164 berada pada urutan kedua menggeser posisi sektor Perikanan. Dan dari sektor
lainnya berkisar 2.33-2.88, dengan urutan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga adalah sektor : Jasa-Jasa; BangunanKontruksi; dan Listrik, Gas dan Air
Bersih. Kedua, koefisien pengganda tenaga kerja dari sektor industri pengolahan
berkisar 0.01-0.18. Dari sektor ini, Industri Pengolahan Lainnya; Industri Tekstil, Pakian Jadi, Kulit dan Alas Kaki; dan Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan
berturut-turut adalah sektor dengan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga. Kemudian dari sektor pertanian berkisar 0.17-0.37, dengan urutan koefisien
terbesar pertama, kedua dan ketiga adalah sektor : Perkebunan; Tanaman bahan makanan; dan Kehutanan. Dan dari sektor lainnya berkisar 0.01-0.15, dimana
sektor dengan urutan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga adalah sama seperti terlihat pada tahun 2003.
Ketiga, apabila ditinjau berdasarkan keseluruhan, terlihat koefisien terbesar dan terkecil dari pengganda output bruto adalah sektor Industri Kertas,
Percetakan dan Penerbitan 3.10 dan sektor Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur 2.20, sedangkan dari pengganda tenaga kerja adalah sektor Perkebunan
0.37 dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 0.01.
6.2.2. Pengganda Pendapatan Rumahtangga
Koefisien pengganda pendapatan rumahtangga di Propinsi Jawa Barat pada tahun 1993 dan 2003 diperlihatkan pada Tabel 13. Dari Tabel 13 terlihat
pada tahun 1993, Pertama, koefisien pengganda pendapatan rumahtangga dari sektor industri pengolahan di propinsi Jawa Barat berkisar 0.62-0.79. Dari
sektor
Tabel 13. Koefisien Pengganda Pendapatan Rumahtangga Menurut Golongan Rumahtangga Propinsi Jawa Barat Tahun 1993 dan 2003
Sektor Buruh Tani
Pengusaha Pertanian
Rendah di Desa
Pendapatan di Desa
Atas di Desa Rendah di
Kota Pendapatan
di Kota Atas di Kota
Total 1993
2003 1993
2003 1993
2003 1993
2003 1993 2003
1993 2003
1993 2003
1993 2003
1993 2003
Tanaman bahan makanan 0.0239
0.1626 0.2563
0.1605 0.1164
0.1701 0.0144
0.0295 0.2400 0.0712
0.1166 0.1235
0.0080 0.0579
0.0553 0.1184
0.8308 0.8936
Perkebunan 0.0242 0.2353
0.2094 0.1655
0.1308 0.1665
0.0120 0.0279
0.1938 0.0700
0.1482 0.1182
0.0068 0.0552
0.0468 0.1284
0.7720 0.9670
Peternakan 0.0235 0.2277
0.2166 0.1617
0.1303 0.1688
0.0124 0.0276
0.2012 0.0697
0.1442 0.1271
0.0070 0.0563
0.0480 0.1358
0.7832 0.9746
Kehutanan 0.0242 0.1369
0.2435 0.1495
0.1191 0.1632
0.0137 0.0282
0.2273 0.0690
0.1232 0.1206
0.0076 0.0569
0.0530 0.1148
0.8117 0.8389
Perikanan 0.0238 0.1550
0.2136 0.1503
0.1083 0.1621
0.0121 0.0277
0.1980 0.0677
0.1264 0.1206
0.0067 0.0556
0.0474 0.1170
0.7362 0.8559
Pertambangan Penggalian 0.0306
0.0437 0.2644
0.1326 0.1010
0.1707 0.0149
0.0290 0.2451 0.0776
0.1025 0.1349
0.0080 0.0677
0.0579 0.1284
0.8243 0.7845
Ind. Mkanan, Mnuman Tmbakau 0.0242
0.0966 0.2203
0.1205 0.1157
0.1547 0.0126
0.0241 0.2038 0.0591
0.1637 0.1431
0.0071 0.0538
0.0497 0.1287
0.7971 0.7806
Ind. Tekstil, P.Jadi, Kulit A.Kaki 0.0221
0.0387 0.1650
0.0943 0.1018
0.1448 0.0096
0.0211 0.1499 0.0531
0.1991 0.1521
0.0056 0.0525
0.0398 0.1316
0.6929 0.6881
Ind. Kayu, Bambu, Rtan Furnitur 0.0211
0.0306 0.1536
0.0726 0.0947
0.1080 0.0090
0.0161 0.1394 0.0405
0.1829 0.1099
0.0052 0.0393
0.0371 0.0956
0.6429 0.5125
Ind. Kertas, Prcetakan Penerbitan 0.0232
0.0421 0.1770
0.0999 0.0955
0.1600 0.0102
0.0226 0.1617 0.0576
0.1628 0.1742
0.0058 0.0581
0.0414 0.1519
0.6776 0.7665
Ind. Kimia, B.Kimia, Krtas Plastik 0.0217
0.0419 0.1656
0.0957 0.0929
0.1427 0.0096
0.0211 0.1511 0.0529
0.1646 0.1465
0.0055 0.0516
0.0390 0.1269
0.6500 0.6793
Ind. Pengilangan Minyak Bumi 0.0317
0.0437 0.1495
0.1273 0.1058
0.1739 0.0088
0.0280 0.1318 0.0718
0.1473 0.1562
0.0048 0.0656
0.0367 0.1389
0.6166 0.8054
Ind. Barang Mineral Bukan Logam 0.0243
0.0329 0.1826
0.0833 0.0966
0.1299 0.0105
0.0188 0.1668 0.0478
0.1577 0.1374
0.0059 0.0475
0.0425 0.1198
0.6870 0.6173
Ind. Logam Dasar B.Jadi Logam 0.0234
0.0383 0.2049
0.0987 0.0978
0.1497 0.0117
0.0221 0.1888 0.0553
0.1646 0.1551
0.0066 0.0543
0.0469 0.1337
0.7448 0.7072
Ind. Pengolahan Lainnya 0.0229
0.0475 0.1649
0.0963 0.0981
0.1467 0.0096
0.0212 0.1499 0.0525
0.1713 0.1560
0.0055 0.0522
0.0392 0.1344
0.6611 0.7068
Listrik, Gas Air Bersih 0.0290
0.0386 0.1547
0.1097 0.0933
0.1477 0.0090
0.0243 0.1384 0.0683
0.1149 0.1205
0.0049 0.0602
0.0366 0.1203
0.5806 0.6895
BangunanKontruksi 0.0483 0.0435
0.1997 0.0975
0.1574 0.1550
0.0120 0.0227
0.1735 0.0743
0.2166 0.1417
0.0065 0.0682
0.0503 0.1581
0.8643 0.7609
Perdagangan, Hotel Restoran 0.0373
0.0492 0.2405
0.1225 0.1246
0.1729 0.0138
0.0275 0.2187 0.0839
0.1446 0.1419
0.0075 0.0742
0.0551 0.1545
0.8421 0.8266
Pengangkutan Komunikasi 0.0381
0.0436 0.1933
0.1098 0.1225
0.1592 0.0113
0.0249 0.1720 0.0768
0.1530 0.1344
0.0061 0.0686
0.0462 0.1465
0.7426 0.7637
Keu, Persewaan J.Perusahaan 0.0867
0.0441 0.2327
0.1203 0.2678
0.1655 0.0147
0.0269 0.1888 0.0788
0.3677 0.1347
0.0079 0.0695
0.0652 0.1411
1.2314 0.7809
Jasa-Jasa 0.0494 0.0649
0.1969 0.1234
0.1616 0.2148
0.0118 0.0300
0.1702 0.1176
0.2223 0.1880
0.0065 0.1062
0.0500 0.2491
0.8688 1.0939
Sumber : SAM Propinsi Jawa Barat Tahun 1993 dan 2003 Diolah
166 ini, Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; Industri Logam Dasar dan
Barang Jadi Logam; dan Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki berturut-turut adalah sektor dengan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga.
Kemudian dari sektor pertanian berkisar 0.74-0.83, dengan urutan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga adalah sektor : Tanaman Bahan Makanan;
Kehutanan; dan Peternakan. Dan dari sektor lainnya berkisar 0.58-1.23, dimana sektor dengan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Jasa-Jasa. dan BangunanKontruksi. Kedua, kelompok rumahtangga yang paling besar menerima peningkatan
pendapatan akibat injeksi dari sektor industri pengolahan dan sektor pertanian adalah kelompok rumahtangga pengusaha pertanian, sedangkan dari sektor
lainnya adalah kelompok rumahtangga golongan rendah di kota. Ketiga, apabila ditinjau berdasarkan keseluruhan, terlihat koefisien
terbesar dan terkecil dari pengganda pendapatan rumahtangga adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.23 dan sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih 0.58. Terlihat
pada tahun
2003, Pertama, koefisien pengganda pendapatan
rumahtangga dari sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Barat berkisar 0.51- 0.78. Dari sektor ini, Industri Pengilangan Minyak Bumi; Industri Makanan,
Minuman dan Tembakau; dan Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan berturut-turut adalah sektor dengan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga.
Kemudian dari sektor pertanian berkisar 0.84-0.97, dengan urutan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga adalah sektor : Peternakan; Perkebunan; dan
Tanaman Bahan Makanan. Dan dari sektor lainnya berkisar 0.70-1.09, dimana
167 sektor dengan koefisien terbesar pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah
Jasa-Jasa; Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan Pertambangan dan Penggalian.
Kedua, kelompok rumahtangga yang paling besar menerima peningkatan pendapatan akibat injeksi dari sektor industri pengolahan adalah kelompok
rumahtangga golongan rendah di desa, sedangkan dari sektor pertanian adalah kelompok rumahtangga buruh tani, dan dari sektor lainnya berturut-turut adalah
kelompok rumahtangga golongan atas di kota dan golongan rendah di desa. Ketiga, apabila ditinjau berdasarkan keseluruhan, terlihat koefisien
terbesar dan terkecil dari pengganda pendapatan rumahtangga adalah sektor Jasa- Jasa 1.09 dan sektor Peternakan 0.51.
Berdasarkan hasil analisis sebagaimana diuraikan pada Tabel 12, 13 dan Lampiran 16 dapat diuraikan dengan jelas urutan sektor yang menempati posisi
teratas sampai terbawah apabila dilakukan rangking. Tabel 14 menunjukkan hasil rangking masing-masing sektor tersebut. Kolom total dari tabel tersebut
menunjukkan rangking akhir dari masing-masing sektor. Berdasarkan kolom total dari Tabel 14 menunjukkan Jasa-Jasa; Industri
Makanan, Minuman dan Tembakau; BangunanKontruksi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
sebagai sektor yang menempati rangking pertama sampai dengan kelima di Propinsi Jawa Barat tahun 1993. Berdasarkan keseluruhan sektor yang menempati
posisi kelima terbesar tersebut, dapat dikemukakan bahwa Jasa-Jasa dan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau merupakan sektor yang tetap menduduki
posisi kelima terbesar di propinsi Jawa Barat sampai periode tahun 2003.
192
Tabel 14. Rangking Sektoral di Propinsi Jawa Barat Tahun 1993 dan 2003
Sektor Rangking
Output Bruto Keterkaitan
Tenaga kerja Pendapatan RT Total
Ke Belakang Ke Depan
1993 2003
1993 2003
1993 2003 1993
2003 1993
2003 1993
2003
Tanaman Bahan Makanan 21
19 21
19 2
5 9
2 5
4 12
7 Perkebunan
17 13 14 10
14 18 4 1 10 3
14 5 Peternakan
12 2 15 3
11 12
1 7 9 2
7 2
Kehutanan 20 20
20 16
20 21
6 3
7 6
17 16
Perikanan 13 14 8 11
16 15 2 5 13 5
11 10
Pertambangan dan Penggalian 18
18 18
21 18
3 18
20 6
9 19
19 Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau
3 8
2 5
6 2
10 17
8 11
2 3
Ind. Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan A.Kaki 2
5 11
12 3
6 13
12 14
18 5
12 Ind. Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur
15 21
12 20
15 20 19
19 19
21 20
21 Ind. Kertas, Percetakan dan Penerbitan
4 1
9 9
13 14
12 13
16 12
13 9
Ind. Kimia, B.Kimia, Karet dan Plastik 6
11 10
15 5
7 14
14 18
19 10
18 Ind.
Pengilangan Minyak
Bumi 10 4
4 2 21
13 15
16 20 8
18 6
Ind. Barang
Mineral Bukan
Logam 9 17 6 13
17 17 16 15
15 20 16
20 Ind. Logam Dasar dan Barang Jadi Logam
7 7
17 14
8 5
17 18
11 15
15 13
Ind. Pengolahan
Lainnya 1 12 1 8
19 19 11 4
17 16 8 14
Listrik, Gas dan Air Bersih 19
9 19
6 9
9 20
21 21
17 21
15 BangunanKontruksi
8 6 5 1 12 16 8 10 3 14 3
11 Perdagangan,
Hotel dan
Restoran 16
15 16
17 1 1
5 9 4 7
6 4
Pengangkutan dan Komunikasi 14
10 13
7 4
10 7
8 12
13 9
8 Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahaan 11 16 7 18
10 11 21 11 1 10 4
17 Jasa-Jasa
5 3 3 4
7 8 3 6
2 1 1
1
169
Sedangkan ketiga sektor lainnya digantikan posisinya oleh sektor : Peternakan; Perkebunan; dan Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa apabila diinginkan pembangunan ekonomi di Propinsi Jawa Barat mencapai tingkat
perekonomian yang tinggi di masa mendatang berdasarkan pendekatan sektoral yang selektif, maka sudah sepantasnya pembangunan diprioritaskan pada kelima
sektor, yaitu : 1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
2. Perkebunan 3. Peternakan
4. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5. Jasa-Jasa
yang selanjutnya dalam penelitian ini dikatakan sebagai sektor yang potensial. Keberadaan
sektor-sektor potensial tersebut yang menjadi tulang
punggung struktur perekonomian di Propinsi Jawa Barat tidak terlepas dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah setempat. Berdasarkan pola dasar
pembangunan Propinsi Jawa Barat terlihat bahwa, selain peningkatan mutu sumberdaya manusia, prioritas pembangunan pada periode 1993-2003 adalah
mengembangkan industri yang maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh serta bidang pembangunan lainnya.
Berdasarkan hasil analisis yang turut memperhitungkan tingkat multiplier sebagamana telah diuraikan di atas, ditemukan bukti bahwa sektor Perkebunan
dan Peternakan merupakan dua dari lima sektor potensial di Provinsi Jawa Barat, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor Pertanian dapat dijadikan sebagai sektor
170
pemimpin terutama sekali jika usaha pembangungan ekonomi diintegrasikan secara lebih kuat antara Pertanian dan Industri Pengolahan sebagai bentuk
Agroindustri.
6.3. Dekomposisi Pengganda