Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

dan memecahkan masalahnya, 2 Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari konseli dan berintikan pemecahan masalah yang rasional, 3 Emotif-ekspreriensial, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi konseli dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut, 4 Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku konseli.

2.3.4 Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

Asumsi tingkah laku bermasalah dalam pendekatan rational emotif behaviour therapy ditunjukkan dengan adanya keyakinan irrasional dalam diri individu. Gantina 2011: 205 menyebutkan bahwa Ellis mengidentifikasikan sebelas keyakinan irasional individu yang dapat mengakibatkan masalah yaitu: 1. Dicintai dan setujui oleh orang lain adalah sesuatu yang sangat esensial 2. Untuk menjadi orang yang berharga individu harus kompeten dan mencapai setiap usahanya. 3. Orang yang tidak bermoral, criminal dan nakal merupakan pihak yang harus disalahkan. 4. Hal yang sangat buruk dan menyebalkan adalah bila sebagala sesuatu tidak terjadi seperti yang saya harapkan. 5. Ketidakbahagiaan merupakan hasil dari pristiwa eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh diri sendiri. 6. Sesuatu yang membahayakan harus menjadi perhatian dan harus selalu diingat dalam fikiran. 7. Lari dari kesulitan dan tanggung jawab dari pada menghadapinya. 8. Seseorang harus memiliki orang lain sebagai tempat bergantung dan harus memiliki seseorang yang lebih kuat yang dapat menjadi tempat bersandar. 9. Masa lalu menentukan tingkah laku saat ini dan tidak bisa diubah. 10. Individu bertanggaung jawab atas masalah dan kesulitan yang dialami oleh orang lain. 11. Selalu ada jawaban yang benar untuk setiap masaslah. Dengan demikian, kegagalan mendapatkan jawaban yang benar merupakan bencana. Ellis Dryden 1997: 15-16 menyatakan pribadi bermasalah adalah sebagai berikut: 1. All-or-none thinking: “Jika saya gagal dalam beberapa tugas penting, saya mengalami kegagalan total.” 2. Jumping to conclusions and negative non sequiturs: ”Sejak mereka melihat saya muram, mereka akan melihat saya sebagai ulat yang tidak kompeten.” 3. Fortune-telling: ”Karena mereka menertawakan kegagalan saya, mereka akan membenci saya selamanya.” 4. Focusing on the negative: ”Karena saya tidak dapat bertahan pada hal yang salah, saya tidak dapat melihat sesuatu yang baik yang terjadi pada hidup saya.” 5. Disqualifying the positive: ”Ketika mereka memuji saya dalam kebaikan yang telah saya lakukan, mereka hanya bersikap ramah kepada saya dan melupakannya.” 6. Allness and neverness: “Karena kondisi kehidupan seharusnya baik dan sebetulnya buruk dan sangat tidak dapat ditoleransi, mereka akan selalu menempuh jalan ini dan saya tidak akan pernah merasa bahagia.” 7. Minimization: “Kebaikan saya dibidik dalam permainan yang bersifat keberuntungan dan tidak penting. Tetapi keburukanku dibidik, yang mana saya secara mutlak tidak pernah dibuat.” 8. Emotional reasoning: “Karena saya pernah tampil buruk, saya merasa seperti orang tolol, dan kekuatan perasaan saya membuktikan bahwa saya tidak ditakdirkan baik.” 9. Labeling and overgeneralization: “Karena saya harus tidak gagal dalam pekerjaan penting dan harus selesai, saya adalah pecundang.” 10. Personalizing: “Sejak saya bertindak jauh lebih buruk bahwa saya secara mutlak harus bertindak dan mereka menertawakan, saya yakin mereka hanya menertawakan saya, dan ini sangat mengerikan.” 11. Phonyism: ”Ketika saya tidak melakukan sebaik yang seharusnya saya lakukan dan mereka masih memuji dan menerima saya, saya yakin itu palsu.” 12. Perfectionism: ”Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya harus menyelesaikannya secara sempurna.” Dua pendapat tenatang keyakinan irasional dalam konseling rational emotif behavior therapy yang lebih sering digunakan sebagai acuan adalah sebelas keyakinan irasional yang dikemukakan oleh Ellis. Hal ini dikarenakan beberapa ahli yang menyebutkan 12 keyakinan irasional ketika dianalisis lebih dalam dapat diklasifikasikan menjadi 11 keyakinan irasional dan kebanyakan para ahli juga menyebutkan 11 keyakinan irasional.

2.3.5 Peran Konselor

Dokumen yang terkait

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

11 143 314

BIMBINGAN KONSELING RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY TEKNIK HOMEWORK ASSIGMENT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KORBAN BULLYING DI SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR TAHUN AJARAN 2016 2017

0 10 114

PENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KORBAN BULLYING MELALUI KONSELING INDIVIDUAL RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY SISWA KELAS VII SMPN 2 PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

0 0 132

Teknik dan Pendekatan Konseling Rational- Emotif

0 0 36

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN KORBAN BULLYING PADA SISWA SMA

2 5 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 8

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 7

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 19

KONSELING INDIVIDUAL RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY DENGAN TEKNIK HOMEWORK ASSIGMENT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 213

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KORBAN BULLYING DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan M

0 1 144