mengembangkan Strategi Perbatasan yang menangani persoalan penyelundupan SALW melalui perbatasan. Strategi Nasional ini telag disetujui oleh parlemen
tahun 2005 lalu. Strategi ini akan membantu memperkuat kemampuan warga di sepanjang perbatasan, meningkatkan kewaspadaan terhadap isu keamanan, dan
menghimbau mereka untuk ikut ambil bagian dalam mencegah munculnya persoalan yang sekiranya dapat mempengaruhi keamanan nasional serta
mempererat kerjasama antara negara tetangga di daerah-daerah perbatasan.
259
2. Hukum, peraturan, dan prosedur administrasi mengenai
perdagangan dan aktivitas terkait SALW ilegal
Thailand menterjemahkan hukum-hukum yang memadai, peraturan- peraturan, dan prosedur administrasi ke dalam bentuk pelaksanaan kontrol yang
efektif atas perdagangan SALW untuk mencegah terjadinya aktivitas-aktivitas ilegal dan pengalihan senjata kepada penerima ilegal yang dapat muncul selama
proses perdagangan dan untuk menjamin pengawasan ketat yang ditujukan kepada semua aktivitas SALW ilegal. Dapat dikatakan bawah Thailand memiliki hukum
domestic yang cukup untuk mengontrol pemilikan dan transfer senjata, dengan Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan dan Polisi Kerajaan Thailand
sebagai badan-badan penyokong utama.
260
259
Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2005Thailand20National20Report20Second
20Biennial2005-rev.pdf , hal 2.
260
Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2005Thailand20National20Report20Second
20Biennial2005-rev.pdf , hal 2.
Universitas Sumatera Utara
Kerangkan kerja hukum bagi pelaksanaan kontrol atas SALW termasuk hukum dan peraturan-peraturan di bawah ini :
261
1. Firearms, Ammunition, Explosive Articles and Fireworks and Imitation of
Firearms Act, B.E. 2490 1947; 2.
Act on Export Control of Armaments and Material, B.E. 2530 1987; 3.
Munitions of War Control Act, B.E. 2530 1987; 4.
Decree on the Export Control of Armaments and Material, B.E. 2535 1992
5. Customs Act, B.E. 2469 1926;
6. Order of the National Administrator Reform Committee No.37 October
1976; 7.
Ministerial Regulation No.12 1981, issued under the Firearms, Ammunitions, Explosives, Fireworks and Firearm Equivalents Act 1947;
8. Ministerial Regulation No.1 1977, issued under the Order of the National
Administrative Reform Committee No. 37; 9.
Ministerial Regulation No.2 1977, issued under the Order of the National Administrative Reform Committee No. 37;
10. Ministerial Regulation No.3 1977, issued under the Order of the National
Administrative Reform Committee No. 37; 11.
Ministerial Regulation No.4 1977, issued under the Order of the National Administrative Reform Committee No. 37;
261
Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2005Thailand20National20Report20Second
20Biennial2005-rev.pdf , hal 2-3.
Universitas Sumatera Utara
12. Act Controlling Firearms, Ammunition, Explosives, Fireworks and
Imitation of Firearms No.4 1967; 13.
Notification of the Ministry of Interior. Appointment of Registrars, Officers and Officials under the Firearms, Ammunitions, Explosives,
Fireworks and Imitation of Firearms Act 1947; 14.
Royal Decree in Control of Export of Arms, Ammunition and War Materials 1953.
Menurut kerangka kerja hukum yang disebutkan di atas, telah mencakup seluruh aktivitas menyangkut SALW dalam UN PoA kecuali broker senjata. Akan
tetapi, kerangka kerja ini menjamin bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ilegal dapat diadili di bawah hukum pidana nasional yang sesuai.
Sebagai tambahan, beberapa perubahan perbaikan telah diberlakukan. Termasuk di antaranya : amendemen atas peraturan kementrian dari Departemen
Dalam Negeri nomor 15, yang menaikkan biaya bagi pemilikan senjata dan membawa senjata. Departemen Dalam Negeri memberlakukan syarat-syarat yang
lebih ketat bagi kepemilikan senjata untuk menyempurnakan kualifikasi bagi para pemilik senjata, dan ijin kepemilikan dapat ditarik kapan saja jika terbukti bahwa
pemilik senjata tersebut berperilaku buruk. Tidak hanya itu, terdapat kebijakan untuk menghentikan pemberian ijin membawa semua jenis senjata menuju
daerah-daerah pariwisata dimulai dari Phuket yang telah dimulai sejak tahun 1999 lalu. Jika kebijakan ini berhasil sepenuhnya, maka akan dijalankan di daerah atau
provinsi-provinsi lain. Departemen Dalam Negeri juga telah mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
sebuah strategi untuk meningkatkan keefektifan penegakan hukum yang berlaku.
262
Sementara NSC berfungsi sebagai national point of contact dalam isu perdagangan SALW ilegal, Departemen Luar Negeri berperan sebagai badan
koordinasi yang berfungsi sebagai penghubung dengan negara-negara lain dan juga dengan UN DDA terkait isu tentang implementasi PoA. Tanggapan dan
komentar dari negara-negara anggota PBB lainnya, dari PBB sendiri, organisasi internasional dan juga warga sipil tentang PoA dapat diajukan langsung kepada
Departemen Luar Negeri. Badan Bea dan Cukai dari Departemen Keuangan meupakan agen yang bertugas untuk mengontrol kegiatan ekspor dan impor di
wilayah perbatasan di seluruh titik. Badan lain yang juga terlibat ialah Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Hukum dan
Kepolisian Kerajaan Thailand.
263
Proses pemberian kuasa harus dimasukkan ke dalam persyaratan di mana semua aktivitas yang menjadi fokus, misalnya ekspor, impor, transfer, dan transit
SALW tidak bertentangan dengan hukum internasional. Menyangkut isu pendaftaran senjata, Departemen Administrasi Daerah di
bawah Departemen Dalam Negeri tengah mengembangkan sistem database senjata-senjata secara online. Pusat informasi database akan terus diperbaharui
kapan pun ijin pemilikan dan transfer senjata diberikan dan didaftarkan. Sistem ini
262
Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2005Thailand20National20Report20Second
20Biennial2005-rev.pdf , hal 3.
263
Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2005Thailand20National20Report20Second
20Biennial2005-rev.pdf , hal 3.
Universitas Sumatera Utara
akan memampukan badan tersebut untuk menentukan level kepemilikan senjata yang lebih akurat di Thailand. Akan tetapi, masih terdapat batasan-batasan dalam
informasi tentang tipe senjata mana yang dapat didaftarkan.
264
Thailand juga sedang berada dalam proses pembuatan peraturan dalam pengawasan Man-Portable Air Defence System MANPADS berdasarkan pada
Deklarasi Bangkok APEC tahun 2003 lalu. Tujuan utama dari draft peraturan ini ialan untuk memperkuat tindakan-tindakan dan kerjasama antara badan-badan
yang terlibat untuk mencegah dan mengawasi penggunaan MANPADS. Aturan ini menampilkan tindakan-tindakan yang lebih ketat dalam hal pemilikan
MANPADS dengan mengatur suatu mekanisme pengawasan dan peraturan hari- ke-hari, sebagaimanan juga untuk menyelidiki perdagangan ilegal,
penyelundupan, dan eksporimpor MANPADS bersamaan dengan pergerakan teroris dan kelompok kriminal.
265
3. Kepemilikan senjata oleh petugas pemerintah dan warga sipil