11. Phonyism: ”Ketika saya tidak melakukan sebaik yang
seharusnya saya lakukan dan mereka masih memuji dan menerima saya,
saya yakin itu palsu.” 12.
Perfectionism: ”Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya harus menyelesaikannya secara sempurna.”
Dua pendapat tenatang keyakinan irasional dalam konseling rational emotif behavior therapy
yang lebih sering digunakan sebagai acuan adalah sebelas keyakinan irasional yang dikemukakan oleh Ellis. Hal ini dikarenakan beberapa
ahli yang menyebutkan 12 keyakinan irasional ketika dianalisis lebih dalam dapat diklasifikasikan menjadi 11 keyakinan irasional dan kebanyakan para ahli juga
menyebutkan 11 keyakinan irasional.
2.3.5 Peran Konselor
Konselor rational emotif behaviour therapy diharapkan dapat memberikan penghargaan positif tanpa syarat kepada klien atau disebutnya dengan
unconditional self-acceptance USA yaitu penerimaan diri tanpa syarat, bukan
dengan syarat conditioning regard, karena filosofi pendekatan rational emotif behaviour therapy
berpegang bahwa tidak ada manusia yang terkutuk untuk banyak hal Latipun, 2008: 103.
Peran konselor dalam pendekatan rational emotif behaviour therapy menurut Gantina 2011: 214 adalah:
1. Aktif-direktif, yaitu mengambil peran lebih banyak
untuk memberikan penjelasan terutama pada awal konseling
2. Mengkonfrotasi pikiran irasional konseli secara
langsung 3.
Menggunakan berbagai teknik untuk menstimulus konseli untuk berpikir dan mendidik kembali diri
konseli sendiri
4. Secara terus-menerus “menyerang” pemikiran irasional
konseli 5.
Mengajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi
6. Bersifat didaktif
Sikap, peran dan tugas konselor Menurut Corey 2009: 280 konselor yang menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy memiliki tugas
spesifik. Tahap pertama adalah konselor menunjukkan pada konseli bahwa dalam pikirannya saat ini terlalu banyak pikiran-pikiran yang irasional seperti
“harus”, sebaiknya”, dan “seharusnya”. Konselor mendorong dan sering membujuk konseli
agar melakukan aktivitas yang akan menyembunyikan keyakinan pengalahan diri mereka. Tahap kedua adalah mendemonstrasikan bahwa konseli mempertahankan
gangguan emosi mereka aktif dengan meneruskan berpikir secara tidak logis dan realistis. Tahap ketiga adalah membantu konseli memodifikasi pemikiran dan
mengabaikan gagasan irrasional mereka. Konselor membantu konseli memahami pikiran irasional yang menyalahkan diri sendiri dan juga mengubah perilaku
menyalahkan diri. Tahap keempat adalah menantang konseli untuk mengembangkan filosofis hidup yang rasional sehingga di masa depan mereka
mampu menghindari diri agar tidak menjadi korban keyakinan irasional yang lain. Dari beberapa peran konselor yang disebutkan diatas dapat disimpulkan
bahwa peran konselor dalam pendekatan rational emotif behaviour therapy adalah: 1 Aktif-derektif yaitu mengambil peran lebih banyak untuk memberikan
pejelasan, 2 Bersifat didaktif, 3 Aktif bersama konseli untuk membagun pikiran-pikiran rasional, konfrontasi, persuasive, 4 Mengarahkan konseli untuk
membuat pilihan-pilihan dan cara penyelesaian masalah secra rasional dan
adaptif, 5 Mengajarkan cara pandang yang lain dengan model A-B-C, 6 Menunjukkan verbalisasi irasional, 7 Sebagai penantang keyakinan-keyakinan
irasional konseli.
2.3.6 Prosedur Pelaksanaan Konseling