dengan Rp 75.000. Ini berarti lebih mahal dari harga Urea tertinggi yakni Rp 70.000.
Tabel 12 dapat dilihat bahwa biaya rata-rata untuk mina padi lebih besar yakni sekitar Rp 792.571,68 dengan persentase 11,25 persen dibanding yang
digunakan untuk biaya tunai untuk non mina padi yaitu sebesar Rp 635.283,22 untuk persentase 10,72 persen. Hal ini dikarenakan oleh kebutuhan pupuk kimia
bagi lahan mina padi yang kontur tanahnya rata-rata lebih tinggi dari lahan non mina padi yang memiliki kelebihan irigasi yang melimpah dan stabil namun unsur
haranya cenderung tercuci dan terbawa aliran irigasi ke lahan yang lebih rendah. Untuk itu, untuk mendongkrak produktivitas lahan mina padi membutuhkan
konsumsi pupuk kimia yang terutama Urea dan TSP yang lebih banyak.
c. Biaya Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan untuk areal persawahan pada umumnya ialah kotoran kambing. Kotoran kambing dipercaya lebih bermanfaat dibanding
kotoran yang lain. Ada pula yang beranggapan bahwa lebih nyaman atau terbiasa menggunakannya dibanding kotoran binatang yang lain. Untuk seluruh responden
di dua desa ini pupuk kotoran kambing dihargai Rp 6000 per kilogramnya. Untuk petani yang berpengalaman dan telah memiliki banyak relasi
dikampung atau di desa, biasanya mendapatkan pupuk ini dengan cuma-cuma dari petani yang memelihara kambing dirumah. Hal ini biasanya dibarengi dengan
pemberian dedak oleh petani sawah atau sekam ke petani tersebut dahulunya. Hubungan tenggang rasa dan saling membantu masih sangat terasa di dua desa ini.
Hal ini dapat meningkatkan Biaya Tidak Tunai Biaya Diperhitungkan dalam perhitungan usahatani padi sawah untuk dua desa ini.
d. Biaya Pestisida
Seluruh pestisida yang dipakai oleh petani merupakan pestisida kimia dan dibeli ditoko atau desa setempat. Hal ini berarti seluruh pengeluaran untuk
pestisida merupakan biaya tunai. Tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pestisida bagi sistem mina padi lebih besar bila dibandingkan
yang digunakan sistem non mina padi untuk rata-rata lahan per hektarnya. Karena penyemprotan pada sistem mina padi relatif terlambat, sehingga penyakit telah
menyebar luas dan menguat di sawah. Membutuhkan korbanan biaya yang lebih besar jika petani terlambat melakukan penyemprotan disawah.
e. Tenaga Kerja Ternak
Tenaga kerja ternak yang digunakan di dua desa ini ialah tenaga kerbau. Harga tenaga kerbau dihitung berdasarkan satuan hari kerja 8 jam. Perharinya
tenaga kerbau dihargai Rp 40.000. Harga tersebut sudah termasuk tenaga kerja pria yang mengendarainya beserta bajak yang menariknya. Terkadang satu bajak
ditarik oleh satu hingga dua kerbau, tergantung besar kecilnya kerbau. Harga tenaga kerbau tetap sama meskipun ditarik oleh dua kerbau. Kerbau dihargai
berdasarkan kualitas kerjanya dan bukan jumlah atau banyaknya. Umumnya kerbau semakin besar kerbau, semakin kuat kerbau tersebut menarik bajak.
Namun hal ini tidak selamanya, pawang atau petani pemilik kerbau tersebut sudah mengetahui kapasitas masing-masing kerbaunya.
f. Tenaga Kerja Mesin