119 perhitungan relatif pendapatan dan pengeluaran per kapita atau per rumahtangga.
Tahap rekonsiliasi yang kedua adalah menentukan beberapa blok yang lebih reliabel dari pada yang lain. Penentuan blok yang lebih reliabel atau tidak
didasarkan atas sumber data yang diperoleh dalam pembentukan blok tersebut. Blok-blok yang lebih reliabel nantinya akan menjadi pedoman apabila ada
langkah-langkah penyesuaian yang perfu dilakukan dalam penyempurnaan SAM. Tahapan rekonsiliasi yang ketiga adalah menyeimbangkan seluruh neraca
menggunakan perhitungan tangan maupun matematis, seperti program linier atau dengan menggunakan algoritma. Adapun yang dimaksud dengan rekonsiliasi
akhir adalah pengecekan kembali tahapan rekonsiliasi yang dilakukan setelah semua blok dalam SAM sudah terisi.
4.4. Metode Analisis
4.4.1. Analisis Ekonometrika
Analisis ekonometrika digunakan untuk menentukan pola perubahan struktural. Dalam studi ini analisis mengadopsi model yang dikembangkan oleh
Daryanto 1999. Model ini dibangun berdasarkan pendekatan ekonometrik berbentuk regresi persamaan tunggal Syrquin-Chenery 1989, tetapi berbeda
terutama dalam pendugaan variabel endogennya. Dalam model ini variabel endogen yang diduga adalah terdiri dari sektor Pertanian, Industri Pengolahan dan
Jasa di luar sektor Pertanian dan Jasa. Model ini ditunjukkan sebagai berikut : lnGDP
it
= a
j
+ b
1i
lnYPC
t
+ b
2i
lnPOP
t
+ b
3i
lnO + e
t
…………. 4.1
lnEMP
it
= a
j
+ b
1i
lnYPC
t
+ b
2i
lnPOP
t
+ b
3i
lnO + e
t
…………. 4.2
dimana :
120 GDP
i
= share sektor i terhadap PDRB EMP
i
= share sektor i terhadap jumlah tenaga kerja YPC = pendapatan per kapita atas harga konstan 1993
POP = jumlah
penduduk O
= pangsa ekspor+impor terhadap PDRB atas harga konstan 1993 i
= 1, 2, 3 berturut-turut sektor Pertanian, Industri Pengolahan, dan Jasa selain sektor Pertanian dan Industri Pengolahan
t = waktu 1993, 1994, …., 2003
4.4.2. Analisis IO
Analisis IO digunakan untuk menentukan pertumbuhan dan sumber- sumber pertumbuhan. Dalam studi ini analisis ditujukan baik terhadap output dan
maupun tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam analisis sumber-sumber pertumbuhan terhadap output merupakan model dekomposisi IO sisi permintaan.
Selanjutnya untuk kepentingan dalam studi ini, model diadopsi dari Daryanto 2000. Metode ini mirip terhadap pendekatan yang digunakan oleh Kubo,
Robinson dan Syrquin, 1986 dalam Daryanto, 2000 tetapi berbeda dalam memperlakukan komponen impor. Hal itu disebabkan Tabel IO Jawa Barat tidak
membedakan penggunaan intermediate dan final impor sehingga impor harus diasumsikan sebagai fungsi dari total permintaan.
Sebagaimana telah disebutkan di bab terdahulu metodologi dekomposisi dari perubahan output didasarkan pada pencatatan identitas permintaan dan
penawaran material balance dalam kerangka IO sebagai berikut : i
M i
E i
F i
W i
X −
+ +
= yang selanjutnya dicatat dalam bentuk matrik adalah :
X = AX + F + E − M ........................................................................
4.3 dimana W=AX
121 Sehubungan tabel IO Jawa Barat tidak membedakan penggunaan
intermediate dan final impor sehingga impor harus diasumsikan sebagai fungsi dari total permintaan :
m
i
= M
i
F
i
+ W
i
Oleh karena itu import, M
i
, dicatat : M
i
= m
i
F
i
+ W
i
dalam notasi matriks dinyatakan : M = m F + W = mF + AX ………………………………………. 4.4
Mensubstitusikan 4.4 ke 4.3 diperolah : X = F + E
− mF + AX + AX = 1− mF + 1− m AX + E =
μF + μAX + E ………………………………………………… 4.5
dimana μ =1− m adalah matriks diagonal dari 1− m.
Memproses lebih lanjut dari persamaan 4.5 diperoleh : X = I
− μA
−1
μF + E …………………………………………….. 4.6 Menetapkan dekomposisi dari perubahan output pada periode tahun 1993
yang dinyatakan oleh X dan 2003 yang dinyatakan oleh X
1
maka : ΔX = X
1
– X =
I − μ
1
A
1 −1
μ
1
F
1
+ E
1
– X =
R
1
μ
1
F
1
+ E
1
– X dimana R = I
− μ
1
A
1 −1
= R
1
μ
1
F
1
+ R
1
E
1
– X =
R
1
μ
1
F
1
+ R
1
E
1
+ R
1
μ
1
F + R
1
E − R
1
μ
1
F − R
1
E – X
menambahkan dan mengurangkan R
1
μ
1
F dan R
1
E =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – X
122 =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
R
1 -1
X =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
I − μ
1
A
1
X =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
X + R
1
μ
1
A
1
X =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
X + R
1
μ
1
A
1
X +
R
1
μ
1
A X
– R
1
μ
1
A X
menambahkan dan mengurankan R
1
μ
1
A X
= R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
X + R
1
μ
1
A
1
– A
X + R
1
μ
1
A X
= R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
A
1
– A X
+ R
1
μ
1
A X
+ R
1
μ
1
F + R
1
E – R
1
X =
R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
A
1
– A X
+ R
1
μ
1
A X
+ R
1
μ
1
F – R
1
X – E
= R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
A
1
– A X
+ R
1
μ
1
A X
+ F –
R
1
X – E
…………………………………………………. 4.7
Dengan memodifikasi persamaan 4.5 untuk tahun 1993 : X
− E =
μ F
+ μ
A X
= μ
F + A
X dan mensubstitusikannya ke persamaan 4.7 akan diperoleh :
= R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
A
1
– A X
+ R
1
μ
1
A X
+ F –
R
1
μ A
X + F
= R
1
μ
1
F
1
− F + R
1
E
1
− E + R
1
μ
1
A
1
– A X
+ R
1
μ
1
– μ
A X
+ F =
R
1
μ
1
ΔF + R
1
ΔE + R
1
μ
1
ΔAX + R
1
ΔμA X
+ F …………….…
4.8 Berdasarkan persamaan 4.6 dapat dinyatakan bahwa :
ΔX = R
1
μ
1
ΔF perubahan permintaan akhir domestik
+ R
1
ΔE perubahan permintaan ekspor
123 + R
1
μ
1
ΔAX perubahan permintaan antara
+ R
1
ΔμA X
+ F perubahan rasio penawaran domestik atau
substitusi impor Dekomposisi
sebagaimana dijelaskan
di atas didefinisikan dengan versi yang analog dengan Paasche price index. Dekomposisi dapat juga didasarkan atas
versi yang analog dengan Laspeyres price index. Dengan mengikuti tahapan aljabar sebagaimana dikemukakan di atas, diperoleh hasil sebagaimana
ditunjukkan persamaan 4.8 adalah : ΔX = R
μ ΔF
+ R ΔE + R
μ ΔAX
1
+ R ΔμA
1
X
1
+ F
1
………….… 4.9 Untuk kepentingan studi ini selanjutnya dekomposisi terhadap perubahan
output ditentukan berdasarkan Laspeyres price index. Selanjutnya, ketika total perubahan output sama dengan jumlah perubahan
dalam setiap sektor, perubahan total output dapat didekomposisi berdasarkan sektor atau berdasarkan kategori permintaan. Hubungan ini dapat ditunjukkan
menurut skema berikut : DFD
1
+ ED
1
+ IS
1
+ IO
1
= ΔX
1
DFD
2
+ ED
2
+ IS
2
+ IO
2
= ΔX
2
. . .
. . . .
. . .
. . .
. . DFD
n
+ ED
n
+ IS
n
+ IO
n
= ΔX
n
+ ΣDFD
i
+ ΣED
i
+ ΣIS
i
+ ΣIO
i
= ΣΔX
i
= ΔX
124 dimana :
DFD
i
= efek perubahan permintaan akhir domestik di sektor i DFD
i
= efek perubahan permintaan ekspor di sektor i IS
i
= efek perubahan substitusi impor dari barang-barang akhir dan antara di sektor i
IO
i
= efek perubahan koefesien input-output di sektor i i
= 1, 2, ...., 21 sektor yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4
Berdasarkan rumusan di atas kolom menentukan komposisi sektoral dari setiap kategori permintaan dan baris menentukan dekomposisi perubahan dalam
permintaan sektoral berdasarkan kategori permintaan yang berbeda. Sehubungan dengan itu satu hal yang dapat dilakukan adalah seringkali membagi baris dengan
ΔX
i
. Alternatif lain adalah membagi seluruh tabel dengan ΣΔX
i
, sehingga seluruh komponen antar sektor dan kategori permintaan berjumlah 100. Cara terakhir
selanjutnya digunakan dalam studi ini. Sedangkan analisis dalam dekomposisi pertumbuhan tenaga kerja
ditentukan berdasarkan bentuk persamaan sebagai berikut : Daryanto dan Daryanto, 1994
] B
t ][B
e t
[e ]B
e t
[e ]
B t
[B e
] t
B t
[B t
e E
t E
− −
+ −
+ −
+ −
= −
4.10 dimana :
E = vektor multiplier tenaga kerja tahun 0
E
t
= vektor multiplier tenaga kerja tahun t e
t
’[B
t
− B
t
] = efek perubahan permintaan akhir domestik
e ’[B
t
− B ]
= efek perubahan koefesien input-output [e
t
’ − e
’]B = efek perubahan koefesien rasio tenaga kerjaoutput
[e
t
’ − e
’][ B
t
− B ] = efek perubahan secara simultan dari koefisien
input- output dan rasio tenaga kerja-output
125
4.4.3. Analisis SAM