dari pemilik lahan sakap bersedia menanggung sebagian dari biaya input seperti bibit, pestisida dan pupuk sehingga untuk menghindari perhitungan ganda, biaya
yang ditanggung oleh pemilik lahan sakap telah dikurangkan ke total biaya sakap. Sehingga biaya yang benar-benar dikeluarkan telah tertera pada tabel 13.
Tabel 13. Rata-Rata Biaya Bagi Hasil Usahatani Padi Sawah menurut Sistem Mina Padi dan Non Mina Padi
Bagi HasilSakap Mina Padi
Non Mina Padi Biaya
Biaya Rata- rata Rp
Persentase Biaya Rata-
rata Rp Persentase
Biaya Tunai
1.038.392,16 14,74 1.090.955,82 18,42
i. Sewa Alat
Pertanian
Alat pertanian yang disewakan yang masuk dalam kategori penelitian ini hanya alat semprotan saja. Bajak termasuk atau disewakan sepaket dengan tenaga
kerja ternak yaitu kerbau. Sedangkan traktor sebagai salah satu alat pertanian digolongkan kedalam tenaga kerja mesin. Untuk itu alat pertanian yang disewakan
dalam penelitian ini hanya satu macam yakni alat semprot. Penyewaan alat semprot relatif sangat murah, dengan harga yang berkisar Rp 2000-5000 per
harinya untuk 1HOK.
j. Pajak Lahan
Pajak lahan didaerah penelitian yakni di Desa Tapos I dan Tapos II dan untuk seluruh Kecamatan Tenjolaya dihargai Rp 14,00 m
2
. Jumlah pajak lahan yang didapat berasal dari hasil perkalian antara luas lahan yang dimiliki dengan
satuan pajak per meter perseginya. Pajak lahan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pajak lahan untuk sistem mina padi mengambil bagian sekitar 0,27 persen dari total biaya, sedangkan pajak lahan untuk sistem non mina padi mengambil
bagian sekitar 0,45 persen dari total biaya. Kedua angka berbeda tergantung banyak tidaknya petani responden yang memiliki dan mengolah lahan sendiri.
Sembilan diantara petani non mina padi memiliki lahan sendiri sedangkan petani mina padi hanya enam orang. Itu sebabnya mengapa persentase pajak lahan lebih
besar pada responden non mina padi.
k. Sewa lahan
Lahan yang disewa oleh petani dihitung kedalam biaya tunai karena pada umumnya lahan yang sudah di sewa telah dibayarkan tahun sebelumnya atau
setahun bahkan beberapa tahun setelahnya dibayar dengan uang tunai. Sehingga, meskipun biaya yang dikeluarkan tidak tampak tapi telah dikeluarkan periode
sebelumnya atau akan dikeluarkan dikemudian hari, namun tetap dihitung biaya tunai. Sewa lahan yang dikenakan hanya untuk satu musim tanam.
Sewa lahan pada Lampiran 4 mengambil bagian sekitar 2,02 persen dari biaya total untuk sistem mina padi dan 5,35 persen dari non mina padi. Dari angka
tersebut dapat dianalisis bahwa biaya yang dikeluarkan untuk sewa lahan non mina padi lebih besar bukan hanya karena responden untuk petani sewa pada
sistem non mina padi lebih banyak yakni tiga orang sementara mina padi lebih sedikit yakni dua orang, Namun, perjanjian sewa lahan per hektarnya rata-rata
untuk petani non mina padi memang lebih mahal dibanding petani mina padi. Hal ini tergantung kelas tanah yang disewa kondisi lahan dan kesepakatan dalam
perjanjian antara pemilik tanah yang menyewakan lahan dengan petani yang menyewanya.
7.2.2. Biaya Tidak Tunai
Dalam analisis pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian, biaya tidak tunai meliputi pajak lahan, sewa lahan, penyusutan alat pertanian,
Tenaga Kerja Dalam Keluarga, benih yang dibuat sendiri, pupuk kandang, dan tenaga kerja ternak. Untuk sistem mina padi terdapat lebih kategori yakni benih
ikan yang di buat sendiri dan pakan ikan yang berasal dari dedak padi hasil panen sebelumnya.
a. Biaya Benih Padi