Teknik Pengambilan Contoh dan Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Pengolahan Data

Kecamatan Tenjolaya yang terdiri dari 6 desa. Hingga penelitian ini dilaksanakan, Kecamatan Tenjolaya masih berumur 3 tahun sejak tahun 2004. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tapos I dan Desa Tapos II karena pada kedua desa ini ditemukan petani yang menggunakan sistem mina padi. Untuk itu, ingin dibandingkan pendapatannya dengan petani padi sawah yang tidak menggunakan sistem mina padi yang terdapat di dua desa ini. Dahulu, dua desa ini merupakan satu desa yang dipecah yakni Desa Tapos yang dipecah menjadi Desa Tapos I dan Desa Tapos II. Diharapkan dengan menyatukan data kedua desa ini, faktor bias dapat dihindari. Penelitian lapangan dilaksanakan pada awal bulan Juli hingga awal bulan September 2007.

4.2. Teknik Pengambilan Contoh dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian dua tahap. Tahap pertama yaitu dalam pencarian data sekunder serta literatur dan tahap kedua yaitu pengambilan data primer melalui proses turun lapang, pengolahan dan analisis data perbandingan. Unit-unit contoh dalam penelitian ini adalah petani padi sawah. Pemilihan petani responden dilakukan dengan sengaja purposive dengan menggunakan sistem sampel stratifkasi sederhana stratified sampling. Populasi petani dibagi menjadi 2 populasi, yaitu berdasarkan sistem minapadi dan non minapadi. Kemudian dari masing-masing populasi tersebut diambil masing-masing 15 responden, sehingga total responden sebanyak 30 orang. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari tingkat petani tingkat primer dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung terhadap responden petani padi sawah yang telah dipilih sebelumnya dengan menggunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan berupa data biaya yang meliputi biaya tunai dan biaya tidak tunai, produksi dan penerimaan dalam usahatani padi sawah dalam satu kali produksi, hasil produksi fisik dan nilai produksi dari usahatani padi serta data penggunaan input usahatani seperti benih, pupuk kimia dan pupuk kandang, obat pemberantas hamapestisida dan tenaga kerja. Wawancara dilakukan pada seluruh responden secara satu-persatu, dan mengadakan pengamatan secara langsung keadaan usahatani yang dimiliki responden. Sedangkan data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi atau dinas serta media cetak yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Pusat Statistik Bogor, Kantor KelurahanDesa, Litbang, Kompas, Media Indonesia, informasi dan hasil penelitian serta tulisan yang berkaitan dengan penelitian.

4.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data disesuaikan dengan data yang tersedia dan tujuan yang hendak dicapai. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan biaya dan pendapatan RC rasio. Data yang diperoleh diolah dan disederhanakan dengan bantuan kalkulator dan komputer dengan menggunakan Microsoft Excel serta disajikan dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Penelitian ini membandingkan keadaan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi dengan data usahatani pada musim tanam pertama Januari-April 2007. Pada saat itu terjadi serangan hama secara serentak yang disebut hama merah yang menyerang areal sawah di Desa Tapos I dan Tapos II. Ciri-ciri tanaman yang terkena penyakit hama merah yakni daun padi menjadi berwarna merah, batang padi hijau kemerahan, penularannya cepat, disinyalir lewat air, menyerang serentak hanya untuk tanaman padi. Selain itu, dengan mempertimbangkan data yang di dapat lebih akurat karena petani lebih mengingat data yang baru saja terjadi, sehingga faktor bias dapat dihindari.

4.3.1. Analisis Biaya

Analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi sawah berdasarkan sistem mina padi dan sistem non mina padi. Dalam analisis ini, biaya dibedakan jadi dua, yaitu Biaya Tunai dan Biaya Tidak Tunai. Biaya Tunai meliputi biaya benih padi, benih ikan, pupuk kimia, pupuk kandang, pestisida kimia, sewa alat pertanian semprotan yang disewa, tenaga kerja luar keluarga sistem upahan dan bawon, tenaga kerja ternak, tenaga kerja mesin, biaya bagi hasil sistem sakap, pajak lahan petani milik dan sewa lahan sistem sewa. Biaya Tidak Tunai meliputi biaya benih padi dan ikan yang dibuat sendiri, tenaga kerja ternak yang dimiliki sendiri dan tidak disewa di tempat lain, penyusutan alat pertanian, pupuk kandang, pakan ikan dedak, penyusutan alat perikanan dan tenaga kerja dalam keluarga.

4.3.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sistem mina padi terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Tapos I dan Desa Tapos II, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Analisis pendapatan usahatani padi ini hanya dilakukan pada satu musim tanam, yaitu musim tanam pertama Januari- April 2007. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran kotor usahatani, yang dapat dilihat dari persamaan dibawah ini: P = TP - Bt + Btt Keterangan: P = Pendapatan bersih usahatani Rp TP = Total Penerimaan usahatani Nilai Produksi Rp Bt = Biaya Tunai Rp Btt = Biaya Tidak Tunai Rp Penerimaan sering disebut pendapatan kotor usahatani gross farm income dapat didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani ini juga merupakan hasil kali jumlah fisik produk dengan harga jual di tingkat petani. Pengeluaran total usahatani total farm expenses terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan.

4.3.3. Analisis Profitabilitas

Untuk mengukur efisiensi usahatani dan keberhasilan dari suatu usahatani, dapat menggunakan analisis rasio pendapatan dan biaya RC rasio. Rasio pendapatan dan biaya merupakan perbandingan antara total penerimaan yang diterima usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi. Analisis pendapatan dibagi menjadi dua yakni analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Semakin besar nilai RC rasio, yaitu RC ≥1 maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Perhitungan RC dapat dirumuskan sebagai berikut: TP RC = atas biaya total BT TP RC = atas biaya tunai Bt BT = Bt + Btt Dimana: TP = Total Penerimaan usahatani Nilai Produksi Rp BT = Biaya Total Rp Bt = Biaya Tunai Rp Btt = Biaya Tidak Tunai Rp

4.4. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Analisis Usahatani Padi Pestisida Dan Non Pestisida Di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 20 112

Analisis Profitabilitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Luas dan Status Kepemilikan Lahan (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

4 42 110

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN DI DESA PEBUAR KECAMATAN JEBUS KABUPATEN BANGKA BARAT SKRIPSI

0 0 16