SALW dan Broker Senjata Ilegal

selanjutnya memberikan senjata tersebut kepada sejumlah anggota kelompok bersenjata. Tidak hanya itu, tentara pemerintah yang memiliki upah rendah juga seringkali menjual senjata mereka kepada kelompok-kelompok ini. Kehadiran UPDF di Sudan Selatan merupakan faktor pendorong bagi warga sipil untuk mempersenjatai diri. Senjata-senjata ini kemudian berada di tangan warga desa di sepanjang Kenya, Uganda, dan perbatasan Sudan. Pasar gelap sebagai pendapatan utama kelompok ini datang dari Ethiopia, Somalia, dan juga Uganda. GoS-held Torit di Utara Equatoria merupakan sumber senjata utama bagi LRA. Rute Transfer melewati utara Nimule. Sementara itu, kelompok pemberontak dari utara Equqatoria dilaporka juga berhasil meningkatkan perdagangan senjata gelap dari Kenya dan Somalia menuju Uganda. 39

2. SALW dan Broker Senjata Ilegal

Semasa Perang Dingin berlangsung, pemerintah-pemerintah memanfaatkan pialang senjata swasta untuk memfasilitasi perjanjian dagang senjata tertutup rahasia. Namun sepetinya para penjual senjaga ilegal arms trafficksers itu tidak hilang begitu saja setelah perang Dingin berakhir, dan jalur jaringan yang mereka kembangkan tetap beroperasi sampai saat ini. Sebagai tambahan lebih dari 15 tahun terakhir ini, pasar gelap dunia sama halnya pasar legal telah meningkat secara global. Dan sebagaimana sejumlah metode transportasi barang-barang dari satu tempat ke tempat lain telah semakin terintegrasi, 39 Mareike Schonukerus, Armed Groups is Sudan: The Lord’s Resistance Army. HSBA Working Paper. Geneva : Small Arms.Survey. Forthcomign. 2007 Universitas Sumatera Utara para pedagang gelap ini menjadi cukup mahir dalam memanfaatkan jaringan yang ada untuk tujuan-tujuan ilegal. Dalam usaha untuk mengangkut produk mereka tanpa deteksi pihak berwenang, para pialang ini begantung pada courterfiet document dokumen yang memiliki kekuatan hukum diperoleh dari hasil penyuapan dan petugas yang korupsi. Mereka mengangkut senjata-senjata tersebut mengguankan dokumen tadi seperti sertifikat palsu yang sudah habis masa berlakunya, daftar cargo yang belum lengkap, dan bills of lading dan menjalankan proses pengangktuan baisanya mengguankan kalap ke berbagai negara seperti layaknya kapal biasa. Mereka bahkan seringkali menyamarkan pengapalan senajga-senjata tersebut sebagai bantuan kemanusiaan dan suplai barang-barang lainnya. 40 Para ahli yakin, bahwa hari-hari dimana hanya prajurit veteran, mantan eksekutif perusahaan senjata, mantan intel, atau bahkan jurnalis wartawan perang saja yang dinamakan broker senjata telah lewat masanya. Sekarang muncul generasi muda dearler senjata yang menghabiskan seluruh hidup mereka mempelajari dan memahami bagian tersulit dari metode-metode pasar bebas dan memakai teknologi-teknologi terbaru. Persoalan menyangkut kurangnya regulasi terhadap penjualan senjata termasuk kosnistensi pelaksanaanya terlihat sangat jelas. Para broker senjata-senjata ini diketahui telah banyak melalukan transaksi dan transfer senjata ilegal kepada para aktor yang berada di daerah konflik ataupun di daerah yang terkena embargo senjata. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang menjalin hubungan dagang 40 Rachel Stohl, The Tangled Web of Illicit Arms Traffikignhttp:www.cdi.orgpdfsterrinsahdows-stohl.pdf,diakses pada tanggal 25 Agustus 2009 Universitas Sumatera Utara dengn pelanggar berat HAM. Proses transfer senjata dan amunisi yang dilakukan secara ilegal yang pada umumnya berada pada kategori senjata ringan kaliber kecil atau SALW ini tidak hanya dapat menciptakan pelanggaran besar-besaran terhadap Hak Asasi Manusia dan International Humanitarian Law, tetapi juga dapat menghambat prospek terciptanya kondisi damai yang stabil dari konflik dan pembangunan berkelanjutan. Ketidakadaan kontrol yang ketat terkait dengan peraturan-peraturan yang berlaku selama ini membuat tanggungjawab atas pengaturan dan fasilitas transfer senjata menjadi lebih sulit. Secara umum, arms brokers dapat diartikan sebagai pihak penengah yang mengatur proses transfer senjata antara dua atau lebih pihak. Intinya, para broker ini menyatukan para pembeli, penjual, transporter, pihak keuangan dan asuransi untuk membuat sebuah perjanjian dagang. 41 Lebih khusus lagi, broker menunjukkan tujuah aktivitas utama untuk memfasiliasi perjanjian dagang, termasuk 42 1 Prospecting, mengidentifikasi pembeli dan penjual yang potensial 2 Menawarkan saranpetunjuk secara teknis, misalnya dalam hal sistem senjata, bentuk transportasi, dan general features dan perjanjian dagang tadi 3 Sourcing, merupakan proses identifikasi tipe dan kuantitas dari senjata yang dibutuhkan, termasuk soal harga dan cara pembayaran 4 Proses mediasi dan negoisasi 41 ARMS BROKERING : TAKING STOCK MOVING FORWARD THE UNITED NATIONS PROCESS http:www.publications.eupubrapportsrg05-hs courtage.pdf diakses pada tanggal 25 Agustus 2009 42 Small Arms Survey 2001 : Profiling the Problem. Chapter Summary. A Project of the Graduate Institue of International Studies, Geneva Oxford University Press http:www.smallsurvey.hal.100,diakses pada tanggal 25 Agustus 2009 Universitas Sumatera Utara 5 Menyusun sistematika keuangan bagi terealisasinya transaksi-transaksi yang relevan 6 Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan, termasuk serifikat pengguna terakhir dan ekspor-impor 7 Mengatur transportasi dari senjata yang telah dipesan Aktivitas-aktivitas ini seara umum dibagi dalam 2 kategori utama. Di kategori pertama, terkenal dengan core brokering acitivy yakni mediasi perjanjian penjualan dan pembelian senjata dimana para broker ini bisa masuk atau tidak ke dalam pemilikan langsung senjata-senjata yang mereka jual, walaupun seringkali mereka lebih memilih untuk tidak masuk dalam wilayah pemilikan senjata-senjata tersebut. Di kategori kedua disebut dengan associated activities termasuk di antaranya transportasi, keuangan, asuransi, dan pengadaan layanan teknis. Patut dicatat bahwa ketika sampai pada level kebijakan, perbedaan mencolok antara core brokering acitivies, dengan associated brokering acitivies bisa jadi tidak sesuai kepada perbedaan aktivitas-aktivitas para broker tersebut. Dalam hal ini, pengawasan pedagangan yang relevan harus dibawa ke dalam ruang lingkup yang lebih besar guna mencegah agen-agen ilegal ini memanfaatkan celah hukum yang tercipta oleh pengertian restriktif dari aktivitas yang terkontrol. Jika melihat keseluruhan aktivitas yang dijalankan para broker ini, maka dapat disimpulkan bahwa mereka secara umum tidak terjangkau oleh hukum yuridis nasional. Berkebalikan dengan aktor penting lainnya dalam perdagangan senjata, seperti para importer dan eksporter, broker beroperasi di wilayah hampa hukum Universitas Sumatera Utara yang dapat, dan telah dimanfaat untuk menampilkan transfer senjata kepada pengguna ilegal. 43 Para pengguna ini sudah termasuk negara-negara di bawah sanksi embargo nasional dan internasional, aktor-aktor non negara bersenjata, negara-negara yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM dan standar hukum kemanusiaan, seperti halnya dengan penerima senjata di wilayah rawan konflik. Sebuah argumen yang sering disuarakan dalam forum-forum diskusi internasional menyatakan bahwa kontrol pengawasan terhadap aktivitas para broker ini tidak diperlukan, karena aktivitas yang dirancang di desain untuk mengontrol para broker ini secara implisit telah termasuk dalam peraturan ekspor senjata. Para broker ini, ternyata sangat bergantung penuh pada perjanjian yang disebut dengan third coutnry brkering deals. Dalam perjanjian-perjanjian dagang ini, senjata yang telah ditransfer tidak dieskpor, diimpor atau ditransit melalui negara tempat para broker ini beroperasi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, senjata yang ditransfer tidak perlu memasuki wilayah kepemilikan senjata broker-broker. 44 Sebagai konsekuensinya, bahkan jika negara-negara mampu melakukan kontrol secara ketat terhadap transfer SALW yang melewati wilayah atau kepemilikan personal di bawah jurisdiksi mereka, broker-broker ini pada umumnya tidak akan dititupi oleh regulasi terkait. Bahkan sebenarnya, celah ini 43 Asumsi ini dibuat berdasarkan penelitian baik oleh IGOs International Govermental Organization maupun NGOs Nn – Govermental Organization yan diperlihatkan selama satu decade terakhir. Ibid. Small Arm Survey 2001 44 ARMS BROKERING : TAKING STOCK MOVING FORWARD THE UNITED NATIONS PROCESS.http:www.grip-pubclications.eupubrapportsrg05-hs_courtage.pdf hal 9, diakses pada tanggal 25 agustus 2009 Universitas Sumatera Utara lah yang biasanya dipakai oleh para broker-broker tersebut. 45 Lebih lagi, negara- negara tanpa kontrol nasional dalam resiko aktivitas pedagangan dengan negara pihak ketiga menjadi dasar operasional yang menarik bagi agen-agen yang berharap dapat menghindari tipikal pemeritahan dengan pengawasan yang baik di setiap aktivitas perdagangan mereka. Ada begitu banyak contoh dimana para broker ini tinggal di satu negara dan memfasillitasi perjanjian dagang antara warga yang berasal dari dua negara yang berbeda. Salah satunya yang saling terkenal ialah broker senjata asal Ukraina berkebangsaan Israel, Leonid Minin. Minin sudah terkenal sebagai buron oleh Kepolisian Italia dan Belgia karena aktivitas perdagangan senjatanya yang lintas batas negara bahkan lintas batas benua, jumlah pengiriman senjata yang mencapai ratusan ton, dan keberadaanya yang sulit dilacak, serta sulitnya menjerat Minin ke dalam sanksi perdagangan ilegal karena ketidakan hukum yang memadai untuk menangani aktivitas ilegalnya yang lintas negara kedaulatan. Tidak hanya itu, aktivitas perdagangan senjata ilegal Minin juga mampu menembus angka jutaan dalam Amerika. Melalui perannya sebagai Makelar, Minin berhasil mempersenjati baik aktor negara maupun non negara di daerah-daerah konflik seperti Liberia dan Sieera Leone, yang kemudian seperti banyak diketahui disalahgunakan untuk kebutuhan perang. Pada tanggal 5 Agustus 2000, Leonid Minin, berhasil ditangkap di sebuah hotel di sekitar Milan. Jaksa Penuntut di Pengadilan Monza Milan menuntut Minin atas sejumlah pengiriman senajta yang kelihatannya ditujukan bagi 45 Ibid.ARMS BROKERING:TAKING STOCK MOVING FORWARD THE UNITED NATIONS PROCESS, hal 9 Universitas Sumatera Utara Kementerian Pertahanan Burkina Faso dan Pantai Gading, namun sebenarnya ditujukan ke Liberia yang pada saat itu terkena sanksi embargo senjata oleh PBB dan kepada kelompok RUF di Sieea Leone yang juga terkena sanksi yang sama oleh PBB. Menurut dokumen yang ada, pengiriman pertama dilaksanakan oleh Minim pada bulan Maret 1999 merupakan barang kargo yang berisi 68 ton peralatan militer yang terdiri dari 3000 AKM, 1 juta amunisi, 15 RPG-7, Strela – 3 dan Metis System serta 80 buah misil. Senjata-senjata ini dibeli dari Ukrsexport, sebuah perusahaan senjata di Ukraina melalui Engineering Tehnical Company Ltd yang berbasis di Gibraltar dengan menggunakan sertifikat end user dari Burkina Faso yang ditandatangani oleh Letnand Kolonel Gilbert Diendera pada 10 Februari 1999. 46 Pembayaran untuk pengiriman ini menunjukkan karakteristik global dari perjanjian dagang SALW yang diatur oleh Minin. Birokrasi Liberai membayar sebesar US 463.470 untuk pengiriman Maret 1999. pembayaran yang juga datang dari Zimbabwe Defense Industries sebesar US1.383.150 dan US2.103.150 akhir Maret dan Mei 1999 untuk jasa Minin. 47 Untuk pengiriman kedua Minin memilih jalur Pantai Gading dari pada Burkina Faso. Pengiriman ini terdiri dari 113 ton senjata yang bersal dari Spetstechnoexport cabang dari Ukrspetsexport dan juga 10.500 buah AK-47, 120 senapan, 100 granat, dan 8 juta amunisi. Senajta kini dikirim Juli 2000 46 Brian Wood, The Prevention fo Illicit Brokering of Small Arms and Light Weapons : Framing the Issue. Dalam Developing a Mechanism to Prevent Illicit Brokering in Small Arms and Light Eeapons : Scope and Impliaiton. United Nations Institue for Disarmament Research UNIDIR.2006. hal 4-6 47 Ibid. Brian Wood, hal 4-6 Universitas Sumatera Utara terlihat seperti ditujukan ke Pantai Gading dengan menggunakan sertifikat end-user yang ditandatangani staf senior dari Departemen Pertahanan dan memandatkan Aviatredn Ltd, perusahan berbasis di Moskow untuk menangani pengiriman ini. 48 Desember 2002, saat Pengadilan Minin di Monza, para juri memutuskan Minin tidak dapat diadili terkait dengan perdagangan senjata ilegal internasional karena kurangnya kekuatan yuridis pengadilan. Tapi tahun 2003 jaksa penuntut umum dengan bantuan pihak berwenang Ukraina kembai mengajukan tuntutan yang didukung bukti-bukti terbaru atas perdagangan senjatanya walaupun senjata-senjata tersebut tidak pernah memasuki wilayah Itali. Januari 2004 pengadilan kembali memutuskan ketidak berwenangnya atas kasus Minin dan mengumumkan pembebasannya. Akan tetapi sejak saat itu Minin tidak diperbolehkan lagi memasuki wilayah Itali. 49

D. Proses Perkembangan Perdagangan Senjata Ilegal