tugas-tugas dan 6 langkah-langkah kerja serta penilaian Prastowo, 2011: 208. Sedangkan menurut Trianto 2012: 112, komponen-komponen LKS meliputi
judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan
diskusi. Langkah-langkah aplikatif membuat LKS yaitu 1 melakukan analisis
kurikulum, 2 menyusun peta kebutuhan LKS, 3 menentukan judul-judul LKS, dan 4 menulis LKS Prastowo, 2011: 211 – 214.
2.2 Karakter Bangsa
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2010: 11, pada prinsipnya pengembangan
budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah.
Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Silabus dan Rencana Program Pembelajaran RPP yang sudah ada.
2.2.1 Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai
tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
1 Mengkaji Standar Komptensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada Standar Isi SI untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
tercantum itu sudah tercakup di dalamnya. 2 Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator
untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan. 3 Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ke dalam silabus.
4 Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP. 5 Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.
6 Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku
Kemendiknas, 2010: 18-19.
2.2.2 Pencapaian hasil belajar
Pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila 75 peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran baik
fisik, mental maupun sosial. Proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dari segi hasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perlu dikembangkan pengalaman belajar yang
kondusif untuk membentuk manusia yang berkualitas tinggi baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti perlu digunakan sumber belajar yang tidak hanya
bersifat kognitif, akan tetapi juga bersifat afektif psikomotorik Mulyasa, 2013: 131.
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester
dirumuskan dengan “mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan” maka guru
mengamati melalui berbagai cara apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan
perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru
berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan
selalu dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya Kemendiknas, 2010:
22. Guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang
pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya. Kesimpulan atau pertimbangan itu
dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini 1 BT
: Belum Terlihat apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
2 MT : Mulai Terlihat apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
3 MB : Mulai Berkembang apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4 MK : Membudaya apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten Kemendiknas, 2010: 23.
Tabel 2.1 Contoh Keterkaitan Nilai dan Indikator SMP
Mapel Nilai
Indikator Berdasarkan Jenjang Kelas
IPA fisika Rasa Ingin Tahu Bertanya kepada guru dan teman tentang
materi pelajaran. Bertanya kepada guru dan teman tentang
gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang
didengar dari ibu, bapak, teman, radio atau televisi.
Bersahabat komunikatif
Bekerja sama dalam kelompok di kelas. Berbicara dengan teman sekelas.
Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat.
Bergaul dengan teman lain kelas. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan
personalia sekolah lainnya.
Kemendiknas, 2010: 42-44
2.3 Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL