Penyusutan Alat Pertanian dan Perikanan Irigasi

adanya pendidikan formal, dapat menyeimbangkan pengalaman yang sudah atau akan didapat nantinya dikemudian hari. Dalam dunia pertanian ke arah yang lebih maju, dibutuhkan perpaduan kombinasi informasi secara teori dan pengalaman yang seimbang untuk dijadikan bahan pertimbangan.

e. Penyusutan Alat Pertanian dan Perikanan

Penyusutan alat pertanian masuk kedalam biaya diperhitungkan karena biaya peralatan pertanian maupun perikanan tidak dikeluarkan lagi, namun nilai barang yang sudah ada dihitung nilai penyusutannya. Nilai penyusutan yang dihitung dinilai hanya per satu musim tanam. Jangka waktu satu tahun dihitung tiga musim tanam. Karena menurut petani peralatan pertanian dan perikanan meskipun tidak digunakan dan tetap disimpan, nilainya cenderung berkurang seiring dengan waktu. Tabel 17. Rata-Rata Penggunaan Penyusutan Alat Pertanian dan Perikanan Usahatani Padi Sawah menurut Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi Penyusutan Alat Pertanian dan Perikanan Mina Padi Non Mina Padi Biaya Biaya Rata- rata Rp Persentase Biaya Rata- rata Rp Persentase Jumlah 62.012,87 0,88 84.365,38 1,42 Tabel 17 dapat dianalisis bahwa nilai rata-rata biaya diperhitungkan dalam satuan rupiah dan persentase untuk sistem non mina padi lebih besar, karena pada penelitian ini peralatan pertanian yang dimiliki oleh petani responden non mina padi lebih lengkap sehingga meskipun penyusutan peralatannya lebih besar namun sewa alat pertanian seperti semprotan lebih kecil dibanding petani mina padi Lampiran 4 dan lampiran5.

7.3. Irigasi

Pengairan atau irigasi adalah faktor yang sangat penting atau sangat menentukan terlaksana atau tidaknya pengusahaan padi sawah berbeda dengan padi gogo secara umum dan sistem mina padi secara khususnya. Menurut persepsi petani, jika benih mahal atau habis terjual dipasaran, mereka dapat menggantinya dengan benih yang dibuat sendiri. Benih tersebut berasal dari gabah kering hasil panen sebelumnya. Demikian halnya dengan pupuk kimia, jika pupuk kimia mahal atau habis terjual, maka masih dapat diganti dengan dengan pupuk kandang meskipun produktivitasnya biasanya tidak sebaik jika menggunakan pupuk kimia. Demikian halnya dengan pestisida, tenaga kerja luar keluarga, dan sebagainya. Faktor-faktor produksi diatas hanya dapat mengurangi produktivitas padi sawah, namun irigasi sanggup mempengaruhi lebih dari pada itu. Irigasi dapat membuat petani jadi atau tidak melaksanakan penanaman padi sawah meskipun mereka memiliki lahan. Irigasi adalah faktor penting dan sangat mendasar setelah lahan dalam mempengaruhi luas penanaman padi sawah. Sedangkan faktor lainnya mempengaruhi luas panen padi sawah. Hal ini tentu saja berlaku pada petani-petani padi sawah yang terbiasa menggunakan irigasi yang tidak bergantung pada curah hujan. Irigasi merupakan faktor penting namun sederhana dalam penanaman padi sawah maupun dalam sistem mina padi. Jika air di sawah tiba-tiba kering, padi dapat bertahan seharian dilahan karena tanah yang lembab masih dapat diserap persediaan airnya oleh akar tanaman padi. Namun lain halnya dengan ikan yang sangat bergantung pernapasannya pada oksigen yang terdapat di air. Karena habitat hidupnya di air, ikan umumnya ikan mas pada sistem mina padi membutuhkan air yang stabil atau konsisten selalu ada. Didesa ini irigasinya tidak tergantung pada curah hujan atau cuaca, namun pada mata air dan sungai yang mengalir di Desa Tapos I dan Tapos II. Sehingga, petani dengan leluasa menentukan pola tanam padi sawah mulai dari satu hingga tiga kali dalam setahun. Namun pada umumnya bagi petani di dua desa ini, penanaman padi dua kali dalam setahun. Hal ini pada umumnya kurang diperhatikan oleh pemerintah. Untuk lokasi-lokasi persawahan yang suplai airnya baik dan tidak mengandalkan hujan, pemerintah dapat memaksimalkan produksi padi hingga dua kali dalam setahun agar tanah tetap terjaga keseimbangan kesuburan dan teksturnya. Luas penanaman padi dapat dimaksimalkan dengan pembangunan atau perbaikan bendungan, saluran irigasi dan peningkatan manajemen sumber air. Irigasi yang berasal dari sungai dan mata air dapat dimaksimalkan penggunaan dan pengaturannya. Sehingga, semakin banyak petani yang dapat menikmatinya, semakin luas pula penanaman padi di daerah tersebut. Diharapkan semakin besar pula produksi padi yang dihasilkan dan ketahanan pangan bagi rakyat dapat tercapai. Namun seiring dengan perkembangan waktu, pembangunan-pembangunan didesa kian marak apalagi jika pemilik tanah yang baru merupakan pendatang yang tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Pemilik tanah tersebut dapat membangun sesuka hati tanpa memperhatikan tanah tersebut merupakan aliran irigasi yang strategis bagi petani atau tidak.

7.4. Analisis Penerimaan Usahatani Padi Sawah

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Analisis Usahatani Padi Pestisida Dan Non Pestisida Di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 20 112

Analisis Profitabilitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Luas dan Status Kepemilikan Lahan (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

4 42 110

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN DI DESA PEBUAR KECAMATAN JEBUS KABUPATEN BANGKA BARAT SKRIPSI

0 0 16