didik akan mempunyai cukup ruang untuk membuat bagan. Sedangkan yang perlu diperhatikan dari desain bagian isi adalah kepadatan halaman yaitu halaman LKS tidak boleh dipadati terlalu banyak tulisan, adanya penomoran materi dan variasi jenis huruf serta kejelasan materi atau instruksi dalam LKS. 4.3.1.4 Penilaian Bahasa Aspek penilaian bahasa hanya dinilai oleh kedua guru IPA fisika di SMP Negeri 1 Semarang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan dalam penilaian bahasa terdapat penilaian kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik dan dalam hal ini guru yang telah memiliki pengalaman mengajar peserta didik dan lebih mengenal kemampuan peserta didiknya. Pada aspek penilaian bahasa, kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh kegiatan dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL mampu mendorong siswa dalam berpikir, dan tingkat kesulitan LKS telah sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual serta emosional peserta didik. Secara keseluruhan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi komponen kebahasaan. Aspek kebahasaan LKS yang dikembangkan telah memenuhi indikator menurut BSNP 2007: 21 diantaranya yaitu 1 keterbacaan dan 2 logika berbahasa serta telah sesuai dengan kriteria menurut Prastowo 2012: 216 yaitu LKS harus sesuai dengan tingkat kemampuan membaca peserta didik dan tingkat pengetahuan peserta didik. 4.3.1.5 Penilaian CTL Pada aspek penilaian CTL, satu dosen ahli dan kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Sedangkan satu dosen ahli lain memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian kecuali untuk butir penilaian 5 LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar dan 6 LKS berisi kegiatan pemodelan yang hanya memperoleh skor 3. Hal ini menunjukan ada kurang lebih dua sub pokok bahasan LKS yang tidak menciptakan masyarakat belajar dan tidak berisi kegiatan pemodelan. Namun hampir semua topik LKS telah berisi konteks nyata dalam pembelajaran, mampu mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya, mampu mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan, berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas dan mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Sehingga secara keseluruhan, LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan telah memenuhi aspek penilaian CTL. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas 2003: 110, pembelajaran dapat dikatakan kontekstual apabila memenuhi ketujuh komponen pendekatan CTL meliputi konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. 4.3.1.6 Penilaian Karakter Pada aspek penilaian karakter, keempat ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Hal ini menunjukan hampir seluruh kegiatan-kegiatan dalam LKS telah bermuatan karakter dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan rasa ingin tahu serta dapat mendorong siswa untuk bersahabat atau komunikatif. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Kemdiknas 2010: 18, mata pelajaran dapat dikatakan telah terintegrasi karakter salah satunya apabila mengembangkan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan internalisasi nilai dan menunjukannya dalam perilaku yang sesuai.

4.3.2 Perkembangan Karakter Siswa