125
4.4.3. Analisis SAM
4.4.3.1. Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan
digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat
keterkaitan suatu sektor terhadap lainnya. Analisis keterkaitan dalam studi ini didasarkan atas kriteria Rasmussen’s dual Daryanto, 1995. Kriteria ini meliputi
pengukuran indeks berdasarkan, pertama, kepekaan penyebaran sensitivity of dispersion dan daya penyebaran power dispersion, dan kedua, efek keluasan ke
depan forward spread effect index dan efek keluasan ke belakang backward spread effect index.
Kepekaan penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Indeks kepekaan penyebaran ditentukan
sebagai berikut :
∑ =
= n
1 i
i 2
i i
Z n
1 Z
n 1
U …………………………………….…………….
4.11
dimana : U
i
= indeks kepekaan penyebaran Z
i
= nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan Daya penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk menarik
pertumbuhan sektor hulunya. Indeks daya penyebaran ditentukan sebagai berikut :
∑ =
= n
1 j
j 2
j j
Z n
1 Z
n 1
U ……....……………………………….………….
4.12
dimana : U
j
= indeks daya penyebaran Z
j
= nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang
126 Efek keluasan ke depan menunjukkan besarnya keterkaitan ke depan suatu
sektor yang disebabkan oleh sejumlah kecil sektor. Indeks efek keluasan ke depan ditentukan sebagai berikut :
∑ =
= n
1 i
i i
i
n V
V S
…………………………………………………….. 4.13
dimana : S
i
= indeks efek keluasan ke depan V
i
= koefisien variasi dari keterkaitan ke depan, yang nilainya ditentukan sebagai berikut :
∑ =
∑ =
∑ =
− −
= n
1 i
ij z
n 1
n 1
i n
1 i
2 ij
z n
1 ij
z 1
n 1
i V
Efek keluasan ke belakang menunjukkan besarnya keterkaitan ke belakang suatu sektor yang disebabkan oleh sejumlah kecil sektor. Indeks efek keluasan ke
depan ditentukan sebagai berikut :
∑ =
= n
1 i
j j
j
n V
V S
…………………………………………………….. 4.14
dimana : S
j
= indeks efek keluasan ke belakang V
j
= koefisien variasi dari keterkaitan ke belakang, yang nilainya ditentukan sebagai berikut :
∑ =
∑ =
∑ =
− −
= n
1 j
ij z
n 1
n 1
j n
1 j
2 ij
z n
1 ij
z 1
n 1
Vj
4.4.3.2. Analisis Pengganda, Dekomposisi Pengganda dan Structural Path
Analysis SPA
Mengetahui lebih jauh dampak perubahan struktural ekonomi yang terjadi di provinsi Jawa Barat terhadap peranan sektoral, selanjutnya akan dilakukan
analisis berdasarkan : 1 pengganda multiplier, 2 dekomposisi pengganda, dan
127 3 Structural Path Analysis SPA. Analisis dekomposisi dan SPA dalam studi
ini difokuskan hanya terhadap sektor-sektor potensial. Ketiga analisis yang digunakan dalam studi ini merujuk dari konsep yang telah dikemukakan Isard
et.al. 1998.
4.4.3.2.1. Analisis Pengganda
Analisis ini mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi perubahan-perubahan terhadap neraca eksogen.
Analisis pengganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengganda dengan pendekatan rata-rata M
a
. Analisis pengganda yang menjadi fokus dalam studi ini meliputi jenis pengganda : output bruto gross outputproduction
multiplier, pengganda tenaga kerja employment multiplier dan pengganda pendapatan rumahtangga household income multiplier.
Pengganda output bruto menunjukkan total dampak terhadap output dalam perekonomian secara keseluruhan akibat adanya peningkatan permintaan output
pada suatu neraca i, di mana nilai pengganda ini diperoleh dari penjumlahan koefisien matriks pengganda neraca di blok sektor produksi sepanjang kolom
neraca i. ∑
=
= n
1 i
ij j
α X
……………………………………………………. 4.15
dimana : X
j
= pengganda output bruto α
ij
= koefisien matriks pengganda neraca di blok sektor produksi Pengganda tenaga kerja employment multiplier menunjukkan total
dampak terhadap penyerapan tenaga kerja akibat adanya peningkatan pendapatan
128 pada suatu neraca i. di mana nilai pengganda ini diperoleh dari penjumlahan
koefisien matriks pengganda neraca di blok sektor produksi sepanjang kolom neraca i yang terlebih dahulu dikalikan dengan koefisien teknis tenaga kerja.
∑ =
= n
1 i
ij j
L. α
E …………………………………………………….
4.16 dimana :
E
j
= pengganda tenaga kerja α
ij
= koefisien matriks pengganda neraca di blok sektor produksi L
= koefisien matriks tenaga kerja Pengganda pendapatan rumahtangga household income multiplier
menunjukkan total dampak terhadap pendapatan rumahtangga dalam perekonomian akibat adanya peningkatan pendapatan pada suatu neraca i, di mana
nilai pengganda ini diperoleh dari penjumlahan koefisien matriks pengganda neraca yang unsur-unsurnya termasuk dalam kelompok rumahtangga sepanjang
kolom neraca i. ∑
=
= n
1 i
ij j
β H
……………………………………………………. 4.17
dimana : H
j
= pengganda pedapatan rumahtangga β
ij
= koefisien matriks pengganda neraca di blok institusi rumahtangga Berdasarkan hasil rangking terhadap urutan sektor yang menempati posisi
teratas sampai terbawah dari koefisien pengganda output bruto, tenaga kerja dan pendapatan rumahtangga dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan
dan ke belakang kemudian diberikan bobot dimana sektor yang menempati peringkat pertama diberikan skor tertinggi, dalam hal ini 21, urutan berikutnya
129 diberikan skor 20, dan seterusnya sampai pada peringkat paling rendah diberikan
skor 1. Kemudian skor untuk masing-masing sektor dijumlah berdasarkan kategorinya pengganda dan keterkaitan kemudian diurutkan, dimana sektor yang
memiliki skor total tertinggi ditetapkan sebagai rangking pertama, berikutnya ditetapkan rangking kedua, dan seterusnya sampai pada skor yang terendah
ditetapkan rangking paling bawah. Berdasarkan rangking total tersebut selanjutnya diidentifikasi sektor-sektor yang potensial secara ekonomi di provinsi
Jawa Barat.
4.4.3.2.2. Dekomposisi Pengganda
Analisis dekomposisi
pengganda dimaksudkan untuk menunjukkan proses
pengganda secara jelas dan dapat menerangkan kaitan antara neraca endogen dalam model SAM akibat adanya injeksi terhadap neraca eksogen. Dekomposisi
pengganda SAM ini terdiri dari tiga bahasan, yaitu: 1 M
a1
disebut sebagai pengganda transfer, yang menunjukkan pengaruh dari satu blok neraca pada
dirinya sendiri, 2 M
a2
disebut sebagai pengganda open loop atau cross effect yang menunjukkan pengaruh langsung dari satu blok ke blok lain, dan 3 M
a3
disebut sebagai pengganda closed loop, yang menunjukkan pengaruh dari satu blok ke blok lain, untuk kemudian kembali pada blok semula.
4.4.3.2.3. Analisis SPA
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mengikuti sebuah sekuens keterkaitan, dari suatu sektor asal ke sektor-sektor
tujuan. Di dalam suatu model umumnya pengaruh dipancarkan dari perubahan pada variabel-variabel eksogen ke arah variabel-variabel endogen. Dengan
130 structural path analysis SPA akan dilihat akibat dari perubahan output pada
sektor-sektor tertentu, dalam hal ini sektor-sektor potensial, dalam keseluruhan perekonomian sebagai suatu sistem. Analisis ini memerlukan dua buah matriks
bentukan baru yaitu matriks average expenditure propensity, A
n
dan accounting multiplier, M
a
yang diperoleh setelah melalui analisis tahapan ke-2 dan ke-3, yaitu analisis pengganda dan dekomposisi. Dalam hal ini peningkatan investasi pada
blok produksi merupakan asal pengaruh dipancarkan sedangkan distribusi pendapatan rumahtangga dilihat sebagai tujuan dari pengaruh tersebut. Dengan
melihat nilai-nilai yang ada dapat ditelusuri rumahtangga sektor-sektor unggulan mana yang mendapat manfaat paling baik dari investasi yang dilakukan. Semakin
tinggi nilai pengaruh yang dipancarkan akan semakin tinggi peningkatan
pendapatan dari rumahtangga tersebut. 4.4.3.3. Analisis Simulasi
Analisis dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dampak stimulus ekonomi terhadap pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja dan pemerataan
pendapatan rumahtangga. Sehingga dari analisis ini akan diperoleh suatu alternatif kebijakan pembangunan ekonomi regional yang bermuara pada pertumbuhan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pemerataan pendapatan. Tingkat pemerataan pendapatan dalam penelitian ini diukur juga dengan
Koefisien Gini Gini Coefficient. Adapun Koefisien Gini dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut : Arsyad, 1992
1 i
Y i
Y i
X n
1 1
i X
1 KG
+ +
∑ −
+ −
= ……………………………..
4.18 dimana :
131 KG = angka Koefisien Gini
X
i
= proporsi jumlah rumahtangga kumulatif dalam kelas i Y
i
= proporsi jumlah pendapatan rumahtangga kumulatif dalam kelas i
131 Stimulus ekonomi dalam penelitian ini mencakup alternatif : 1 dampak
peningkatan investasi sektor-sektor potensial, dan 2 dampak peningkatan pendapatan rumahtangga berpenghasilan rendah. Secara rinci analisis simulasi
tersebut meliputi alternatif : 1. Peningkatan investasi sebesar 1 triliun rupiah kepada sektor-sektor potensial i
i = 1, 2, 3, 4 dan 5 yang terdiri dari sektor yang tetap menduduki posisi kelima terbesar di provinsi Jawa Barat selama periode tahun 1993-2003.
2. Peningkatan investasii sebesar 1 triliun rupiah yang didistribusikan secara merata pada keseluruhan sektor-sektor potensial.
3. Transfer pendapatan ke rumahtangga buruh tani sebesar 1 triliun rupiah. 4. Mendistribusikan secara merata dana sebesar 1 triliun rupiah untuk
peningkatan investasi pada keseluruhan sektor potensial dan transfer pendapatan ke rumahtangga buruh tani.
5. Redistribusi pendapatan dari rumahtangga golongan atas di kota ke rumahtangga buruh tani sebesar 1 triliun rupiah.
6. Kombinasi simulasi 1 dan 5 7. Kombinasi simulasi 2 dan 5
Peningkatan investasi dalam hal ini adalah shock yang dilakukan pada neraca kapital sebagai salah satu neraca eksogen dalam tabel SAM. Kemudian
peningkatan pendapatan rumahtangga adalah shock yang dilakukan pada neraca institusi rumahtangga sebagai salah satu neraca endogen dalam tabel SAM.
V. POLA
PERUBAHAN STRUKTURAL DAN SUMBER
PERTUMBUHAN DI
PROVINSI JAWA BARAT
Pembahasan dalam bab ini difokuskan dalam dua hal, yaitu, Pertama, analisis yang terkait dengan pola perubahan struktural. Sebagaimana telah
dikemukakan pada bab terdahulu, pola perubahan struktural yang terjadi di Provinsi Jawa Barat, terhadap struktur output dan tenaga kerja, diidentifikasi
melalui pendekatan ekonometrik model persamaan regresi Chenery-Syrquin, sedangkan, terhadap distribusi pendapatan, berdasarkan pendekatan model SAM,
yaitu dengan membandingkan struktur pendapatan rumahtangga yang diperoleh dari tabel SAM tahun 1993 dan 2003. Kedua, analisis yang ditujukan dalam
menelaah sumber-sumber pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat selama periode 1993-2003. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab terdahulu, sumber-
sumber pertumbuhan diidentifikasi melalui pendekatan dekomposisi IO.
5.1. Pola Perubahan Struktural 5.1.1. Analasisis dari Sisi Output dan Tenaga Kerja
Perubahan struktural
dalam ekonomi ditunjukkan oleh pergeseran dari sektor Pertanian yang mendominasi di awal perekonomian ke sektor Industri
Pengolahan dan Jasa. Dari sejumlah bukti empiris yang dihasilkan dari studi sebelumnya ditemukan suatu pola yang konsisten dalam perubahan struktural
tersebut, dimana keterkaitan antara share sektor dan pendapatan per kapita menunjukkan hubungan yang negatif untuk sektor Pertanian dan positip untuk
sektor Industri Pengolahan dan Jasa. Selain itu, dikaitkan antara share sektor dan populasi menunjukkan hubungan yang negatif untuk sektor Pertanian dan positip