l. Menetapkan pajak bagi seluruh permintaan ekspor sesuai dengan peraturan
nasional yang ketat’ konsisten dengan keberadaan tanggungjawab masing-masing negara di bawah hukum internasional
m. Menetapkan adanya sertifikat end-user untuk kegiatan ekspor dan transit
SALW n.
Mengumumkan negara pemasok pertama jika senjata-senjata diekspor kembali
o. Perlucutan, Pembubaran, dan Penyatuan Kembali DDR tentara,
termasuk koleksi dan pembinasaan senjata mereka p.
Menghancurkan senjata-senjata kelebihan produksi, hasil penyitaan, dan pengumpulan
q. Mengadakan pertemuan secara regular dengan negara-negara lain untuk
melaporkan kemajuan r.
Menyelenggarakan kampanye kesadaran publik tentang persoalan SALW
s. Meningkatkan pertukaran informasi internasional
tentang topik
SALW
4. 1. 3. Pembentukan Kapasitas untuk Melaksanakan UN PoA
Dasar utama dari implementasi PoA termasuk di antaranya fasilitas untuk kerjasama, pengembangan hubungan yang kooperatif, dan struktur dasar untuk
menjamin pendakatan terkoordinasi yang mampu menciptakan aksi-aksi yang komprehensif dan efisien untuk menangani persoalan SALW.
Universitas Sumatera Utara
UN PoA menekankan sejumlah elemen penting dari dasar pengimplementasian komitmennya. Salah satu dari ketentuan yang dimaksud
adalah perjanjian akan terbentuknya point of contact titik penghubung. Sementara ketentuan ini telah dijalankan oleh mayoritas negara-negara
150 negara, ketentuan ini masih saja belum dapat diterima dan diaplikasikan di sejumlah negara minoritas.
203
Tidak hanya itu, banyak national point of contact pusat hubungan nasional yang telah diunjuk kekurangan kapasitas dan
justru jatuh ke dalam persoalan ketidak-aktifan. Suatu national point of contact yang aktif merupakan syarat minimum untuk berpartisipasi dalam kerjasama
dan kebersamaan global, regional dan multilateral terkait persoalan SALW. Oleh sebab itu, masing-masing negara diperlukan untuk menegaskan kembali
pentingnya pembentukan dan penetapan dari national point of contact. Komitmen untuk mendirikan atau menunjuk ”badan koordinasi nasional
atau infrastruktur institusional” bertanggungjawab terhadap arahan kebijakan, penelitian, dan pengawasan aksi SALW yang selama ini terabaikan oleh lebih
dari setengah jumlah negara yang ada. 90 dari 191 negara anggota PBB telah membentuk mekanisme-mekanisme koordinasi nasional termasuk yang secara
resmi ditangani badan koordinasi nasional, di antaranya 16 negara yang walaupun tanpa komisi nasional formal resmi tetapi terbukti menjalankan koordinasi
nasional yang jelas. Hal ini mewakili adanya sebuah peningkatan yang besar jika
203
Op. cit. Reviewing Action on Small Arms 2006: Assessing the First Five Years of The UN Program of Action by Biting the Bullet. Hal 5.
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari keberadaan badan nasional resmi di tahun 2003 yang hanya berjumlah 37, naik menjadi 79 di tahun 2005 dan lambat laun terus meningkat.
204
Kemajuan strategi nasional yang lebih khusus untuk menangani persoalan SALW dan mengimplementasikan PoA merupakan kunci penting
yang dijalankan oleh banyak mekanisme koordinasi. Sementara perkembangan strategi-strategi ini bukan merupakan persyaratan PoA secara eksplisit,
tetapi pengalaman menunjukkan bahwa dengan maksud untuk menjadi lebih efektif, mekanisme-mekanisme koordinasi nasional perlu mengembangkan rencana atau
strategi yang jelas bagi pekerjaan mereka. Dimana mekanisme koordinasi nasional itu hadir, maka strategi dan rencana aksi cenderung akan relatif lebih memadai.
rencana aksi nasional seperti ini terletak di berbagai level implementasi. Akan tatapi, sudah jelas bahwa pendekatan dan metodologi yang berkembang
bagi terbentuknya rencana-rencana tadi memegang potensi besar untuk meningkatkan aksi SALW ke dalam jangkauan negara-negara yang lebih besar di
masa mendatang. Hal ini merupakan wilayah yang muncul sebagai kunci penting bagi peningkatan kerjasama dan bantuan internasional.
Sejumlah besar negara tengah melihat bahwa pembentukan kerjasama antara pemerintah dan organisasi masyarakat NGOs dalam mengontrol SALW
harus ditempatkan lebih positif dan dapat berkelanjutan daripada saat inisiatif dipahami, disusun dan dijalankan oleh pemerintah tanpa referensi dan penilaian
dari masyarakat sipil. Di saat bentuk kerjasama yang terjalin bervariasi, keuntungan justru cenderung lebih terlihat. Terdapat juga beberapa contoh
204
Ibid. Reviewing Action on Small Arms 2006: Assessing the First Five Years of The UN Program of Action by Biting the Bullet. Hal 5.
Universitas Sumatera Utara
kerjasama antara pemerintah di negara-negara yang terinfeksi SALW dan di antara pemerintah dengan badan donor. Akan tetapi, jelas bahwa kerjasama
ini dapat dan harus jauh lebih bersifat luas. Masyarakat internasional perlu menemukan cara memperbolehkan adanya pelajaran-pelajaran dan
pengalaman-pengalaman dari seluruh jenis kerjasama yang dibagikan secara sistematis demi keuntungan semua pihak yang berkepentingan mengatasi
penyebaran dan penyalahgunaan SALW.
4. 1. 4. Kelemahan Struktural dalam UN PoA