Transfer SALW Ilegal di Asia Tenggara

mengetahui berapa banyak senjata yang mereka miliki. Data-data yang ada kebanyakan tidak lengkap, sudah tidak relevan lagi dan sama sekali tidak menunjukkan senjata yang sebenarnya terdapat di gudang penyimpanan senjata. Baik polisi maupun seorang tentara dapat dengan mudah mengambil dan membawa senjata-senjata ini pulang ke rumah mereka untuk perlindungan dan kebutuhan pribadi. Sekali keluar dari gudang penyimpanan senjata maka kemungkinan senjata-senjata ini dicuri, hilang atau dijual secara ilegal semakin besar. Rendahnya tingkat penghasilan juga mendorong terjadinya korupsi serta mamfasilitasi pergerakan senjata-senjata ini. Secara khusus hal ini terjadi di Kamboja, akan tetapi sebagian besar negara-negara Asia Tenggara terdapat wacana terhadap para petugas polisi dan militer yang melibatkan pencurian, kehilangan dan penjualan SALW.

B. Transfer SALW Ilegal di Asia Tenggara

Transfer senjata dapat didefenisikan sebagai pengiriman senjata atau barang-barang terkait dan pelayanan dengan cara menjual, meminjamkan, atau menghadiahkan dari satu negara kepada negara lain, atau dari satu negara kepada satu atau lebih kelompok tertentu, atau oleh sebuah perusahaan kepada pemerintah atau kelompok kekuatan tertentu’. 88 Sejak keruntuhan Tembok Berlin dan berakhirnya Perang Dingin, transfer senjata dari pemerintah kepada kekuatan pemberontakan menjadi lebih jarang dilakukan dari biasanya. Sebaliknya kelompok-kelompok pemberontak ini sekarang lebih sering 88 Frederich S Pearson, The Global Spread of Arms. Political Economy of Inbternational Security. Westview Press, USA. 1994. Universitas Sumatera Utara mendapatkan kebutuhan senjata dari pasar gelap, kebocoran dalam stockpile pemerintah, dan perolehan di medan perang seperti serangan-serangan terhadap kekuatan pemerintah dan gudang penyimpanan senjata militer. Negara-negara tetangga yang mensuplai senjata kepada para pemberontak di negara lain beresiko pada penciptaan ketidakstabilan di wilayah mereka sendiri, yang mana menciptakan efek domino kepada seluruh kawasan. Karena ekonomi Asia Tenggara menjadi lebih terintegrasi dan terlibat dalam pasar bebas, maka pemerintah-pemerintah di kawasan ini menjadi lebih peduli dengan stabilitas di wilayah negara tetangganya. 89 Transfer senjata kepada kelompok pemberontak dapat diartikan sebagai perolehan senjata melalui jalur legal maupun ilegal yang digunakan untuk tujuan ilegal’. Kemampuan kelompok ini memperoleh senjata melalui jalur ilegal logikanya tidak mungkin terjadi. Negara manapun yang terlibat dalam konflik bersenjata dengan kelompok pemberontak tidak akan pernah menyetujui dan mendukung transfer senjata oleh negara lain kepada kelompok pemberontak tersebut. Jalur ilegal di sini termasuk pasar gelap, perolehan di medan perang, pembelian dari personel militer dan stockpile pemerintah. 90 Transfer SALW ilegal kepada kelompok pemberontak di kawasan ini menjadi beban yang terus berlanjut bagi para pemimpin-pemimpin negara. Tidak saja karena Asia Tenggara merupakan kawasan bagi negara-negara lemah, 89 Hamish K. Wall, the Dinamic of Small Arms Transfer in South East Asian Insurgencies, hal 10 http:se2.isn.chserviceengineFileContent?serviceID=ESDPfileid=0A8A6552-6BB9-F5F1- 0AF2-16A794839ADBlng=en , diakses pada tanggal 12 September 2009 90 Ibid. Hamish K. Wall, hal 10 Universitas Sumatera Utara tetapi juga karena perbatasan negara-negara ini yang tergolong rentan terhadap penyelundupan dan transfer ilegal. Transfer senjata menciptakan dampak dan pengaruh bagi perang sipil di kawasan. Durasi perang sipil di Asia Tenggara menjadi lebih panjang, proliferasi SALW pun semakin meningkat dan tentu saja, penggunaan senjata-senjata ini dalam internal konflik menjadi sebuah kebiasaan dan bahkan budaya. Melacak transfer senjata ilegal kepada kelompok pemberontak merupakan salah satu cara untuk memerangi dan mencegah suplai kepada aktor-aktor non-negara, walaupun tentu saja tidak mudah untuk menemukan data yang dengan tepat menjelaskan setiap bentuk kegiatan transfer senjata ke seluruh penjuru wilayah di kawasan ini. Melacak transfer senjata ilegal kepada kelompok pemberontak juga menekankan aliran arus internal dan eksternal dari bantuan logistik yang dapat diraih kelompok-kelompok ini. Bantuan internal dan eksternal termasuk pendanaan dan juga bantuan militer. 91 Untuk lebih jelasnya mengenai aktivitas transfer ilegal SALW ke wilayah Asia Tenggara, dapat dilihat dari masing-masing studi kasus di bawah ini.

C. Peranan Senjata Ilegal dalam Intra-state Konflik