Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Penyemprotan harus dilakukan dengan cara menyurutkan air sawah agar batang bawah yang selama ini terendam dapat tersentuh oleh pestisida kimia dan hama yang berada di air dapat mati. Jika tidak langsung disemprot, hama akan semakin menyebar dan menurunkan produktivitas padi. Petani dalam hal ini harus memilih salah satu alternatif usaha yang harus diselamatkan. Keterlambatan penyemprotan menyebabkan produksi padi di awal tahun 2007 untuk petani mina padi turun drastis.

7.5. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Pendapatan merupakan balas jasa dari kerja sama faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal dan pengelolaan. Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk menentukan pendapatan yang diperoleh dari suatu usahatani padi sawah. Pendapatan usahatani padi sawah merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, dengan demikian dapat dilihat sejauh mana peranan usahatani padi sawah dan sejauh mana peranan usahatani sistem mina padi terhadap pendapatan keluarga tani di daerah penelitian. Analisis ini terdiri dari struktur biaya dan penerimaan usahatani padi sawah. Selain itu, dengan analisis ini dapat diketahui gambaran usahatani saat ini sehingga dapat melakukan evaluasi untuk perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan pendapatan usahatani dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Pendapatan mina padi atas biaya tunai untuk musim tanam rata-rata senilai Rp 7.917.265,01 lebih besar dibanding musim tanam awal tahun 2007 senilai Rp 3.209.500,31. Sedangkan untuk sistem non mina padi pendapatan atas biaya tunainya lebih besar pada saat musim tanam rata-rata dibanding musim tanam awal tahun 2007. Dan pendapatan mina padi atas biaya tunai dan biaya total lebih besar dari non mina padi pada saat musim tanam rata-rata. Namun pada saat terserang penyakit menjadi lebih rendah dari pendapatan sistem non mina padi. Rendahnya pendapatan mina padi pada musim tanam awal tahun 2007 karena seluruh sawah terserang penyakit. Namun dalam hal ini sistem non mina padi lebih mudah untuk di atasi. Adanya penyakit yang menyerang persawahan tidak dapat ditanggulangi oleh keberadaan ikan. Tabel 18. Rata-Rata Perbandingan Penerimaan Usahatani Padi Sawah menurut Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi Penerimaan Usahatani Padi Rp Mina Padi Non Mina Padi Biaya Tidak Kena Penyakit Kena Penyakit Tidak Kena Penyakit Kena Penyakit Atas Biaya Tunai 7.917.265,01 3.209.500,31 5.393.098,12 3.816.557,36 Atas Biaya Total 5.069.663,91 361.899,20 4.375.727,33 2.799.186,57 Hama wereng dan penggerek batang yang sering menyerang tanaman padi, merupakan makanan kesukaan ikan di sawah. Musim tanam kali ini, sawah serentak diserang hama merah. Yang kemungkinan besar berupa penyakit yang berasal dari virus yang menyebar lewat irigasi. Dari berbagai penelitian tentang mina padi, sistem mina padi dinyatakan sangat menguntungkan sebab sebagian besar hama disawah dapat dimakan oleh ikan sebagai predator alami tanpa efek samping yang berarti. Adanya simbiosis mutualisme yang terjadi tersebut menyebabkan pengurangan biaya pakan ikan dan pestisida dibanding jika habitat hidupnya terpisah. Dan tidak memerlukan pengeluaran yang besar bagi pengusahaan ikan untuk penyediaan pakannya, karena telah tersedia di sawah. Kondisi seperti ini adanya penyakit jarang terjadi dilapangan. Namun resiko tetap selalu ada bagi petani mina padi. Bahkan beberapa penyakit ada yang baru bermunculan dan semakin kuat seiring dengan perkembangan inovasi pestisida. Keterlambatan penyemprotan pada sistem usahatani mina padi dapat menurunkan produktivitas lahan sawah secara drastis dan mempengaruhi pendapatan dan penerimaan usahatani mina padi. Petani mina padi mengalami dilema, karena jika penyemprotan dilakukan dengan segera maka petani harus mengorbankan benih ikan, karena ikan belum cukup umur untuk dipanen. Penyemprotan harus dilakukan dengan cara menyurutkan air sawah agar batang bawah yang selama ini tergenang dapat tersemprot. Namun hal tersebut beresiko bagi kelangsungan hidup ikan. Sehingga ikan harus dipanen terlebih dahulu.

7.6. Analisis Profitabilitas Usahatani Padi Sawah

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Analisis Usahatani Padi Pestisida Dan Non Pestisida Di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 20 112

Analisis Profitabilitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Luas dan Status Kepemilikan Lahan (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

4 42 110

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN DI DESA PEBUAR KECAMATAN JEBUS KABUPATEN BANGKA BARAT SKRIPSI

0 0 16