national focal points atau pegawai pemerintah terkait yang bekerja dalam sejumlah aspek kejahatan internasional, termasuk penyeludupan senjata.
216
4.2.2. Upaya-upaya Organisasi Masyarakat Sipil NGOs dalam Mengkampanyekan Anti-SALW Ilegal
Beberapa NGOs menjalankan aktivitas terkait persoalan SALW di sebagian besar negara-negara Asia Tenggara semenjak periode 2001. NGOs
yang terlibat di antaranya Working Group for Weapons Destruction WGWR di Kamboja; Non-Violence International Southeast Asia NISEA di Thailand;
dan Philippines Action Network on Small Arms PHILANSA.
1. Non-Violence International Southeast Asia NISEA di sepanjang tahun
2006 memberikan kontribusi berupa upaya-upaya untuk mengurangi dan memperkecil proliferasi dan penyalahgunaan SALW. NISEA menilai
bahwa kehadiran senjata dapat memperkeruh konflik kekerasan yang mengarah kepada semakin besarnya jumlah korban jiwa yang jatuh.
Beberapa aktivitas NISEA terkait isu ini diantaranya: berpartisipasi dalam Control Arms Conference di Manila dengan mempresentasikan penilaian
keseluruhan regional terhadap isu dan dinamika upaya pengawasan senjata di Asia Tenggara; berkoordinasi dengan Million Faces Campaign
dan memimpin pengumpulan foto dan tanda tangan untuk mendukung Arms Trade Treaty; bekerjasama dengan Amnesty International Thailand
dan Catholic Commission for Justice and Peace of Thailand dalam rangka mensukseskan kampanye tersebut Million Faces Campaign, red;
216
Op. cit. International Action on Small Arms 2005: Examining Implementation of The UN Program of Action by Biting the Bullet. Hal 136.
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan sebuah workshop bagi aktivis-aktivis regional demi mendukung Arms Trade Treaty yang bekerjasama dengan Arias Fondation
asal Kosta Rica; menyusun pameran mengenai dampak SALW di dalam Human Security Symposium di Bangkok dan memanfaatkan kesempatan
sebagai presenter dan partisipan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan bagi pelaksanaan Arms Trade Treaty.
217
2. Working Group for Weapons Reduction WGWR adalah NGO Kamboja
pertama dan terbesar yang bekerja untuk menangani isu-isu terkait proliferasi dan penyalahgunaan SALW dan berdiri sejak tahun 1998.
Dalam kerjasamanya bersama pemerintah Kamboja, WGWR membantu pendidikan publik dan inisiatif peningkatan kesadaran pada di level
masyarakat awam. WGWR juga merupakan bagian dari IANSA dan dipilih sebagai anggota Steering Committee pada tahun 2001 untuk
bertugas sebagai perwakilan kawasan Asia Tenggara. Mei 2002 lalu di Phnom Phen, WGWR mengorganisasikan sebuah seminar bersama dengan
Quaker United Nations Office QUNO, Center for Humanitarian Dialogue CHD, dan Southeast Asia Quaker International Affairs
Representatives SEAQIAR berkaitan dengan isu terhadap permintaan atas SALW dengan berorientasi kepada wilayah Asia Tenggara. Di tahun
yang sama, bersama dengan UNDDA UN Department of Disarmament Affairs dan Hague Appeal for Peace HAP telah mengembangkan sebuah
proyek yang disebut dengan ”Disarmament and Peace Education
217
NISEA: Report of Activities, 2006. Lihat http:www.nonviolenceinternational.netseasiaindex
, diakses tanggal 20 September 2009
Universitas Sumatera Utara
218
3. Philippines Action Network on Small Arms PHILANSA menjadi tuan